Waktu itu Daud mengalami kesulitan besar harus menyerang Yerusalem, yang faktor sulitnya mirip Yerikho. Yerikho mungkin tidak didirikan di tempat yang setinggi Yerusalem, tapi Yerikho didirikan di satu dasar yang tingginya lebih tinggi dari manusia. Sehingga kalaupun Saudara sudah meruntuhkan temboknya, Saudara harus memikirkan bagaimana memanjat dasar yang tinggi ini. Tapi unik, di Kitab Suci dikatakan runtuhnya tembok Yerikho itu caranya luar biasa bagus sehingga membentuk tangga. Jadi yang menghancurkan pasti bukan manusia, karena batunya runtuh dengan teratur berbentuk tangga. Yerusalem pun sulit ditaklukan, tapi Daud berhasil menaklukannya dan dia mendedikasikan kota ini untuk Tuhan. Sehingga Saudara bisa melihat dalam tradisi Israel, baik Daud maupun Yerusalem, dua-duanya pemberian Tuhan yang tidak disangka-sangka. Tidak ada orang yang membuat dinasti Daud menjadi besar, tidak ada orang yang menyangka orang Betlehem bisa menjadi raja. Munculnya Daud itu mendadak, tidak ada yang menyangka anak muda ini menjadi pemimpin. Tuhan yang mengirim anak muda ini bagi Israel. Jadi Daud adalah pemberian Tuhan bagi Israel. Ketika Daud muncul, semua orang kaget bagaimana bisa ada anak muda seberani ini, mematikan Goliat dengan cara yang begitu berani, lalu memimpin Israel berperang melawan Filistin, selalu menang, selalu menaklukan Filistin. Sehingga mereka mulai membandingkan anak muda ini begitu baik, begitu hebat memimpin perang dan begitu tulus hatinya. Waktu mereka melihat Saul, mereka lihat ini raja yang kurang baik, kurang pintar memimpin perang, terlalu banyak perhitungan untuk diri dan terlalu banyak iri dengan orang lain, ini raja yang kurang baik. Maka hati orang Israel mulai cenderung ke Daud. Akhirnya Tuhan benar-benar matikan Saul dan Daud pun naik jadi raja. Daud adalah pemberian Tuhan bagi Israel. Yerusalem adalah pemberian Tuhan bagi Israel, ini tradisi Yahudi. Dan tradisi ini yang dipahami dan diajarkan dalam Perjanjian Baru, karena dikatakan Anak Daud datang dari sorga, Yerusalem baru juga datang dari sorga.

Anak Daud dan Yerusalem baru dua-duanya pemberian Tuhan dari sorga, bukan perjuangan Israel.

Jadi Israel tidak membanggakan kehebatan mereka, “lihat bagaimana hebatnya kami mendidik dinasti ini sehingga muncul raja. Lihat bagaimana canggihnya kami mendirikan kota sehingga boleh ada Yerusalem dan Bait Suci di tengah-tengahnya”, tidak. Baik Yerusalem, Bait Suci dan Anak Daud, semua diberikan Tuhan, bukan diusahakan manusia. Pemberian Tuhan bukan tangan manusia, kehebatan Tuhan bukan keahlian manusia. Kesalahan orang Yahudi di abad pertama, mereka membanggakan monumen, lihat berapa besarnya Yerusalem, lihat berapa hebatnya tradisi Bait Suci. Dan mereka mengaitkan baik perkembangan budaya Yerusalem dengan komitmen agama mereka. “Siapa berani menyerang Yerusalem dan Bait Suci, maka kami akan serang kembali. Kalau perlu dengan darah kami”. Mereka rela korbankan nyawa untuk membunuh orang yang menghina Yerusalem dan Bait Suci. “Siapa yang mengucapkan perkataan yang menentang Yerusalem, akan kami matikan. Siapa yang menentang Bait Suci akan kami matikan”. Pada waktu itu Bait Suci berdiri dengan megah, tapi Yesus menyatakan kalimat-kalimat yang sangat menakutkan. Dia mengatakan “Bait Suci akan hancur”, dan kalimat Yesus itu menjadi kenyataan di tahun 70. Jadi tidak semua nubuat itu hanya berisi pesan-pesan untuk masa yang akan datang nanti. Karena kalau semua berita Alkitab tentang masa depan, tentang penghakiman, tentang akhir zaman, berbicara tentang penghakiman akhir, maka bagian-bagian dari Kitab Suci itu tidak berguna sekali, tunggu nanti saja. Begitu Tuhan datang untuk menghakimi, baru bagian-bagian ini berguna.

« 4 of 10 »