Kita sudah sampai pada bagian ketika Tuhan Yesus menuju kayu salib. Ini adalah bagian yang sangat mengharukan karena Yesus harus memikul salibNya dalam keadaan sangat sulit. Dia sudah mendapatkan hukuman cambuk yang anggapan dari Pilatus akan membuat orang Yahudi berhenti menuntut penyaliban Yesus. Cambuk yang dialami Yesus sangat berat, sebab ini adalah cambuk Romawi, bukan cambuk Yahudi. Cambuk Yahudi adalah cambuk yang hanya boleh mendapatkan cambukan maksimal sampai 40. Tapi cambuk Romawi tidak demikian, cambuk Romawi sering kali dilakukan dengan cara kompetisi. Para tentara Roma akan menunjukan kemampuannya mencambuk lebih dari yang lain. Cambuk yang berat dengan ujung yang banyak tali, di ujungnya ada tulang, gigi dari binatang buas dan ada juga kait yang sangat tajam, sehingga waktu ini dicambukan ke badan, badan akan terkoyak oleh karena banyaknya benda-benda tajam di ujung tanduk ini. Lalu tentara akan mencambuk dengan kekuatan besar sampai mereka tidak sanggup lagi. Dan mereka akan adu, terakhir teman mereka mencambuk sampai 100 kali, “saya akan lewati rekor itu, saya akan sampai 105 kali”, jadi mereka akan menunjukan kehebatan dengan mencambuk. Ini bukan cambuk 40 kurang 1, ini adalah cambuk yang bisa mematikan orang. Dengan harapan setelah orang Israel melihat punggung Yesus yang sudah tercabik, mereka akan tenang dan pulang ke rumah masing-masing. Pilatus berharap orang-orang haus darah ini sudah puas waktu lihat darah Yesus dari punggungNya mengalir begitu banyak. Tapi ketika Pilatus mengatakan “lihat Manusia ini”, ini bisa kita lihat di dalam Injil Yohanes, setelah Pilatus mengatakan demikian, seluruh rakyat berteriak makin keras “salibkan Dia”. orang-orang itu sangat kejam karena mereka sudah dilanda kebencian mau menyingkirkan Yesus dari dunia ini, sehingga mereka terus teriak “salibkan Dia, salibkan Dia”. Peristiwa penyaliban Yesus adalah peristiwa yang paling memberikan dukacita. Ini memberikan dukacita bukan karena penderitaan yang Dia alami adalah penderitaan yang paling besar, tapi penderitaan yang Dia alami adalah penderitaan yang paling rela berkorban dan paling penting. Di seluruh dunia tidak ada pengorbanan paling besar dibandingkan pengorbanan Yesus karena apa yang Dia lakukan merubah sejarah, apa yang Dia lakukan memberikan berkat limpah sekali kepada banyak orang. Sehingga Saudara harus mempunyai perasaan hati yang mengagumi apa yang Yesus sudah lakukan.
1 of 5 »