(Lukas 11: 1-13)
Pada bagian ini dikatakan mereka minta diajarkan berdoa sama seperti Yohanes Pembaptis mengajar berdoa. Yohanes Pembaptis mengajarkan supaya Israel dipulihkan, inilah doa yang ada pada kerinduan Yohanes. Tapi bagaimana Israel pulih? Israel pulih karena 3 hal yang pertama adalah tanah, yang kedua bait, yang ketiga Mesias datang, ini jadi doa Israel dari dulu. Maka ketika Yesus sudah datang, murid-muridNya tanya “tanah sudah ada, Israel, bait suci sudah berdiri, tinggal raja yang belum. Engkau kan raja, masihkan kami harus berdoa dengan pola lama atau kami harus berdoa dengan pola baru? Tuhan ajarkan kami berdoa, Engkau sudah datang sekarang bagaimana kami berdoa? Masakan kami berdoa lagi “Tuhan kirimkan rajaMu”. Tapi Engkau sudah datang”. Tuhan Yesus menjawab dengan pengertian yang sangat mengagetkan, yaitu apabila kamu berdoa katakan “Bapa dikuduskanlah namaMu, datanglah kerajaanMu”, bukankah Engkau sudah hadir, kenapa masih mau dinyatakan? Karena Tuhan mau menyatakan satu prinsip yang murid-murid sulit untuk mengerti yaitu bahwa Dia akan kembali ke sorga, baru datang lagi kedua kali untuk mendirikan kerajaanNya. Kristus pergi dulu karena kerajaan ini bukan milik satu bangsa tapi milik semua bangsa. Ini bukan doa pemulihan Israel, ini adalah doa untuk menyatakan kerajaan Allah bagi bangsa-bangsa. Maka Tuhan berjanji kepada Abraham, “melalui keturunanmu, seluruh bangsa di bumi akan mendapat berkat”. Berarti Tuhan sudah memberikan nubuat di awal bahwa bangsa-bangsa akan diberkati bukan cuma Israel. Maka doa untuk memulihkan Israel itu doa yang belum cukup, harus ada permohonan yang lain, yaitu kerajaan datang di bumi ini dan kehendak Tuhan di bumi terjadi seperti kehendak Tuhan di sorga jadi. Meskipun Lukas tidak mengutip kehendak Tuhan jadi, Matius mengutip itu di dalam ajarannya di Matius 6. Dikatakan “jadilah kehendakMu di bumi sama seperti kehendakMu di sorga”. Di sorga apa yang Tuhan mau terjadi, di bumi Tuhan masih ijinkan apa yang Dia mau dilawan untuk sementara waktu. Tapi akan ada waktu di mana Tuhan mau tidak akan lagi dilawan oleh manusia, manusia dengan rela akan jalankan. Inilah pengharapan yang Tuhan ajarkan kepada para murid. Jadi negkau harus terus berdoa, berdoa untuk pemulihan kerajaan.
Siapa yang berdoa untuk pemulihan kerajaan? Banyak orang pada zaman dulu, tokoh-tokoh besar seperi Musa, Salomo dan Daniel, mereka berdoa supaya kerajaan ini dipulihkan. Yang paling dekat adalah Daniel, Daniel adalah orang yang plaling sulit hidupnya, dia ditangkap oleh orang Babel ketika Babel menyerang Yerusalem, kemungkinan saat itu dia masih 12 tahun, paling tua mungkin dia usia 13 tahun. Karena pada tradisi zaman itu orang disekolahkan dengan pendidikan khusus adalah ketika dia berumur 12 atau 13 tahun. Jadi mereka akan cari anak-anak remaja seperti ini, bawa mereka ke Babel lalu diajarkan segala hikmat Babilonia. Anak 12 tahun, 13 tahun diculik dari negaranya, tempat dia berada dihancurkan, mungkin