(Lukas 4: 1-13)
Makna perjalanan sangat jelas di Lukas dan Kitab Para Rasul. Kalau Lukas menggambarkan perjalanan Kristus dari daerah Utara di Galilea, terus ke Selatan ke Yerusalem menjadi satu perjalanan yang mau dia laporkan kepada kita. Maka di dalam kitab Kisah Para Rasul, Lukas memberikan motif perjalanan gereja Tuhan dari Yerusalem terus menyebar sampai akhirnya Roma. Jadi ini adalah motif perjalanan yang unik di dalam cara Lukas menulis. Demikian juga ketika dia menulis tentang pencobaan Yesus. Dia memulai pencobaan pertama di padang gurun, batu menjadi roti, setelah itu terus lewat ke bagian kedua, yang seharusnya ketiga, tapi ditempatkan kedua, yaitu Yesus ditawarkan seluruh dunia, kemudian iblis mengatakan “sembah saya satu kali, semua kuberikan kepadaMu”. Lalu yang terakhir, yang ketiga, Lukas justru tempatkan pencobaan di atas Bait Suci, yang oleh Matius ditempatkan di nomor 2.
Mengapa Lukas menempatkan ini terakhir? Karena Bait Suci di Yerusalem dan ini menggambarkan perjalanan Kristus yang nanti akan berakhir di Yerusalem, di dalam kematianNya. Dan paralel ini dilihat Lukas sangat unik, karena Lukas melihat pencobaan iblis menyuruh Yesus jatuh dari ujung Bait Suci, kembali terjadi waktu Yesus ada di kayu salib. Di Bait Suci, Yerusalem, iblis mengatakan “jatuhkan diriMu, kalau Engkau Anak Allah, Engkau Mesias yang ditetapkan Tuhan, tidak mungkin Engkau mati, Tuhan pasti akan topang Engkau, Tuhan tidak akan biarkan kakiMu tersandung. Tuhan begitu cinta Engkau, sehingga Engkau tidak akan susah sama sekali. Engkau pasti dijaga oleh Tuhan”. Tapi Yesus tidak mau, Dia mengatakan “jangan mencobai Tuhan Allahmu”. Lalu ketika Dia sudah tiba di Yerusalem, di akhir pelayananNya, Dia difitnah di Yerusalem, Dia diputuskan harus mati oleh pengadilan di Yerusalem, dan Dia harus dipaku di kayu salib juga di Yerusalem. Di tempat yang sama Yesus Kristus diuji. Orang-orang teriak “benarkah Engkau Anak Allah? Kalau benar, turun dari salib, kami akan percaya”. Iblis mengatakan “Engkau Anak Allah, loncatlah, Tuhan tidak akan membiarkan Engkau mati”. Jadi seolah-olah bagian ini mencerminkan apa yang orang pikirkan “kalau Engkau Anak Allah, tidak mungkin Engkau disalib. Kalau Engkau Anak Allah, tidak mungkin Tuhan biarkan Engkau difitnah oleh bangsa-bangsa keji ini. Kalau Engkau Anak Allah, Tuhan tidak akan biarkan Engkau dipaku di kayu salib sampai mati, pasti Allah bertindak. Dan karena Engkau dipaku di kayu salib sampai mati, kesimpulannya Engkau bukan Anak Allah, palsu. Karena Engkau bukan dari Allah, maka Engkau dihukum Tuhan, mati di kayu salib tanpa ada pembelaan dari Tuhan”. Tapi Yesus Kristus konsisten, di pencobaan pertama, Dia menolak untuk terjun dari Bait Allah, di dalam pencobaan terakhir, Dia tetap menolak untuk lari dari salib. Itu sebabnya dia tempatkan pencobaan iblis yang meminta Dia terjun dari Bait Allah menjadi pencobaan yang terakhir, menjadi yang final, sebagaimana juga perjalanan pelayanan Tuhan Yesus menjadi final ketika Dia harus dipaku di atas kayu salib di Yerusalem. Inilah yang disusun Lukas, ini bukan kontradiksi. Kebenaran tentang Yesus Kristus disorot dari berbagai sisi dari para penulis Kitab Injil. Maka kita punya 4 saksi mengenai kehidupan Kristus, yang masing-masing punya keunikan. Matius terus membuktikan “inilah Raja yang dinubuatkan di Perjanjian Lama”, Markus terus membuktikan “inilah Anak Allah yang berkuasa atas alam dan setan”, Lukas terus memberikan fokus “inilah Dia Penebus bagi kaum pinggiran yang pergi ke Yerusalem untuk ditolak dan dimatikan”, Yohanes memberikan fokus “inilah Dia yang menyatakan Allah Bapa di sorga dengan sempurna, engkau mau melihat Bapa, lihatlah Orang ini”. Maka semua kitab ini memberikan tentang gambaran satu Kristus yang sama dan satu kehidupan yang sama, tetapi disorot dengan cara yang sangat kaya.
