(Lukas 3: 23-38)
Di dalam tradisi reformasi salah satu yang dipopulerkan adalah khotbah ekspositori. Seorang bernama Ulrich Zwingli dan beberapa tokoh seperti Beza, Calvin sangat menekankan khotbah di dalam bentuk eskpositori. Tidak ada bagian yang tidak berguna, karena itu semua khotbah ekspositori bertujuan untuk menyatakan ini. Sekarang kita sampai pada silsilah, lalu Saudara pikir “apa yang mau disampaikan di dalam silsilah?”. Kita hanya diberikan serangkaian nama-nama yang tidak ada kaitan dengan hidup kita. Lalu bagaimana nama-nama ini bisa berkaitan dengan hidup? Matius menulis nama-nama yang dimulai dari Daud kemudian kepada Salomo, terus ke bawah sampai Zerubabel. Lukas menulis dari Daud sampai kepada Natan, bukan Salomo, terus ke bawah sampai Zerubabel. Lalu dari Zerubabel sampai Yesus, catatan Matius dan Lukas berbeda sama sekali. Itu sebabnya kita sangat terkejut mengapa 2 kitab ini menulis silsilah Kristus dengan cara yang sangat berbeda. Saudara membaca Lukas, Saudara tidak akan menemukan nama Salomo di situ. Dan Saudara kaget, Daud punya anak namanya Salomo, lalu dari Salomo lahirlah Yesus, mengapa di sini ditulis dari Daud ke Natan? Di sini banyak sekali perbedaan, tetapi saya percaya salah satu teori atau pendapat perbedaan ini, yang salah satunya dipopulerkan dari kuno, dari bapa-bapa gereja sampai kepada seorang yang bernama Adolf Deissmann, seorang teolog Perjanjian Baru dari Jerman, dia menulis buku tentang cahaya yang muncul dari Asia, yaitu tentang kehidupan Yesus. Dan dia memberikan pendapat bahwa Lukas adalah kitab yang menulis silsilah ini dengan cara yang terbalik dari kebiasaan. Caranya, yang pertama dia membalikan dari Yesus sampai ke atas, bukan dari atas sampai Yesus. Kalau bagian lain menulis silsilah, mereka akan menulis dari A mempunyai anak B, B mempunyai anak C, terus sampai kepada kita. Tapi kalau Lukas, dimulai dari kita kemudian ditelusuri ke atas, ini unik.

Mengapa Lukas memakai cara ini? Di dalam ayat 23 dikatakan ketika Yesus memulai pekerjaanNya, dia berumur kira-kira 30 tahun dan menurut anggapan orang atau catatan yang diakui secara tradisi, Dia adalah anak Yusuf, anak Eli, anak Matat. Dari Yusus ke atas, bukan dari Abraham ke bawah. Kalau Matius menulis: inilah silsilah Yesus Kristus. Abraham memperanakan Ishak, Ishak memperanakan Yakub, Yakub memperanakan 12 suku. Lalu dari situ diambil Yehuda, Yehuda memperanakan anak-anaknya terus sampai ke bawah, ini merupakan cara penulisan dari atas ke bawah. Tapi mengapa Lukas memulai dari bawah ke atas? Argumen dari Deissmann adalah karena dia mau menelusuri satu silsilah dari seorang yang bernama Eli. Siapa Eli? Ini adalah orang yang sama sekali kita tidak kenal. Di dalam Matius dikatakan bahwa Yusuf mempunyai ayah bernama Yakub bukan Eli, tetapi di dalam Kitab Lukas dikatakan Dia adalah anak Yusuf, lalu Yusuf adalah anak Eli. Mengapa Yusuf bisa menjadi anaknya Eli? Sedangkan di Matius Yusuf mempunyai ayah namanya Yakub, apakah ini Yakub alias Eli? Kalau benar Yakub alias Eli, mengapa ayah selanjutnya itu tetap berbeda? Apakah ini sengaja catatan yang ditulis oleh Lukas untuk mendobrak tradisi Matius? Ini membuat kita semua bingung sekali. Saudara kalau membaca Alkitab tidak pernah bingung, kita tidak akan bertumbuh, karena kita tidak sungguh-sungguh mau menggali artinya. Orang yang teliti waktu baca Matius “kok bisa 14”, waktu baca Lukas “kok bisa lebih banyak orang”, waktu ditelusuri namanya begitu banyak beda, bagaimana menyamakan? Ini membuat orang bepikir. Maka kalau Saudara membaca Alkitab dengan berpikir yang sungguh-sungguh, Saudara akan menemukan keganjilan, dan keganjilan ini membuat Saudara ingin tahu. Tapi ada yang setelah menemukan keganjilan, kehilangan iman, sayang sekali. Ada yang setelah menemukan keganjilan, ternyata tahu bahwa Alkitab mau menyampaikan sesuatu yang benar-benar di luar apa yang dipikirkan selama ini. Salah satu keahlian Alkitab adalah merombak pola pikir kita yang lama.