orang tuanya dibunuh lalu dia diambil. Ketika dilihat anak ini kelihatan pintar, akan dididik, mereka tinggal di istrana raja. Dan orang yang tinggal di istana raja pasti akan dikebiri, supaya mereka tidak tidur dengan selir raja. Daniel mengalami kesulitan besar sekali di awal hidupnya, tapi dia menyatakan “saya tidak akan meracuni diri dengan orang Babel, saya akan pertahankan tradisiku, doaku, imanku, dan segala penyembahanku kepada Tuhan, bukan kepada yang lain”, maka dia menolak makan apa pun, dia hanya mau makan sayur saja. Maka pemimpinnya tanya “kamu kalau hanya makan sayur nanti akan kurus”, Daniel tantang “coba nanti ukur siapa yang lebih perkasa, siapa yang badannya lebih besar, siapa yang pertumbuhannya lebih sehat”. Waktu diukur ternyat pertumbuhan Daniel dan ketiga temannya lebih besar dari yang lain. Mereka pertahankan identitas mereka, tanpa diracuni sekelilingnya. Pdt. Ivan dalam NRETC pernah mengatakan banyak anak remaja atau pun pemuda mesti belajar dari Daniel, dikelilingi oleh budaya yang mau merusak dia, dia tetap teguh. Kita seringkali terlalu lemah, sekeliling kita bagaimana, kita sering ikut, kita terus konfirmasi sama dengan sekeliling kita. Inilah kebodohan banyak orang muda, mau diterima lingkungan meskipun itu merusakan diri dan masa depan. Daniel tidak seperti itu, dia pertahankan hidup mau setia kepada Tuhan dari usia 12 tahun. Lalu dia harus menjadi orang yang belajar hikmat dari Babilonia tanpa pernah meruntuhkan imannya, imannya tetap kuat. Lalu setelah berpuluh-puluh tahun tinggal di Babel, doanya tidak pernah berubah, dia terus berdoa mengatakan “Tuhan, pulihkan bangsa ini, pulihkan Israel, pulihkan Yerusalem”. Sampai satu ketika dia hitung-hitung, di dalam Kitab Yeremia dikatakan 70 tahun adalah waktu kamu dibuang di Babel. Lalu Daniel hitung-hitung, sudah mau 70, dia datang ke Babel umur 12 tahun, sekarang dia sudah mau umur 80an, berarti waktunya sudah dekat. Maka dia berdoa dengan lebih giat lagi. Ditulis dalam Kitab Daniel, Daniel berdoa dan bepuasa “Tuhan, saya sudah baca janjiMu, tolong cepat pulihkan ini. Saya sudah tua, sudah mau mati. Ijinkan sebelum saya mati, saya pulang lihat Yerusalem. Ijinkan sebelum saya mati, saya lihat tanah leluhurku, tanah perjanjian yang Tuhan sudah berikan kepada umatMu. Tolong Tuhan, ijinkan kepulanganku terjadi sebelum saya mati”. Tapi Tuhan memberikan jawaban yang menyedihkan sekali, Tuhan mengatakan “engkau akan mati sebelum Israel dikembalikan. Tapi jangan takut, engkau sangat dikasihi Tuhan”. Maka Tuhan kirimkan mimpi untuk dia lihat masa depan dari kerajaan yang dijanjikan itu ternyata scope-nya melampaui Israel, sampai seluruh bumi. Ini membuat Daniel penuh sukacita, ternyata bukan hanya Israel yang Tuhan mau pulihkan, tapi seluruh bumi. Maka dia mendapat sukacita dan setelah itu dia meninggal. Daniel adan Yohanes itu mirip, pada masa tua lihat penglihatan masa yang akan datang. Tapi ini cuma Daniel dan Yohanes saja, jangan tambah-tambah lagi.