Yesus diuji kedua kalinya adalah ketika Dia dibawa oleh iblis di tempat yang tinggi, lalu iblis menunjukkan seluruh kemewahan dunia ini. Di dalam ayat ke-5 dikatakan dalam sekejap mata iblis memperlihatkan semua, dia menunjukkan “lihat betapa hebatnya dunia, lihat betapa mewahnya dunia ini sudah berkembang”. Dan ini semua dipamerkan, kemudian iblis mengklaim “semua dari saya, Engkau mau? silahkan, aku akan berikan kepadaMu. Dan kalau Engkau mau dapat syaratnya cuma 1, sembah aku satu kali, aku akan berikan semuanya kepadaMu. Sujudlah kepadaku, maka semuanya ini akan kuberikan kepadaMu. Semua ini kuberikan, Engkau akan menjadi tuan atas seluruh bumi tanpa bersusah payah. Harus ke salib? Tidak. Harus menebus dosa manusia? Tidak. Aku persembahkan semua asal sembah saya satu kali”, ini tawaran yang penuh dengan kontradiksi. Karena dari awal iblis sudah digambarkan sebagai satu pribadi yang penuh dengan dusta dan kebohongan. Iblis sangat licin mendustai manusia, sehingga orang tidak sadar iblis sedang berdusta. Saya pernah membaca satu artikel Carl Trueman dari Westminster, dia menulis mengapa teori konspirasi begitu populer di tengah masyarakat, jawabannya adalah teori ini memberikan alternatif yang menyenangkan yaitu bahwa aku berada di dalam dunia di mana aku penting, karena orang bersusah payah untuk menipu aku, berarti aku berharga. Maka Saudara harus hati-hati, yang benar dianggap bohong, yang bohong dianggap benar, lalu semua dikaburkan, akhirnya kita dengan enteng mengatakan “sudahlah, tidak ada yang bisa dipercaya”. Kalau Saudara bisa klaim tidak ada lagi yang bisa dipercaya, Saudara harus masuk di dalam bentuk relativisme di mana “apa yang saya pilih untuk percaya itu yang paling benar”, ini bahaya. “Saya percaya ini pasti benar”, “buktinya apa?”, “tidak perlu bukti, saya sudah tahu permainannya. Bukti bisa dipalsukan, saya tidak percaya. Pokoknya saya tahunya begini”. Jadi akhirnya kita menjadi begitu percaya kepada diri dan begitu meragukan semua yang lain, ini bentuk dari paranoia. Saudara jangan menjadi paranoia, kembali kepada cara pikir yang sehat dan benar, karena Allah yang benar adalah Allah yang menuntut kita mempunyai cara berpikir yang sehat dan benar. Tapi kalau Saudara mengatakan “semua tidak benar, yang benar adalah saya”, akhirnya Saudara menjadi seorang dengan mental delusi yang begitu berat dan akhirnya kita makin jauh dari kebenaran.
Mari kita belajar kembali kepada kebenaran. Dan seluruh kekacauan di dunia terjadi karena dusta iblis masuk di dalam kehidupan manusia. Dan dusta iblis yang mengatakan “ragukan kebenaran Tuhan, percaya kepada saya. Tahu tidak, sayalah yang paling setia kepada kamu, sayalah yang memberitahukan kepadamu konspirasi Tuhan mau mencegah manusia menjadi Tuhan, makanya buah itu tidak membuat kamu mati, tapi membuat kamu bertumbuh di dalam pengertian, engkau tahu siapa Allah, engkau akan tahu mana yang benar dan salah, dan engkau akan menjadi seperti Allah”. Padahal kalau kita urutkan dengan baik-baik, semua argumen ini tidak masuk akal. Iblis paling pintar membuat variasi dari kebenaran “kamu percaya kebenaran A, ada yang lain, jangan cuma percaya ini. Kamu percaya Kristen benar, ada Kristen yang lain yang lebih maju dari pada Kristenmu, jadi kamu tidak boleh terlalu yakin apa yang kamu imani itu benar”. Dia akan membuat kita ragu terus, lalu kita menjadi bingung, kemudian kita menjadi orang yang dikelabui oleh setan. Ini cara pertama, dia buat versi lain dari kebenaran. Cara kedua, dia tawarkan apa yang kedagingan kita ingin, dia tidak pernah tawarkan apa yang kita perlu. Apa bedanya iblis dengan Tuhan? Tuhan menawarkan semua yang membuat kerohanian kita bertumbuh, iblis menawarkan semua yang membuat kedagingan kita dipuaskan. Itu sebabnya kalau Saudara melihat tawaran yang bersifat kedagingan, ini bisa dipastikan adalah pengikut metode dari iblis. Tapi kalau Saudara ada tawaran-tawaran yang membuat rohani kita bertumbuh di dalam Tuhan, inilah tawaran dari Tuhan yang memanggil kita kembali.