Di sini kita temukan ada 2 silsilah yang berbeda sekali. Lalu kita mau cari tahu mengapa bisa berbeda. Adolf Deissmann memberikan pengertian ini karena Lukas mau mencatat silsilah Eli. Eli, dia tafsirkan sebagai ayahnya Maria, ini merupakan tradisi yang kuno dan banyak ditentang sekarang. Banyak orang reformed juga tidak setuju ini. Saudara juga silahkan pilih mau setuju ini atau teori yang lain. Teori yang lain mengatakan nama-nama ini beda karena mungkin ada cara pernikahan yang unik dari orang Yahudi yang diterapkan di sini. Orang Yahudi kalau ada 2 orang menikah, kemudian suaminya mati sebelum istrinya punya anak, istrinya harus menikah dengan adik suaminya yang sudah mati, supaya nanti orang yang mati itu punya keturunan. Jadi kalau sang istri menikah dengan adiknya suami yang sudah mati, kemudian istrinya punya anak, anak pertama dianggap sebagai anak dari suaminya yang sudah mati. Ini keunikan hanya di Yahudi. Maka silsilah mereka pun sebenarnya beragam, ada orang yang telusuri silsilah secara tubuh yaitu ambil nama papa yang asli, yang secara biologis menjadi papamu. Ada silsilah yang lebih bersifat royal, yaitu siapa papa secara sah di dalam pengakuan, yaitu yang sudah mati. Jadi kalau dilihat mungkin kita bisa mempunyai papa di satu silsilah ditulis A, di silsilah yang lain mencatat B, karena secara daging kita anak B tapi secara status kita anak A. Ini terjadi, dan itu pun bisa menjelaskan beberapa hal dari silsilah. Lalu hal kedua yang harus kita tahu dari silsilah, silsilah royal selalu melewatkan orang yang kurang penting. Itu sebabnya Matius dengan aman menulis 14 keturunan dari Abraham sampai kepada Daud, 14 keturunan dari Daud sampai pembuangan, 14 keturunan dari pembuangan sampai Yesus, dengan sengaja mengeliminasi beberapa nama yang kurang penting. Ini cara menulis silsilah, Saudara tidak boleh protes. Maka Saudara baca Alkitab, harus terima dulu budaya mereka seperti apa. Kalau Saudara tidak mau terima budayanya, Saudara pakai budaya sendiri untuk tafsirkan, banyak hal akan luput. Lukas dan Matius berbeda, ada yang mengatakan mungkin karena perbedaan pernikahan, tetapi saya tetap terima teori dari Deissmann bahwa ini adalah silsilah dari Eli, dan Eli kemungkinan besar adalah ayah dari Maria. Tetapi Maria kan perempuan, tidak ada orang memberikan silsilahnya yang daimbil dari perempuan. Memang tidak ada, tapi Lukas adalah seorang penulis Injil yang unik, Lukas beda dengan kebiasaan umum di zamannya.

