Yerusalem harus hancur, karena Tuhan ingin menyatakan ketika Kerajaan Tuhan datang seluruh kemegahan manusia akan diganti dengan kemuliaan salib. Kemuliaan salib yang akan menyatakan Kerajaan Allah, bukan kemegahan manusia, bukan kehebatan kita untuk mencari kedamaian. Maka Yesus mengingatkan “kalau kamu melihat Yerusalem dikepung oleh tentara-tentara”, yaitu tentara-tentara dari Jenderal Titus, “ketahuilah bahwa keruntuhannya sudah dekat”. Pada waktu itu orang-orang di Yudea harus melarikan diri ke pegunungan. Di Yudea daerah lebih besar, di sana bukan untuk membela Yerusalem dengan perang berjihad di situ, bukan perang bela agama, tapi kamu harus lari dari Yudea. Kalimat ini sangat tidak nasionalis, mengapa Yesus menyuruh orang kabur di tengah-tengah perang? Mengapa tidak suruh orang-orang berperang dengan berani? Tapi Yesus mengatakan “pergi dari Yudea ke pegunungan”. Dan orang di dalam kota harus mengungsi, yang berada di dalam pedesaan jangan masuk ke kota itu, jangan bela Yerusalem, itu intinya. Orang khotbah seperti itu, kalau bocor ke orang Farisi, matilah dia. Ada orang menyuruh bukan untuk berperang tapi malah lari, kenapa? Ayat 22, ini sangat mengagetkan, dikatakan “sebab itulah masa pembalasan dimana akan genap semua yang ada tertulis”. Yesus mengatakan Yerusalem sudah ditarget oleh Allah. Yerusalem jadi targetnya Tuhan karena kesombongan yang mereka buat dan karena kekerasan hati mereka. Mereka tetap tidak mau bertobat, mereka tolak Mesias, mereka bunuh rasul-rasul dan akhirnya mereka harus dimatikan. Stefanus mati di Yerusalem, sebelumnya Yesus mati di Yerusalem. Rasul pertama yang dipenggal, dipenggal di Yerusalem. Orang dimatikan di Yerusalem karena mengikuti Yesus. Maka Tuhan sangat marah terhadap kota ini, dan Tuhan sudah menargetkan kota ini akan hancur, kesudahannya sama pastinya dengan kesudahan dari Sodom dan Gomora. Yesus sedang mengingatkan Yerusalem akan dihancurkan oleh Tuhan, siapa yang tidak mau jadi musuh Tuhan, jangan tinggal di sini. Dan ada exodus besar-besaran dari orang Kristen, kira-kira tahun 50-70, rombongan orang Kristen terus keluar dari Yerusalem, entah karena penganiayaan atau karena perkataan Yesus ini. Mereka mulai meninggalkan Yerusalem dan kubu utama Kekristenan tidak lagi di Kota Yerusalem. Awalnya para rasul memulai pelayanan dengan berpusat di Yerusalem, setelah itu pusat dari gereja mulai pindah ke beberapa tempat. Yang pertama pindah ke Alexandria, kemudian juga ke Anthiokia yang ada di Siria. Tidak lama kemudian pindah ke Asia Minor. Kemudian kekuatan Asia Minor mulai diimbangi oleh Roma sebagai pusat Kekristenan. Dan dua pusat inilah yang menjadi besar sampai abad pertengahan, sehingga kita tahu ada gereja barat dan gereja timur.