Ayat-ayat ini adalah bagian dari ucapan akhir zaman dari Tuhan Yesus. Dan ucapan akhir zaman di Kitab Suci selalu berbentuk nubuat apokaliptik. Dan ini merupakan cara menulis atau genre yang harus ditafsirkan dengan benar. Karena bagian-bagian apokaliptik atau yang berisi nubuat bukan semacam teka-teki untuk ditafsirkan dan dirumuskan secara akurat. Setiap nubuat itu seperti lukisan yang indah, yang memberikan makna yang melampaui kata-kata namun memberikan penjelasan di dalam kerangka utama yang jelas. Kerangka utamanya jelas, tapi detailnya tidak jelas. Hal utamanya jelas tapi aspek-aspek detailnya itu sangat kabur. Inilah yang disebut dengan nubuat apokaliptik. Kitab Wahyu adalah nubuat yang bersifat apokaliptik. Yesaya 24-27 adalah bentuk yang sama, di dalam kata-kata Tuhan Yesus tentang akhir zaman kita temukan ada cara perkataan dan pembahasan yang sama juga. Jadi Yesus sedang menyatakan bahwa diriNya adalah Sang Nabi sejati. Dan sama seperti nabi-nabi besar dalam Perjanjian Lama, di dalam tulisan-tulisan mereka yang sangat banyak itu, ada bagian-bagian penghakiman bagi Yerusalem, demikian juga Yesus menyatakan hal yang sama, ada penghakiman bagi Yerusalem. Yesus sebagai Nabi harus menegur dan bahkan menjatuhkan hukuman bagi Yerusalem yang tidak setia. Sama seperti Yesaya menubuatkan Babel akan datang menghancurkan Yerusalem, Yeremia menyatakan Babel lewat Nebukadnezar menghancurkan Yerusalem. Kemudian Yehezkiel juga menubuatkan hal yang sama bahwa Roh Allah akan pergi, kemuliaan akan meninggalkan Bait Suci bahkan meninggalkan Yerusalem, dan itulah kesudahan Yerusalem karena akan dihancurkan oleh Babel. Kalimat-kalimat ini menjadi pola dalam Kitab Nabi-nabi dan di dalam Perjanjian Baru orang Yahudi mempunyai pengertian bahwa ketika akhir zaman akan terjadi, akan terjadi reenactment of biblical stories, penghidupan kembali, pertunjukan kembali. Akan ada sesuatu yang mirip dengan Perjanjian Lama dinyatakan, sehingga orang akan tahu kesudahannya sudah mendekat. Inilah yang disebut dengan apokaliptik, akan ada penghidupan kembali dari cerita-cerita Perjanjian Lama. Itu sebabnya dikatakan ketika Raja, Mesias itu akan datang, Dia akan didahului oleh Yohanes Pembaptis. Dan Yohanes Pembaptis disebut sebagai Elia yang akan datang. Mengapa dikatakan Elia yang akan datang? Karena ada penghidupan kembali kisah Perjanjian Lama di dalam zaman ketika Tuhan akan pulihkan segala sesuatu. Reformasi, terutama di dalam pemikiran Martin Luther, juga sangat banyak membahas tentang apa itu akhir zaman. Dan mereka tidak mau orang berpikir bahwa akhir zaman hanya melulu tentang kehancuran. John Calvin misalnya, di dalam commentary-nya tentang Injil Yohanes, berkali-kali memberikan penjelasan bahwa akhir zaman adalah tentang pemulihan. Bahkan dia mengatakan bahwa Yohanes adalah seorang yang mempunyai cara berpikir Ibrani Yahudi, meskipun dia menulis memakai bahasa Yunani, tapi kosa kata tertentu dalam bahasa Yunani mesti ditafsirkan dalam Kitab Septuaginta Perjanjian Lama. Misalnya ketika Yohanes mengatakan tentang pengadilan, penghakiman,harus dipahami dengan cara orang Yahudi memahami penghakiman. Dan bagi orang Yahudi penghakiman adalah titik yang sangat penting untuk memunculkan keadaan yang baik. Mengapa Tuhan memberikan air bah? Untuk membersihkan bumi sehingga ada kesempatan manusia hidup lagi. Mengapa Tuhan Yesus harus dihukum? Supaya ada harapan orang-orang yang harusnya mati bisa hidup di dalam Tuhan. Mengapa ada penghakiman Tuhan? Supaya ada harapan akan bumi yang baru. Jadi penghakiman dan juga keadaan judgement yang akhir selalu akan memberikan keadaan yang baik setelahnya. Ini yang ditekankan oleh John Calvin sehingga gambaran Tuhan yang menghakimi hanya menyatakan marahNya Tuhan, itu sebenarnya ditentang baik oleh Luther maupun Calvin.
1 of 10 »