Lukas mempunyai keunikan yang luar biasa. Penulis lain menekankan murid-murid Yesus yang utama, Lukas menekankan pemungut cukai, mantan pelacur dan perempuan-perempuan. Jadi Lukas sengaja menulis dari hal-hal yang orang lain tidak biasa tulis. Itu sebabnya Injil Lukas memberikan penekanan apa yang dipinggirkan orang, dia kembali taruh di tengah. Apa yang orang pinggirkan, dia jadikan pemberitaan inti. Sedangkan apa yang orang nyatakan sebagai pemberitaan inti, justru di situ dia bahas dengan porsi yang biasa, tidak terlalu besar. Itu sebabnya dengan sangat berani Lukas ambil silsilah Eli yang merupakan ayah Maria, ini aneh sekali. Tapi justru di sini keunikan Lukas. Karena dia mau ambil silsilah dari Maria, maka dia harus tulis terbalik, tidak bisa tulis jalur umum. Kalau tulis jalur umum, nanti akan tertulis “Matat memperanakan Eli, Eli mempernakan Yusuf”, ini salah. Eli tidak pernah memperanakan Yusuf, tapi memperanakan Maria. Tapi kalau dibalik “Yusuf anak Eli”, ini benar karena dia sudah menikah dengan Maria. Maka seperti saya mengatakan saya ini anak dari papa mama istri saya. Tapi kalau dikatakan papa mama istri saya memperanakan saya, ini salah, karena berarti saya dan istri saya adalah saudara. Jadi waktu saya menikah dengan istri saya, orang tua istri saya juga orang tua saya. Itu sebabnya Lukas tulis dari bawah ke atas bukan dari atas ke bawah. Dia tidak katakan “Eli memperanakan Yusuf” tapi dia mengatakan “Yusuf anak Eli, Eli anak Matat, Matat anak Lewi…”. Di sini dia dengan berani mengambil pola yang tidak dilakukan secara umum. Salah satu yang Lukas lihat adalah bahwa silsilah Yesus bisa ditelusuri lewat jalur biasa. Maka dia memulai dalam ayat 24-27, ini adalah bagian yang mencatat nama-nama setelah orang Israel kembali dari pembuangan. Matius mencatat nama-nama ini, Lukas juga mencatat nama-nama ini. Matius lewat Yakub, ayah dari Yusuf, Lukas dari Eli ayah dari Maria. Lalu perbedaan dari Matius dan Lukas, setelah periode pembuangan itu ada nama Zerubabel, di dalam Lukas juga ada nama Zerubabel. Ternyata silsilah dari Yusuf dan Maria itu berpisah, tetapi kemudian ternyata satu di dalam Zerubabel, mereka berdua sama-sama keturunan dari Zerubabel. Mengapa mereka berdua harus keturunan dari Zerubabel? Karena di dalam kitab nabi, Tuhan mengatakan “hai Zerubabel, Aku memeteraikan engkau seperti cincin dan Aku akan membangkitkan engkau dan akan memimpin engkau selama-lamanya”, ini berarti keturunan Zerubabel lah Mesias. Maka Tuhan berjanji keturunan Daud itulah Mesias. Tuhan ulangi janjiNya dengan mengatakan “keturunan Zerubabel ini akan menjadi Mesias”. Maka baik Daud maupun Zerubabel harus masuk dalam silsilah ini untuk silsilah itu bisa disebut silsilah Sang Mesias. Lukas dengan teliti melihat ternyata dari keturunan Eli pun nyambungnya ke Zerubabel. Baik Yusuf dan Maria adalah keturunan Zerubabel.