Pada bagian ini Daniel yang sudah berdoa, tidak mendapat yang dia inginkan. Tapi doa dia menjadi pola doa orang Israel, yaitu doa minta bangsa ini dipulihkan. Tanah, bait dan raja itu datang, baru zaman damai sejahtera itu akan masuk. Sekarang tanah sudah ada, bait suci sudah ada, raja juga sudah datang. Tapi Tuhan Yesus mengatakan doa tetap sama, doa minta kerajaan Tuhan dinyatakan. Jadi Tuhan menyatakan ini masih zaman nanti, kerajaan yang pulih belum sekarang. “Tapi Engkau sudah datang sebagai Raja”, “tetap belum saatnya”, “jadi Engkau akan kemana dulu?”, Yesus akan pergi dulu kepada Bapa. Maka Yesus akan pergi kepada Bapa dan orang-orang di bumi harus tetap mendoakan supaya kerajaan itu datang. Tapi dengan cara yang berbeda, karena sekarang scope-nya yang kita minta adalah yang seluruh bumi. Kita terus berdoa sampai Tuhan menyatakan apa yang Dia inginkan ini. Kita berdoa hal yang besar seperti kemarin yang kita sudah bahas, sekaligus hal kecil yang berkait di dalamnya. Maka kita berdoa dengan cara yang benar yaitu mengharapkan supaya Tuhan menggenapkan janjiNya, tetapi juga mengaitkan hal-hal minor di sekeliling kita kepada janji Tuhan yang besar ini. Minggu lalu saya sudah bahas kerajaan Allah yang besar ini tidak meniadakan yang tidak berarti. Kerajaan Allah yang besar ini justru mengkonfirmasi menguatkan yang kecil dan tidak berarti. Yesus mempunyai tugas berjalan sampai Yerusalem lalu Dia dibunuh menebus dosa manusia, inilah panggilan utama Dia. Tetapi dalam perjalanan ke Yerusalem, Dia sering belok dulu, Dia sering belok untuk sembuhkan orang yang sakit, sembuhkan orang yang buta, sembuhkan orang yang tuli, sembuhkan orang yang sakit pendarahan, bangkitkan orang mati, menghibur hati ibu tua yang sedang sedih dan lain-lain. Jadi Dia rela membelokkan perjalananNya untuk melakukan hal yang kurang penting, tapi Dia akan kembali menjalankan tema utamaNya. Maka doa Saudara pun sama, harus mengaitkan hal kecil di dalam hidup dengan kerajaan Tuhan. Bolehkah saya doa untuk kesembuhan? Pasti boleh, tapi yang ditanya “mengapa minta sembuh?”, “saya mau sembuh karena supaya saya boleh kerja lebih giat dan Tuhan boleh bekerja melalui saya menyatakan damai sejahtera di bumi ini”, ini doa yang Tuhan ijinkan. Jadi jangan takut berdoa meskipun kecil, selama Saudara ingat ini adalah bagian dari seluruh kerinduanku untuk kerajaan Tuhan jadi. Maka Yesus memberikan prinsip meskipun kerajaan itu seperti tertunda tapi jangan lupa engkau punya Bapa yang mengasihi engkau. Bayangkan berapa kesedihan para murid, karena mereka sudah mendapatkan Sang Raja lalu diambil lagi, sepertinya sudah mau pulih tapi belum. Apakah yang paling menghancurkan semangat dibandingkan dengan garis finish yang ternyata masih dimundurkan. Saya beri ilustrasi yang lebih serius lagi, orang yang kehilangan orang yang dikasihi itu berat sekali karena pernah ada momen mengasihi lalu diambil. Lebih baik dari dulu tidak pernah ada. Ini murid-murid kehilangan Yesus, ketika Yesus di depan mata, Dia akan disalib, bangkit, tapi Dia akan naik ke sorga. Maka mereka akan mengalami kesedihan besar, dan Tuhan ingatkan “kamu pikir sudah boleh berhenti berdoa memohon kerajaan Allah jadi? Belum, masih tetap doakan itu”. “Tuhan, ajarkan kami berdoa, sudah ada Rajanya, mungkin doanya beda”, Yesus mengatakan “tidak, tetap sama. Bapa dikuduskanlah namaMu, datanglah kerajaanMu”. Jadi perjuanganmu di dalam doa masih berlanjut bahkan sampai lama. Ini kekuatan yang sangat sulit dijalankan, mereka akan lemah dan hancur hati karena menyadari kerajaan itu belum akan pulih. Tapi Yesus melanjutkan dengan eksposisi doa yang penting dan Dia mengingatkan tentang Bapa yang penuh kasih.