Maka iblis dengan berani mengatakan “lihat seluruh dunia, semua milik saya”. Mengapa bisa milik iblis? Orang akan menjawab “iyalah, lebih banyak orang yang menyembah setan dari pada menyembah Tuhan. Lebih banyak orang yang punya agama yang tidak benar dari pada orang yang beriman kepada Tuhan yang sejati”. Berarti dunia sudah jatuh dalam kuasa setan. Dalam dunia Perjanjian Baru memang ada pengertian bahwa roh jahat adalah penguasa udara yang menghambat relasi kita dengan Tuhan. Roh jahat yang membuat seluruh bangsa tersesat kemudian berada dalam kekacauan. Tapi ini tidak berarti roh jahat boleh mengklaim semua kemajuan budaya yang dimiliki oleh manusia, ini yang kita harus hati-hati. Apakah manusia boleh mengembangkan budaya? Boleh. Apakah budaya dari setan? Tidak. Di dalam Alkitab dikatakan Tuhan menciptakan langit dan bumi, Tuhan menempatkan manusia di bumi, Tuhan menempatkan manusia di dalam taman. Dalam Kitab Wahyu dikatakan Tuhan mendirikan kota yang baru. Di dalam Kejadian, Tuhan membuat taman. Di dalam Kejadian, hal yang Tuhan berikan kepada manusia adalah alam. Di dalam Wahyu, hal yang Tuhan genapi bagi manusia adalah budaya. Alam-budaya, taman-kota. Dari taman ke kota itu merupakan rencana Tuhan. Itu sebabnya hal yang alamiah lalu menolak semua perkembangan budaya, itu bukan dari Tuhan. Ada orang mengatakan “back to nature, kita harus hati-hati terhadap semua bentuk teknologi. Semua teknologi itu membuat manusia rusak, membuat manusia hancur, membuat cancer, membuat sakit jantung, dan semuanya. Yang alamiah itu yang baik”, termasuk obat. Kalau kita makan obat yang berasal dari teknologi, lalu ini merupakan sesuatu yang sudah diselidiki oleh para ahli, membuat artikel yang secara publik bisa diserang siapa pun dan akhirnya terbukti benar setelah bertahun-tahun riset, itu adalah teknologi, itu pasti ngaco, mendingan pakai yang alami. Alami itu seperti obat dari nenek moyang, meskipun tidak tahu isinya apa, tapi kalau minum ini pasti sembuh semua, penyakit apa pun itu. Jadi waktu kita mengatakan back to nature lebih baik? Itu belum tentu Alkitabiah. Perkembangan teknologi adalah dalam rencana Tuhan. Tuhan mau yang tadinya alamiah menjadi semaju kota yang begitu canggih dan baru tetapi tidak merusak alam. Maka Tuhan mau perkembangan teknologi terus, dan alam boleh menjadi lestari. Tuhan mau manusia mengembangkan kota tapi dengan tidak merusakan bumi ini. Ini yang harus terjadi. Jadi ada perkembangan budaya itu semua dari Tuhan. Dan manusia diberikan satu kemampuan luar biasa untuk kembangkan terus apa yang ada di sekeliling.