Setelah itu Matius melanjutkan dari Zerubabel ke garis raja-raja, dari Zerubabel kemudian ke Sealtiel, dari Sealtiel ke Yekonya, lalu terus ke raja-raja sampai Salomo kemudian Daud. Tetapi Lukas pilih yang lain, ini beda lagi, mengapa dari Zerubabel lain? Ternyata Lukas lebih memilih Zerubabel sebagai keturunan Sealtiel, dan Sealtiel sebagai anak Neri. Di sini Sealtiel anak Neri, di dalam Matius Sealtiel anak Yekonya. Mengapa bisa berbeda? Saya percaya salah satu jawabannya adalah karena pernikahan tradisi yang tadi, mungkin salah satu meninggal dan belum punya anak, kemudian istri ini menikah dengan sang adik, lalu lahirlah Sealtiel. Waktu ditanya Sealtiel anak siapa? “secara garis royal saya keturunan Yekonya, secara fisik saya keturunan Neri”, mau pilih yang mana? Kalau Saudara secara royal keturunan raja, secara fisik keturunan orang biasa, Saudara pilih yang mana? Matius tekankan darah biru, tekankan dari Daud, Salomo, Rehabeam, terus raja-raja sampai kepada Sealtiel garis ini tidak putus secara silsilah royal. Tetapi Lukas menemukan dalam tradisi lain ada silsilah secara fisik yang ternyata mengaitkan Yesus dengan orang-orang biasa. Zerubabel ternyata keturunan orang biasa, tidak semua raja. Maka kalau kita telusuri dari Zerubabel kemudian ada Neri, ada Malki, ada Adi, Kosam, Elmadam, Er, Yesua, Eliezer, Yorim, Mata, Lewi, Simeon, Yehuda, Yusuf, Yonam, Elyakim, Melea, Mina, Matata, Natan, dan Daud. Daud punya anak banyak, salah satunya Natan, kakak Salomo. Tetapi Daud juga punya anak namanya Salomo. Waktu telusuri jalur Natan sampai kepada Neri, waktu telusuri jalur Salomo sampai kepada seorang bernama Yekonya. Lalu dari Yekonya dan Neri ternyata bisa ditarik garis ke Zerubabel. Lukas sengaja pilih jalur biasa.

Di sini kita bisa belajar satu hal bahwa Kristus mempunyai tradisi yang tidak selalu harus dikaitkan dengan keagungan. Bahkan waktu Matius catat tradisi agung ini pun, Matius masukkan nama-nama seperti Rahab, Rut yang adalah perempuan kafir dan Rahab yang tadinya pelacur. Dimasukan nama-nama yang menunjukan bahwa semua tradisi di mana Kristus ada itu bukan tradisi sempurna. Ini tradisi cacat yang kemudian disempurnakan oleh Kristus. Maka kita bisa pelajari dari bagian kedua dari silsilah ini, Lukas menggabungkan silsilah orang biasa di dalam silsilah kerajaan Kristus. Dia tidak lihat bahwa Kristus hanya bisa diagungkan oleh orang-orang mulia. Kristus tidak hanya diagungkan oleh raja-raja penting saja, Kristus pun mau berbagian di dalam diri orang-orang biasa. Ini menjadi pelajaran bagi kita di dalam kehidupan bergereja, dalam kehidupan bergereja jangan pikir orang yang penting, spesial, banyak uang berikan tempat khusus, banyak bakat diberikan tempat khusus, yang lain orang-orang tidak penting, orang pinggiran, tidak perlu ada di gereja, mereka ada syukur untuk menambah jumlah, tapi kalau mereka tidak ada pun tidak apa-apa. Ini pemikiran yang sangat jahat. Saudara lihat orang karena apa? Karena kemampuan, prestasi, sumbangsih yang diberikan? Kalau ini tidak ada tidak dianggap manusia, ini jahat sekali. Maka Lukas mengingatkan Yesus tetap mau diidentikan dengan orang-orang yang tercatat. Waktu Saudara baca Alkitab, Saudara tidak tahu ini orang dari mana, mereka bukan siapa-siapa. Mengapa yang bukan siapa-siapa boleh masuk di sini? Karena memang faktanya Tuhan pilih yang bukan siapa-siapa. Waktu Tuhan Yesus pilih murid apakah pilih kualifikasi yang agung saja? Saya tidak bilang Saudara boleh melayani tanpa studi, tapi ini tidak berarti Saudara tidak boleh tidak berbagian di dalam persekutuan di dalam Tuhan. Di dalam keadaan awal, Tuhan memilih murid-murid yang bukan siapa-siapa, tetapi mereka yang cinta Tuhan rela bergerak demi Tuhan, demi kemuliaan Tuhan, dan akhirnya gereja menjadi besar dan berkembang kemana-mana. Maka Saudara pun harus belajar 2 hal dari poin pertama, saya yang bukan siapa-siapa ini diterima Tuhan, tidak perlu merasa diri begitu kecil, begitu hancur, begitu tidak berharga hanya karena dianggap begitu kecil oleh dunia. Itu sebabnya Alkitab mengatakan Lukas memilih nama-nama biasa untuk berbagian di dalam silsilah Yesus Kristus, inilah keunikan yang berani dia lakukan.