Bapa di sorga mendengar doamu karena Bapa mengasihi engkau. Lalu Yesus di sini pakai 2 contoh, contoh pertama adalah seorang yang kedatangan tamu lalu dia lupa sediakan roti, langsung dia pergi ke tetangganya, minta 3 roti dipinjamkan. Yesus mengatakan “apakah tetangganya akan tolak?”, jawabannya adalah tidak mungkin, karena budaya zaman itu beda dengan zaman sekarang. Kalau zaman sekarang Saudara punya tetangga, Saudara ketok “pak, minta roti”, jawabannya “2 blok lagi ada Indomaret, ke sana saja”. Bahkan mungkin Saudara tidak kenal tetangga, banyak orang tidak kenal tetangganya. Kita tidak terlalu kenal dengan tetangga, ini beda dengan keadaan di abad pertama. Pada zaman itu kota sangat padat di dalam susunan rumah, mereka tidak kasi space untuk rumah, mereka bikin rumah saling berdekatan. Dan biasanya bentuk rumah ada tembok, Saudara masuk, di dalamnya ada halaman kecil, lalu di bawah ada semacam gudang, di situ Saudara bisa taruh barang-barang dan ternak kalau sudah malam. Jadi kalau Saudara pelihara kambing atau domba, tapi bukan gembala, karena gembala punya banyak dan kalau banyak berarti punya kandang. Tapi kebanyakan orang hanya pelihara 1 atau 2 kambing, mereka akan masukan di ruangan bawah. Lalu naik ke atas tangga, di situlah rumah, biasanya kecil. Zaman itu kebanyak orang Israel sederhana, miskin. Jadi mereka punya rumah sangat berdekatan, kalau satu rumah ada keributan, banyak rumah lain yang bisa dengar. Waktu itu jarang ada keluarga yang beranrem, karena kalau berantem seluruh RT tahu. Lalu kedua, budaya kota pada saat itu adalah mereka sangat malu kalau gagal menjamu tamu. Jadi kalau ada tamu, tidak boleh tamu itu dibiarkan lapar. Bayangkan ada tamu bertamu ke rumah satu orang, orang itu tidak punya roti, dia pergi ke tetangganya, tidak mungkin tetangganya tolak. Cerita ini harus dipadankan dengan zaman itu, bukan zaman sekarang. Kalau zaman sekarang Saudara bingung, garuk-garuk kepala “saya sering tolak”. Mengapa seperti itu? Karena dua alasan, yang pertama Yesus mengatakan di ayat 8, ini saya coba bacakan dengan kalimat sederhana, “aku berkata kepadamu, sekalipun ia tidak mau bangun dan tidak memberikan kepadanya karena orang itu adalah sahabatnya, namun karena sifatnya yang tidak malu itu ia akan bangun dan memberikan kepadanya apa yang dia perlukan”. Saya coba kalimatkan dengan kalimat saya sendiri yang agak sederhana “sekalipun ia tidak mau bangun dan memberikannya meskipun ia adalah sahabat, namun karena dia tidak mau malu ia akan bangun juga dan memberikan apa yang diperlukan”. Ini sebenarnya maknanya. Jadi orang ini pasti akan kasi karena dia sahabatnya. Sahabat minta sesuatu kepada sahabat, masa tidak dikasi. Zaman itu pertemanan sangat dihargai. Orang Israel punya pembagian 3 tentang sahabat, yang pertama cuma kenalan biasa, yang kedua sahabat, yang ketiga adalah seperti Saudara, sahabat yang luar biasa dekat. Level kedua ini tidak mungkin menolak untuk menolong orang lain terutama di dalam hal makanan. Saya tidak mungkin ditolak oleh sahabat saya kalau saya minta makan, bahkan sahabat saya akan mengatakan “ayo makan yang banyak, sampai kenyang dulu baru boleh pulang”. Jadi ini sahabat tidak mungkin tidak kasi. Meskipun dia tidak mau kasi tapi ada satu yang mengganggu yaitu wibawa kota ini. Kalau ada tamu tidak dapat makan lalu pulang, seluruh kota malu. Maka untuk dia tidak malu, dia akan kasi roti ini. Tuhan mengasihi kita. Yang kedua, Tuhan juga menjaga kemuliaan namaNya. Maka kalau Saudara berdoa demi kerajaan Tuhan jadi, tidak mungkin Dia tidak dengar. Karena ini demi nama Tuhan dan Tuhan mencintai kita. Jadi 2 kekuatan yang luar biasa, kemuliaan dan kasih Tuhan. Di dalam Yesaya dikatakan “Aku akan melakukannya karena Aku. Ya, oleh karena namaKu sendiri. Sebab Aku tidak akan memberikan kemuliaanKu kepada yang lain”. Jadi Tuhan tidak akan membiarkan kemuliaanNya dihina. Itu sebabnya demi kemuliaan Tuhan, Tuhan akan bertindak. Dan di bagian lain dikatakan karena Aku mengasihi engkau hei Israel, Aku memanggil engkau jauh dari tempat pembuangan, semua berkumpul kembali di tanah permai ini. Jadi Tuhan cinta maka Tuhan akan dengar, Tuhan suka kemuliaanNya maka Tuhan akan dengar. Di dalam bagian ini Yesus mengatakan “tidak mungkin Bapa di Sorga tidak dengar engkau”, yang pertama Dia sangat mencintai engkau. Yang kedua, Dia sangat ingin kemuliaanNya dinyatakan, maka doamu tidak mungkin Yesus abaikan.
