(Lukas 15: 1-7 )
Di dalam pasal 15 kita melihat Tuhan Yesus memberikan 3 perumpamaan. Tetapi 3 perumpamaan ini adalah 3 perumpamaan yang saling berkait. Yesus menceritakan 3 perumpamaan ini untuk menjawab pertanyaan yang dikemukakan orang Farisi. Dalam ayat ke-2 orang Farisi mengatakan Yesus menerima orang berdosa dan makan bersama mereka. Mereka menyatakan keberatan “mengapa Tuhan bergaul dengan orang-orang berdosa ini, mengapa Tuhan makan bersama orang-orang pemungut cukai dan orang-orang lain yang kami tolak dalam masyarakat kami?”. Lalu Yesus menyatakan pembelaan dengan memberikan 3 cerita yang sangat kita kenal. Dalam ayat 1 dikatakan pemungut cukai dan orang berdosa biasanya datang kepada Yesus untuk mendengarkan Dia. Kelompok orang yang mengikuti Yesus adalah orang-orang yang punya masa lalu buruk. Mereka punya masa lalu yang kacau dan mereka sudah dinilai sebagai orang yang hina karena masa lalu mereka yang sangat jelek itu. Tapi ketika mereka sudah datang kepada Tuhan Yesus, Tuhan tidak tolak mereka. Tuhan ambil mereka dan masukan mereka menjadi murid, meskipun bukan murid utama tapi menjadi bagian dari kelompok yang mengikuti Yesus. Dan ini yang membuat orang Farisi sangat keberatan, mereka mengatakan “kami tidak setuju kalau Tuhan mengaku Mesias tetapi bergaul dengan orang-orang berdosa ini”. Mengapa mereka keberatan? Karena mereka tidak mau melihat kelompok Israel yang inti, yang mau kembali kepada Tuhan dikacaukan oleh orang-orang yang berdosa. Sehingga mereka menolak Tuhan bergaul dengan orang-orang berdosa. Tapi waktu Tuhan Yesus bergaul dengan siapa pun, Dia tidak terlalu pikir apa yang orang pikirkan. Dia mengerjakan dengan sangat berani apa yang Tuhan sudah nyatakan. Dan ketika Dia diundang pemungut cukai, Dia ikut makan dengan pemungut cukai. Waktu diundang makan oleh seorang Farisi, Dia pun datang. Dia tidak membiarkan diriNya menjadi milik dari salah satu kubu, tapi dengan seimbang melayani semua.

Yesus adalah Tuhan, Mesias yang memimpin orang-orang berdosa. Yesus juga Mesias yang memimpin orang Farisi. Yesus adalah Juruselamat bagi orang-orang pemungut cukai. Yesus juga Juruselamat bagi orang Farisi. Sehingga Dia tidak membuat diriNya menjadi pro terhadap yang satu dan mengabaikan yang lain. Dia adalah milik semua golongan. Itu sebabnya Tuhan Yesus makan bersama orang Farisi, Dia juga makan bersama pemungut cukai. Dia menolak untuk pilih salah satu dan mengabaikan yang lain. Tapi orang Farisi sangat keberatan karena makan bersama bagi mereka itu adalah sesuatu yang sangat krusial. Makan bersama menunjukan kesatuan identitas, menunjukan bahwa mereka adalah umat yang sama yang berbagian di dalam pekerjaan Tuhan ketika Tuhan akan menggenapkan pekerjaanNya di bumi. Tuhan akan menggenapkan pekerjaanNya di bumi dan pengharapan nanti ketika Tuhan akan pulihkan keadaan di sini, Tuhan akan singkirkan banyak orang dan panggil sebagian orang yang beriman untuk kumpul, makan bersama-sama dengan Abraham, Ishak, Yakub. Orang Farisi merasa dirinya yang dipanggil Tuhan, “kami pasti boleh datang, kami pasti boleh masuk, kami pasti terlibat di dalamnya”. Tapi dalam kalimat di Matius, yang tadi dibacakan oleh liturgis, Tuhan Yesus mengatakan “orang dari luar akan datang dan anak kerajaan dilempar ke luar”, ini heran. Jadi apa gunanya kita jadi orang Israel kalau ternyata dilempar keluar? Atau kalau kita tafsirkan dalam zaman kita, apa gunanya saya jadi orang Kristen kalau tidak pasti mendapatkan tempat dan akhirnya dilemparkan ke luar? Orang-orang mulai berdiskusi “Yesus itu tidak benar, Dia tidak mungkin Mesias”. Dan Tuhan tahu yang mereka diskusikan, maka Tuhan menceritakan 3 perumpamaan ini. Perumpamaan pertama, Dia langsung bercerita untuk menjawab keberatan mereka dan Dia mengatakan “siapa diantara kamu yang punya 100 ekor domba yang jika hilang seekor, tidak pergi dan mencari?”