Maka manusia bisa lebih bertahan dari binatang mana pun karena kemampuan ini. Jadi bukan kemampuan adaptasi natural, tapi kemampuan adaptasi yang menciptakan kembali apa yang Tuhan sudah ciptakan. Ini kemampuan tidak bisa dibendung dan tidak mungkin boleh dibendung. Dan ini bukan miliknya setan. Perkembangan budaya bukan milik setan, perkembangan budaya semua berasal dari Tuhan. Semua yang baik, semua yang agung, semua yang suci, itu semua datangnya dari Allah, Sumber segala Terang yang di dalamnya tidak ada perubahan atau pun bayangan perubahan. Tapi di bagian ini iblis yang klaim, semua yang bagus-bagus dia katakan “lihat, ini milik saya, semua kebudayaan diserahkan kepadaku”, padahal tidak pernah menjadi miliknya. Tapi semua dia klaim dengan keyakinan, seolah-olah yang dia katakan itu benar “ini semua milikku, sekarang aku berikan kepadaMu”. Tapi faktanya adalah semua milik Tuhan, tapi yang rusak itu dari dia. Maka iblis paling pintar tipu manusia, seolah-olah semua yang baik itu berasal dari dia. Di dalam pengertian yang salah, kita akan mudah ditipu oleh iblis. Kita merasa semua yang sudah ada di dunia ini pasti karyanya dia, dan kalau mau menikmati, saya harus dekat kepada dia. Maka sampai sekarang orang terus cari roh-roh di laut atau roh-roh di gunung, sembah untuk bisa dapat uang lebih. Jadi jangan pikir setan punya kuasa, dia cuma nebeng nama. Maka jangan takut sama setan, takutlah kepada Tuhan. Iblis itu tidak punya kuasa apa pun, lalu orang dibodoh-bodohi oleh dia sendiri “sembahlah aku, kamu akan terima bisnis sukses. Sembahlah aku, kamu akan terima tambahan uang. Sembahlah aku, aku akan membuatmu tambah kaya”. Tapi sebenarnya yang tambah kaya itu adalah Tuhan. Saudara minta iblis untuk tambahkan kekayaan, nanti yang tambah kekayaan bukan iblis, tapi Tuhan yang beri untuk membuat Saudara makin terjerumus, ini bentuk hukuman dari Tuhan. Jangan pikir kalau Saudara minta uang lalu mendapatkan uang itu artinya Tuhan baik, Tuhan sedang menghukum engkau. Lalu uangmu yang tambah banyak membuat hidup makin susah, makin sengsara, makin dikuasai oleh serakah, makin tidak nyaman dan akhirnya mengatakan “semua uang ini membuat hidupku makin menderita”, baru Saudara tahu Saudara sedang dihukum Tuhan. Ada orang menjadi kaya, justru kekayaannya adalah bentuk hukuman dari Tuhan. Ada orang makin sukses, kesuksesannya justru bentuk hukuman dari Tuhan. Saudara kalau baca di Kitab Raja-raja, Raja Yerobeam yang kedua, lalu Raja Ahab, dua-duanya adalah raja yang sangat sukses, kaya luar biasa, makin kaya makin sembah berhala, makin kaya makin rusak moral. Dan disitu mereka akhirnya mati dengan cara yang sangat tragis, ini cara Tuhan.
Jadi jangan pikir iblis mempunyai kuasa apa pun, iblis hanya bisa membuat semua menjadi rusak, iblis hanya membuat semuanya jadi hancur. Itu sebabnya ketika iblis menawarkan “lihat semua kebaikan dunia ini, kemegahannya”, Tuhan tahu kemegahan itu bukan karya iblis, tapi karya Tuhan. Tuhanlah yang membuat manusia mampu membuat budaya begitu hebat, Tuhanlah yang membuat manusia mampu membuat budaya begitu luar biasa. Tetapi iblislah yang bekerja di dalam hati manusia membuat manusia menjadi serakah, sehingga kemajuan budaya merusak segala sesuatu di sana. Kadang-kadang kita membuat pemisahan, kalau Tuhan itu yang kaku, menderita, pikul salib, tidak ada kesenangan, tapi nanti di sorga baru ada kesenangan. Kalau setan, happy-happy, penuh bahagia, hedonistic, tapi nanti di neraka sengsara. Pilih mana, di sini senang-senang tapi di neraka sengsara, atau di bumi sengsara, nanti di sorga senang-senang? Kedua-duanya bukan ajaran Alkitab. Alkitab mengajarkan orang yang datang kepada Tuhan, di bumi penuh sukacita, di sorga dapat lagi sukacita. Yang mengikut iblis, di bumi sengsara, selesai dari bumi, ketemu iblis menjadi orang hukuman sama-sama. Kalau Saudara masih punya pola pikir yang salah, Saudara akan mudah ditipu oleh iblis. Orang yang senang dapat hibahan mendadak, itu bukan orang yang punya kualitas mental yang baik. Jadi jangan senang kalau dapat harta dadakan, jangan senang kalau dapat jalan pintas untuk mendapatkan harta. Tapi Alkitab mengatakan paling bahagia itu bukan terima langsung, yang proses itu bahagia, yang bisa punya kemampuan membagi dari hasil jerih payahnya itu lebih bahagia. Maka mari kita belajar menghargai apa yang Tuhan mau berikan kepada kita. Kalau setia sama Tuhan, Saudara tidak mungkin ditinggalkan oleh Tuhan.