Lalu hal kedua yang kita lihat dari zaman Natan, yaitu dari Daud, Isai, Obed, Boas, Salmon, Nahason, Aminadab, Admin, Arni, Hezron, Peres dan Yehuda, kita masuk di dalam periode ketiga. Periode pertama periode pasca pembuangan, periode kedua periode biasa dari garis raja-raja Maitus, periode ketiga adalah periode dari Daud sampai kepada Yehuda, ini merupakan periode penantian raja. Jadi Saudara mempunyai pengharapan akan janji Tuhan, ternyata baru genap generasi sesudah Saudara mati, ini yang terjadi. Tuhan menjanjikan kepada Yehuda tongkat kerajaan tidak akan beralih dari engkau, tetapi nanti setelah lama baru Daud muncul dan dia menjadi raja. Dan waktu garis keturunan dari Yehuda sampai Daud itu tidak banyak orang yang memperhatikan garis ini. Sampai Daud muncul pun tidak banyak orang memperhatikan dia, tapi Tuhan tetap bekerja meskipun dunia tidak sadar, Tuhan tetap bekerja menjalankan jalur ini. Banyak sekali hal di dalam hidup kita yang Tuhan terus kerjakan tapi kita tidak sadar. Badan kita bekerja banyak kali kita tidak sadar. Pengharapan bahwa suatu saat Tuhan akan mendatangkan raja, entah kapan, tapi Tuhan tetap pelihara. Jadi kita sudah sampai kepada poin yang berikut yaitu silsilah ini mengajarkan kepada kita bahwa Tuhan terus bekerja. Kalau sebelumnya silsilah ini mengajarkan kepada kita, Tuhan libatkan orang-orang biasa dalam turunnya Yesus ke dunia. Maka poin kedua kita pelajari, Tuhan pelihara jalur raja ini.

Kemudian peristiwa yang keempat, silsilah keempat, kita bisa belajar satu hal, di dalam bagian ini ada Yehuda, Yakub, Ishak, Abaraham, Terah, Nahor, terus sampai kepada Adam, di sini Lukas pasti ambil dari Perjanjian Lama. Dan dalam Perjanjian Lama dicatat mulai dari Yehuda terus sampai Adam, ini merupakan garis orang-orang yang mempertahankan iman. Inilah garis orang-orang yang mempertahankan bahwa “saya harus tetap percaya kepada Tuhan”. Matius memulai silsilahnya dengan Abraham, Lukas memulai dari manusia pertama, bahkan dari Allah dalam ayat 38. Jadi dari manusia pertama, Adam, mempunyai banyak anak, hanya 1 yaitu Set yang tetap setia. Set dikatakan punya banyak anak, hanya satu yaitu Enos yang tetap setia. Enos punya banyak anak, hanya satu yaitu Kenan yang tetap setia. Kenan banyak anak, hanya satu yaitu Mahaliel yang tetap setia. Jadi kita lihat dalam bagian terakhir ini Tuhan memelihara tradisi dari silsilah ini tetap ada meskipun hanya satu orang yang melanjutkan iman. Kita hidup di dalam zaman yang begitu rusak, tapi ktia masih bisa menikmati banyak orang bisa bersekutu di dalam Kristus lebih dari pada zaman itu. Bayangkan berapa kesepiannya waktu itu, misalnya Henokh sendiri, saudara-saudaranya sudah lupa Tuhan. Lalu dia punya anak, dari semua anak hanya Metusalah yang cinta Tuhan, yang lainnya tidak. Bayangkan berapa kesepiannya orang dulu. Orang dalam zaman dari Adam sampai Abraham tidak punya persekutuan karena mereka hanya sendiri, dan ini merupakan sesuatu yang sangat menakutkan. Orang-orang beriman harus ingat, persekutuan antar orang beriman itu harta besar yang Tuhan percayakan. Jadi Tuhan mempertahankan iman dari Adam sampai Abraham, Tuhan mempertahankan janji raja dari Abraham sampai kepada Yehuda, Tuhan mempertahankan garis keturunan raja ini dari orang-orang biasa, mulai