. Saudara harus tahu di dalam latar belakang abad ke-1 tidak semua gembala hobi mencari domba. Karena banyak gembala upahan, gembala upahan itu bahkan lebih banyak. Jadi ada gembala yang tidak tahu mau kerja apa lagi, pernah jadi penjahat, lalu tidak diterima dimana-mana, dan mereka mau jadi gembala, akhirnya dibayar. Ini gembala upahan dan banyak orang adalah gembala upahan. Sehingga kalau Tuhan Yesus kalau tanya kepada kelompok gembala, “siapa diantara kamu yang punya 100 domba, kalau satu hilang akan dicari?”, mungkin tidak ada yang angkat tangan. Mengapa Tuhan menanyakan hal ini, padahal kebiasaan gembala di abad kesatu kebanyakan dari mereka tidak terlalu peduli cari domba. Mengapa mereka tidak mau cari domba? Karena pada zaman itu salah satu ancaman bagi manusia yang cukup besar adalah singa. Ada singa yang hidup di Turki, Israel sampai ke Mesopotamia, ini singa bukan singa Afrika, sekarang katanya sudah punah. Ini sangat bahaya, sehingga kalau ada domba yang hilang, dibiarkan saja, kemungkinan sudah dimakan singa, tidak ada gunanya dicari. Mereka tidak akan terlalu repot mau cari.

Mengapa Tuhan tanya ini? Karena Tuhan tidak bicara di depan gembala, Tuhan sedang bicara di depan orang Farisi. Jadi yang Tuhan sedang sindir adalah orang Farisi dan ada konteks Perjanjian Lama untuk mengerti ini. Konteksnya ada di dalam Kitab Yehezkiel. Di dalam Kitab Yehezkiel dikatakan ketika Tuhan marah kepada orang Israel, orang pertama yang Tuhan akan hukum adalah gembala. Gembala adalah raja, imam dan para petinggi agama. Dan Tuhan mengatakan “hai kamu gembala yang jahat, kamu pelihara domba yang gemuk”, maksudnya rakyat yang kaya atau jemaat yang sukses, “tapi kamu biarkan yang kurus tersesat. Kamu biarkan domba yang kuat menindas yang lemah. Kamu biarkan ini terjadi, kamu ambil keuntungan dari domba-domba. Kamu habisi mereka, kamu kacaukan mereka dan kamu biarkan mereka terserak ke bangsa lain. Maka Aku akan hakimi kamu”, Tuhan marah sekali. “Kamu gembala bayaran, kamu gembala palsu, kamu gembala yang akan Aku hakimi. Dan kamu akan Aku ganti semua. Aku akan dudukan gembalaKu yaitu Daud untuk menggembalakan umatKu”. Jadi Tuhan paling marah bukan kepada jemaat, tapi kepada hamba Tuhan dulu dan para pemimpin politik. Menurut tradisi di Israel, gembala itu akan main musik untuk domba. Jadi kalau Saudara baca Daud main musik, jangan pikir Daud main musik untuk mengusir kebosanan, kadang-kadang ada gembala yang main musik untuk dombanya. Jadi dombanya sudah kumpul dan dia mulai main musik. Lalu biasanya gembala seperti ini akan ganti satu per satu dombanya akan dipangku, dipeluk, sehingga semua domba merasa gembalanya sayang padanya. Itu yang terjadi, ada gembala yang seperti ini. Dan gembala yang seperti ini bukan hanya tahu nama domba-dombanya, domba pun tahu suara gembalanya. Waktu dipanggil namanya, domba itu akan ikut karena tahu waktu gembala panggil ini berarti kumpulan itu akan pergi, dan siapa yang ketinggalan bisa dalam bahaya. Domba itu binatang yang sering asyik sendiri sehingga lupa untuk lihat gembalanya ada di mana. Terlalu asyik makan rumput, maka akan semakin jauh. Lalu gembala akan memakai tongkat yang ada kait untuk tarik kembali dan domba itu akan kembali. Tapi kadang ada domba yang keasyikan makan, makin lama makin jauh, baru dia sadar “saya sudah dimana? Saya ingin kembali pulang tapi tidak bisa”, makin jalan makin jauh, makin jalan makin tersesat, makin jalan makin