Penghinaan Bait Suci dan kepada Sabat selalu berujung pada kematian. Dan Yesus melakukan keduanya. Dia yang membiarkan murid-muridNya makan gandum pada hari Sabat, Dia yang menyuruh orang lumpuh mengangkat tilam waktu sembuh, juga di hari Sabat. Itu benar-benar konflik dengan perintah orang Yahudi. Orang Yahudi mengatakan “di hari Sabat jangan mengangkat tempat tidur”. Tapi setelah Yesus menyembuhkan orang lumpuh, Dia mengatakan “angkat tilammu”, dan orang itu taat, tidak peduli apa-apa, pokoknya disuruh angkat maka diangkat. Dan akhirnya dia langsung dikepung oleh orang Yahudi. Bahasa yang dipakai menurut tafsiran Krey Kinnear, orang yang mengangkat tilam itu bukan bertemu dengan orang Yahudi tapi dikepung oleh orang Yahudi. Dia mengangkat tilam di hari Sabat, tiba-tiba petinggi agama sudah mengepungnya. Dan Saudara bisa bayangkan berapa takutnya dia dikepung. Mereka dengan intimidasi dan ancaman siap untuk menghakimi orang ini, “mengapa kamu mengangkat tilammu di hari Sabat? Tidak tahukah kamu bahwa ini berujung pada hukuman dan mungkin kematian”, dan dia harus bela diri, dia memutuskan untuk menjual Penyelamatnya “yang menyuruh itu orang yang selamatkan saya, yang membuat kaki saya sembuh, Dialah yang harus kamu bunuh”, orang ini jahat. Akhirnya Yesus kena sama orang ini, dan ketika orang ini bertemu dengan Yesus lagi, Yesus mengingatkan “jangan berbuat dosa lagi, supaya padamu tidak ada hukuman yang lebih berat”. Setelah dia mendengar Yesus berbicara seperti itu, langsung dia kembali ke orang Yahudi dan mengatakan “orang itu yang menyuruh saya mengangkat tilam”, ini yang terjadi. Bagi orang Yahudi, sindiran terhadap Sabat dan Bait Suci hukumannya mati. Kalau Saudara khotbah ini di Yerusalem, “Bait Suci akan hancur”, kira-kira orang Yahudi reaksinya bagaimana? Mereka akan mengatakan “untungnya Bait Suci belum dibangun”. Tapi bagi orang Yahudi di abad pertama, siapa yang berani bilang hancurkan Yerusalem, dia harus dibunuh. Tapi Yesus melakukan apa yang juga dilakukan Yeremia, Yeremia melakukan hal yang sama, Bait Suci akan hancur dan orang Yahudi mau bunuh Yeremia. “Kami akan matikan kamu”, Yeremia takut sekali dan Tuhan menyelamatkan dia. Sehingga Tuhan memberikan belas kasihan kepada orang-orang pemimpin yang masih mau menyelamatkan dia, “jangan bunuh, kurung saja”, akhirnya Yeremia ditaruh di dalam sumur, ini keadaan yang harus ditanggung Yeremia.

« 7 of 10 »