dari Natan sampai kepada Zerubabel. Dan Tuhan mempertahakan pengharapan orang-orang biasa ini dari Zerubabel sampai Yusuf. Dan Tuhan menggenapi dari anak Maria, istri Yusuf, yaitu Yesus. Silsilah ini diakhiri Lukas dengan mengatakan “anak Enos, anak Set, anak Adam, anak Allah”. Allah memanggil umatNya di dunia dengan mengatakan “engkau anakKu”. Bagaimana orang di dunia bisa menjadi anak Allah? Dengan Allah mengatakan “berbagian di dalam Anak TunggalKu yaitu Kristus, maka engkau akan menjadi anak-anak Tuhan”. Di sinilah silsilah yang sangat indah disusun oleh Lukas, dimulai dari Yusuf kemudian Eli, Matat dan seterusnya menggambarkan cara terbalik untuk menelusuri dari manakah Kristus. Dan dia memulai dari orang-orang biasa, kemudian dia melanjutkan dengan pengharapan akan raja, dia melanjutkan dengan pengharapan dari orang-orang beriman, sampai akhirnya memulai dari asal segala sesuatu, yaitu Allah yang mencipta segala sesuatu.

Maka dari silsilah ini kita belajar Tuhan pakai orang-orang biasa. Engkau dan saya orang biasa, kita tidak spesial, kita tidak mengandalkan bakat, kita tidak tahu apa yang menjadi keunikan kita, tapi kita tahu Tuhan tetap mau terima kita dan Tuhan libatkan kita di dalam pelayanan. Kedua, kita bisa belajar bahwa Tuhan mempertahankan janjiNya meskipun kita tidak sadar. Saudara ingat baik-baik, ini yang Tuhan kerjakan, Tuhan akan bangkitkan lagi hambaNya yang besar, entah kapan. Bagian berikutnya lagi mengajarkan kepada kita, Tuhan memelihara janjiNya, Tuhan perlihara siapa yang akan Tuhan bangkitkan nanti. Lalu yang terakhir, kita bisa melihat bagaimana iman da persekutuan antara orang beriman merupakan anugerah yang besar, Tuhan mempertahankan iman turun-temurun tidak pernah lepas dari Adam sampai kita. Dan Tuhan mengijinkan pada zaman kita sekarang ada saudara-saudara seiman yang boleh bersekutu dengan kita. Hargai mereka, jangan gampang bertengkar dengan mereka, jangan gampang kecewa dengan mereka, jangan buang mereka, jangan gampang singkirkan mereka, karena Saudara jauh lebih baik ada mereka dari pada Saudara sendirian beriman tanpa ada yang menguatkan, tanpa ada yang mendampingi. Terakhir, Allah yang mengerjakan segala sesuatu, Allah yang sedang memanggil keturunan Adam yang akan Dia jadikan umatNya dengan panggilan “anakKu”. Karena kita berada di dalam Kristus yang adalah Anak Tunggal Allah. Kiranya Tuhan memberkati dan memimpin kita di dalam seluruh bagian kitab suci untuk makin bertumbuh di dalam Tuhan.

(Ringkasan ini belum diperiksa oleh pengkhotbah)