terpisah dari kelompok. Maka ketika kelompok itu sudah masuk, gembala akan panggil nama mereka satu per satu. Setelah semua masuk, kurang satu, gembala yang baik akan cari, dia akan telusuri jalan utama untuk balik ke tempat terjauh, lalu dia akan mulai jalan ke utara, ke selatan atau ke satu arah satu arah lagi, dia akan sisir jalan itu lagi sesuai dengan kemampuan dombanya, dan berharap jalan yang dia pilih pertama itu adalah jalan yang tepat. Dan gembala yang baik kalau cari domba itu sambil teriak, tidak diam-diam. Dia akan teriakan nama dombanya itu terus, lalu kalau domba tersesat, dia juga akan teriak-teriak, dia akan cari dimana gembalanya, semoga gembalanya bisa mendengar. Dia akan terus bersuara, ini domba yang hilang. Banyak orang baca kisah ini tapi tidak mengerti. Orang mengatakan “saya sudah lama tidak ke gereja, kok hamba Tuhan tidak cari saya, mengapa domba yang hilang tidak dicari?”, karena domba yang hilang tidak pernah merasa begitu. Domba yang hilang selalu merasa ingin kembali. Yang tidak mau kembali bukan domba yang hilang.

Di dalam kisah Tuhan Yesus, orang Farisi marah-marah “mengapa Engkau makan dengan para pelacur?”, itu fitnah, Yesus tidak makan dengan pelacur, Yesus makan dengan pelacur mau bertobat. Yesus tidak makan dengan sembarang pemungut cukai, Yesus makan dengan pemungut cukai yang mau bertobat. Yang tidak mau bertobat itu bukan domba yang hilang, itu orang Farisi yang Tuhan akan usir. Jadi Saudara harus pintar-pintar melihat “saya ini ada dimana?”. Orang yang mengatakan “gereja ini tidak benar, mana departemen penggembalaan kok tidak kunjungi saya? Ini kan domba hilang”. Domba yang hilang tidak merasa dirinya harus dikunjungi, dia merasa dirinya harus cari jalan untuk kembali. Dan waktu dia mencoba mencari jalan kembali, dia mati-matian mencari, dia akan bersyukur ketika menemukan jalannya. Ke gereja saja tidak mau, tapi menuntut dikunjungi. Yang dicari adalah domba yang hilang, yang teriak-teriak minta pulang. Dombanya ingin pulang tapi tidak bisa. Ada domba yang memang ingin hilang, dicari pun kabur. Kalau kita adalah domba yang ingin bertemu Sang Juruselamat, tapi tidak tahu jalannya kemana, kitalah domba itu. Dan jangan kuatir, untuk kita pun Tuhan sedang cari. Tuhan sedang cari dombaNya yang hilang. Tuhan tidak cari kambing, Tuhan tidak cari orang yang tidak merasa berdosa, Tuhan tidak cari orang yang membenarkan diri. Tuhan cari siapa yang hancur hati, mau ketemu Tuhan tapi tidak tahu bagaimana, Tuhan akan cari. Banyak kali contoh dari orang-orang yang kembali kepada Tuhan menunjukan kisah ini. Orang ingin bertemu Tuhan, ingin kembali, sudah tidak tahu karena hidup sudah terlalu kacau, ingin kembali. Dan ketika bertemu dengan Tuhan, orang yang seperti ini menjadi orang yang setia bukan main. Sehingga waktu saya mencari dan gereja mencari, kemudian bertemu, itu membuat saya benar-benar bersyukur, saya belajar satu hal ternyata Tuhan juga cari saya. Ini yang dialami oleh domba-domba itu, dia teriak-teriak tidak tahu mau kemana, tiba-tiba dia dengar suara gembalanya sudah dekat. Domba itu senang sekali, “ternyata ada yang cari, saya sudah bertemu dengan gembala yang mencari saya”, itu adalah sukacita yang besar. Dan biasanya gembala itu akan langsung peluk domba itu dan umumnya akan ditaruh di pundaknya sebagai pernyataan kasih sayang. Jadi kisah itu memang umum, ada gembala yang sayang dombanya, sehingga dia rindu domba-dombanya itu tetap berkumpul dalam kumpulan yang sama. Dia akan bawa domba itu, ketika sampai di rumah, dia akan sebarkan berita “semua orang harap datang, ternyata domba yang hilang sudah ketemu, mari kita membuat perayaan”.