Maka waktu iblis tawarkan “lihat seluruh dunia ini, sembah aku satu kali, aku berikan semuanya kepadaMu”. Yesus tidak memberikan perhatian kepada dunia yang ditawarkan, Yesus memberikan perhatian pada sembah “masa Aku harus menyembah kepadamu, ada tertulis engkau harus menyembah Tuhan dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti”. Yesus memberikan sorotan kepada yang ini karena kerinduan Yesus Kristus adalah menyembah Tuhan Allah. Maka setiap hal yang Dia dengar dari pembicaraan yang iblis bawakan, tidak ada yang mengusik Dia, kecuali fakta bahwa Dia harus menyembah yang lain. Maka Dia mengatakan “tidak, Aku hanya boleh menyembah Allah”. Saudara kalau berbicara dengan orang lain, Saudara pasti akan menemukan orang itu baru berespon dengan teliti ketika Saudara membahas apa yang dia suka. Hal yang sama terjadi pada kerohanian kita, kita set telinga kita hanya untuk sesuatu yang kita suka. Maka waktu Yesus Kristus mendengar kalimat dari iblis, telinganya langsung tangkap “kamu suruh Aku sembah engkau? Aku tidak mungkin lakukan”, langsung Dia bahas hal itu. Dia mengatakan “sembahlah hanya Tuhan dan tidak mungkin sembah yang lain selain Tuhan”, karena persepsinya diseleksi hanya untuk hal-hal yang berkait dengan menyembah Tuhan. Yesus Kristus menawarkan kepada kita bagaimana hidup dengan menikmati apa yang Allah mau berikan, ini membuat iman kita bertumbuh. Sedangkan iblis mengajarkan hidup dengan cara melayani apa yang hawa nafsu inginkan, apa yang kedagingan inginkan. Kedagingan ingin kaya, ingin menikmati hal-hal yang pelampiasan hawa nafsu, kedagingan ingin diri ditonjolkan, kedagingan ingin diri dihormati. Tapi kerohanian mengatakan ingin Tuhan berkenan kepada saya. Mari kita cari apa yang berkenan untuk pertumbuhan kerohanian kita. Tuhan selalu tawarkan apa yang perlu untuk rohani kita bertumbuh. Kalau kerohanian kita bertumbuh waktu Tuhan memelihara dan menopang, Tuhan pasti akan peliara dan topang. Dan kalau kerohanian kita bertumbuh ketika pemeliharaan dan topangan Tuhan sepertinya tidak nyata, maka itu pun Tuhan akan lakukan supaya kerohanian kita bertumbuh. Kalau kerohanian kita bertumbuh karena keadaan lingkungan kita yang begitu sulit dan begitu menjepit kita, Tuhan akan lakukan itu yang penting kerohanian Saudara bertumbuh. Maka Dia kerjakan apa yang perlu supaya kerohanian kita bertumbuh. Sedangkan iblis hanya menawarkan apa yang hawa nafsu inginkan.
Saudara pilih mana? Harus pilih Tuhan. Kalau pilih Tuhan tidak dapat uang banyak? Bisa dapat, bisa tidak. Bisa kaya, bisa miskin, tapi yang pasti tidak mungkin kehilangan penyertaan Tuhan. Orang yang lurus hidupnya mengikuti Tuhan, tidak mungin Tuhan tinggalkan. Saudara mungkin alami sendiri, banyak orang licik di sekitar Saudara melakukan banyak hal, tapi akhirnya mereka tidak mendapatkan apa yang mereka mau. Saudara ikuti jalan Tuhan, pelan-pelan Tuhan bukakan pemeliharaan yang ajaib, ini selalu terjadi kepada orang-orang yang mau setia kepada Tuhan. Tuhan sudah mengatakan “apa yang Aku berikan kepadamu akan Aku berikan dengan limpah, supaya engkau tetap di dalam Aku dan bertumbuh di dalam Tuhan”. Jadi tidak perlu takut Tuhan tidak akan pelihara. Saudara ikuti apa yang Tuhan mau, tidak mungkin Tuhan biarkan. Tidak mungkin Tuhan biarkan tanpa ada topangan tangan Tuhan. Inilah yang Tuhan Yesus ajarkan, jangan dengar godaan iblis yang menawarkan jalan pintas, ikuti Tuhan dan Yesus yang sudah menjadi contoh kemenangan bagi kita yang menjalani apa yang Tuhan mau. Kiranya Tuhan menguatkan iman kita melalui teladan hidup Kristus.
(Ringkasan ini belum diperiksa oleh pengkhotbah)