Contoh kedua, bapa mana yang akan kasi ular gantikan roti, bapa mana yag kasi kalajengking ganti telur. Apakah ini konteksnya orang yang suka sihir, pelihara ular? Andaikan begitu, ada orang yang suka sihir, pelihara ular dan lain-lain, lalu anaknya minta makan dan dikasi ular? Tidak mungkin kan, orang jahat pun akan kasi anaknya yang baik-baik. Orang yang kejam pun mau pelihara anaknya untuk bertumbuh. Maka Tuhan Yesus mengatakan kalau orang jahat tahu memberi yang baik kepada anaknya, masa Bapa di sorga tidak memberi yang baik. Maka doa adalah sesuatu yang sangat melegakan hati orang Kristen karena Tuhan kita mau dengar. Terkadang alasan kita tidak mau berdoa adalah karena kita rasa percuma berdoa. Tapi tidak pernah ini menjadi percuma, Tuhan tidak mungkin tidak dengar. Itu sebabnya di ayat 13 dikatakan “jika kamu yang jahat tahu memberikan pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu di sorga”. Ayat 10 “setiap orang yang meminta menerima, seriap orang yang mencari mendapat, setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan”, ini tidak ada kaitan dengan ketekunan, tapi ada kaitan dengan relasi. Tuhan memang minta kita berdoa dengan tekun, tapi bagian ini tidak sedang bicara soal harus tekun, tapi sedang bicara soal Bapa tidak mungkin tidak dengar, Tuhanmu tidak mungkin tidak dengar. Harap ingat ini, ketika Saudara berlutut dan berdoa, tahu bahwa Tuhan sangat senang mendengarkan seruan kita. Kita berseru kepada Tuhan, Tuhan menjawab, Tuhan memberikan apa yang perlu untuk kebaikan kita demi kerajaanNya jadi. Di ayat 13 dikatakan “Ia akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta kepadaNya”. Di dalam Injil Lukas, Roh Kudus milik Yesus bukan milik yang lain. Di awal dikatakan Roh Kudus memenuhi Maria dan Yesus pun lahir, Roh Kudus memimpin Kristus dan Dia berkuasa, Roh Kudus memenuhi Kristus dan Dia memulai palyananNya. Jadi Roh Kudus adalah roh yang memimpin Kristus, bukan yang lain. Hanya Kristus yang berhak mendapatkan penyertaan dari Roh Kudus. Bayangkan ini hanya boleh dimiliki Kristus. Allah Bapa mengirim Roh Kudus supaya Kristus dipimpin di dalam pelayananNya, bukan untuk yang lain. Maka bagian ini mengatakan Roh Kudus yang milik Anak Allah yang tunggal ini boleh jadi milikmu karena engkau pun sudah dianggap anak. Di dalam Kristus kita adalah anak juga. Maka Tuhan akan mengabulkan permintaan kita, apa pun itu, dengan cara yang bijak, sesuai dengan cara Dia untuk datangkan kemuliaan bagi kerajaanNya. Itu sebabnya mari kita belajar berdoa, tekun mendoakan doa-doa yang penting, apa pun yang Saudara mau bawa dalam pergumulan, bawa kepada Tuhan dan ingat kaitkan itu dengan kerajaan Tuhan.
(Ringkasan ini belum diperiksa oleh pengkhotbah)