Lalu Yesus menutup dengan mengatakan “Aku berkata kepadamu, demikian juga akan ada sukacita di sorga karena satu orang berdosa yang bertobat, lebih dari sukacita karena 99 orang benar yang tidak memerlukan pertobatan”. Kalimat ini pun harus ditafsirkan berdasarkan Perjanjian Lama. Di dalam Perjanjian Lama, Israel dipulangkan oleh Tuhan dari Persia ke Tanah Perjanjian. Lalu mereka mulai membangun bait, kemudian mereka bersukacita. Tapi bait yang mereka bangun, bait yang kedua ini, jauh lebih kecil dari pada baitnya Salomo. Bait Suci di Israel itu karena Herodes yang membangun di abad ke-1 sebelum masehi. Tapi abad ke-4 sebelum masehi, waktu mereka pertama kali datang, Ezra dan Nehemia menjadi pemimpin untuk bait dibangun, baitnya kecil sekali. Maka mereka sedih sekali mengapa baitnya sekecil ini. Tapi mereka dipaksa dengan kalimat ini, “bersukacitalah kamu karena sorga bersukacita melihat kamu pulang”. Jadi sorga bersukacita karena Israel dipulihkan, kerajaan itu dipulihkan. Tapi orang Israel bingung, kalau kerajaan sudah pulih, sukacita kami masih kurang karena ini kecil sekali, kota kami kecil sekali, musuh begitu banyak, orang kembali ke Yerusalem begitu sedikit, berbeda dengan masa lalu, masa jaya mereka. Banyak tulisan para nabi yang mengulangi-ulangi itu, “ayo tetap bersukacita karena sorga bersukacita. Sekarang bait terlihat kecil, tidak apa-apa, tapi kamu harus bersukacita karena sorga bersukacita”. Maka untuk mendorong orang bersukacita, pemimpin-pemimpin Israel mengatakan, “sorga bersukacita karena Israel pulih”, kalimat ini yang Tuhan pakai. Tuhan mengatakan “tahu tidak sorga bersukacita??”, iya, karena Kerajaan Allah dipulihkan. Tapi Kerajaan Allah dipulihkan bukan dengan tempat, bukan dengan bait, tapi dengan Sang Raja yang hadir. Raja hadir itu yang akan membuat Israel sukacitanya besar sekali.

Itu sebabnya ketika Yesus datang mengendarai keledai, masuk ke Yerusalem, seluruh Yerusalem gempar lalu bersorak, “hosana bagi Anak Daud, hosana bagi Mesias”, inilah sukacita yang diharapkan. Karena ketika Israel sudah pulih, sudah ada Bait Suci, sudah ada Yerusalem, belum ada Raja, mereka masih menunggu, “mana Rajanya? Nanti kalau Raja sudah datang kami akan bersukacita besar sekali”. Kerajaan ini tidak pulih karena punya bait, atau karena punya kota besar yaitu Yerusalem, tapi karena ada orang berdosa yang dipanggil kembali. Maka Kerajaan Allah menjadi besar karena hal ini, terus menyebar karena hal ini. Memanggil banyak orang ke dalam meskipun orang itu tidak layak. Ini yang Yesus sedang ceritakan, Dia menceritakan tentang gembala yang membawa pulang domba lalu sorga bersukacita. Orang Farisi disini tertusuk sekali, karena mereka tidak ikut bersukacita bersama sorga, padahal Tuhan sudah balikan orang-orang berdosa yang sekarang kembali kepada Dia. Itu sebabnya pertobatan manusia dan sambutan dari Tuhan itu menjadi tanda Kerajaan Tuhan sedang dinyatakan, Kerajaan Allah sedang dikonfirmasi ada di dunia ini, dan orang-orang dipanggil untuk datang kepada Dia. Itulah saat gembala menggendong dombanya pulang. Maka saya mau tanya, Saudara cari rumput dan iar sampai kemana? Banyak domba cari rumput dan air, tidak cari Tuhan. Cari rumput dan air banyak versi. Banyak yang cari rumput dan air dalam bentuk kehebatan akademis, kesuksesan dalam studi. Ada yang cari rumput dan air dalam bidang usaha, kesuksesan untuk maju, kesuksesan untuk besar. Ada yang cari rumput dan air di dalam kenyamanan palsu, keamanan palsu, sukacita palsu, dalam damai sejahtera palsu yang ditawarkan oleh dunia. Dunia tidak pernah tawarkan damai, dunia cuma menawarkan kesengsaraan, tapi tidak banyak yang tahu. Saudara sedang mendapatkan kue beracun dari dunia, dan Saudara telan semuanya karena Saudara tidak tahu jahatnya dunia ini. Yang baik hanya Tuhan. Tapi mengapa ketika yang baik panggil kita, kita tidak mau datang? Kita tersesat, karena kita melihat kue yang enak, tapi kita tidak tahu ini diberikan oleh setan untuk mematikan kita. Sampai saatnya sadar sudah terlalu jauh, mau pulang pun sudah tidak bisa. Di dalam banyak sekali tentang gambaran domba yang hilang. Selalu ada gambaran domba yang hilang itu dikejar oleh binatang buas atau mendengar suara binatang buas, itu bukan hal yang mengada-ada, memang itu yang terjadi. Ketika sudah sore, binatang akan keluar dan dia paling suka mengejar domba tersesat yang sedang teriak-teriak. Maka ketika dia tersesat, dia terus berteriak, dan singa mendengarnya. Dan domba tidak punya kekuatan untuk membela diri, sehingga dia akan menjadi mangsa yang paling enak. Saudara coba angkat kepala, sekarang Saudara sedang kejar rumput, kejar air, kejar rumput, kejar air, sadarkah kita kalau kita sudah jauh dari Tuhan? Sadarkah kalau kita sudah kehilangan Sang Gembala, sadarkah kita kalau kawanan itu sedang berjalan ke arah yang lain dipimpin oleh Gembala yang mengasihi, dan kita sedang ke jalur yang lain, mendekat ke binatang buas yang akan membunuh kita. Pada saat itu saya minta Saudara angkat kepala dan sadari engkau sedang tersesat. Kalau engkau sadar sedang tersesat, engkau akan merasa harus mencari jalan pulang. kalau engkau sadar sedang tersesat, engkau tidak akan main-main lagi, engkau mengatakan “saya harus kembali lagi kepada Tuhan saat ini, tidak ada lagi cara yang lain, tidak ada jalan lagi yang sesat, saya mau kembali”. Tapi Saudara akan sadar satu hal, Saudara tidak tahu jalan kembalinya. Orang-orang seperti ini harus didoakan, harus diperhatikan. Dan ketika Tuhan utus gerejanya untuk menjangkau, orang ini akan penuh sukacita, “ternyata Tuhan memang cari saya”. Mari taat datang kepada Tuhan dan biarlah Sang Gembala itu menggendong kita untuk kembali ke kawanan yang sejati. Tuhan memberkati, memimpin dan mendorong Saudara untuk menjadi umat yang setia kepada Tuhan.

(Ringkasan ini belum diperiksa oleh pengkotbah)