(Keluaran 20: 4-6, 33: 4-17)
Dalam perintah kedua ini Tuhan menyatakan tidak boleh ada patung dan Tuhan menyatakan begitu panjang hal yang harus Tuhan sampaikan dalam hukum kedua ini. Tuhan mengatakan “jangan sujud menyembah kepada apa yang sudah engkau buat sebab Aku adalah Allah yang cemburu”. Sama seperti seorang istri yang sudah menerima semua kebaikan dan kesetiaan dari suaminya lalu kemudian pergi dengan orang lain. Ini merupakan contoh yang Tuhan nyatakan dalam Kitab Yeremia. Mengapa Tuhan begitu marah dengan Israel? Mungkin Israel mengatakan “Tuhan, bukankah kami masih menyembah Engkau? Bukankah ada Bait Suci di tengah-tengah Yerusalem, bukankah di waktu-waktu tertentu kami datang menyembah Tuhan? Kami tidak pernah tidak menyembah Tuhan. Tapi memang betul kami tambah dewa-dewa lain, masakan tidak boleh? Apa salahnya? Kami tidak kurangi persembahan kami kepada Tuhan, tetapi kami juga berikan persembahan kepada yang lain, mengapa tidak boleh? Kami berikan korban padaMu, tapi kami juga berikan korban kepada yang lain, mengapa Tuhan marah?”. Mereka tidak mengerti, orang yang di dalam dosa tidak sadar mengapa dia harus dihukum, orang yang belum bertobat tidak pernah merasa dirinya perlu diperlakukan dengan hukuman. Maka ketika orang Israel berseru seperti ini ketika orang Yehuda bertanya “mengapa kami harus dibuang? mengapa Babel harus datang dan menaklukan kami?”, maka Yeremia mengatakan “kalau kamu bertemu satu perempuan, lalu perempuan itu hina, miskin, tidak ada yang mau, lalu kamu katakan saya akan tolong kamu, bukan hanya tolong, saya akan pakaikan pakaian ke pada tubuhmu yang begitu jelek, begitu kotor dan tidak punya pakaian, saya akan angkat kamu, saya bersihkan kamu lebih dari itu, saya jadikan kamu istri, lalu saya berikan seluruh harta untuk kita nikmati bersama. Tetapi kemudian istri itu lihat banyak orang asing lewat depan rumah ini, lalu dia mulai suka tiap orang, lalu dia mulai pergi dengan mereka, tidur dengan mereka”, Yeremia tanya balik “apakah kamu mengijinkan istrimu mengatakan jangan begitu suamiku, saya tetap mengasihi kamu, saya hanya tambah orang lain, saya tetap akan bersama dengan kamu dan saya juga tetap bersama dengan orang lain, mengapa itu membuat kamu marah?”. Waktu orang Yehuda baca ini baru mereka mengerti, ternyata Allah adalah Allah yang pencemburu, karena Allah mau adanya satu dedikasi total umat Tuhan hanya kepada Tuhan. Kita sering kali tidak sadar hal ini, kita sering kali merasa satu kali dalam seminggu datang ke gereja itu sudah cukup, baca Alkitab dan mengerti doktrin itu cukup, kadang-kadang berdoa tiap pagi itu cukup. “Saya sudah berikan semua untuk Tuhan, mau janji iman, perpuluhan, persembahan saya beri, Tuhan mau apa lagi? sudah cukup”. Tapi saya beri tahu itu semua tidak cukup kalau hati Saudara tidak terpaut kepada Tuhan lebih dari pada terpaut dengan yang lain, Allah kita adalah Allah yang cemburu. Lalu Saudara mengatakan “mengapa Allah cemburu? Tuhan akan mengatakan “bukankah Tuhan yang mempertahankan hidupmu, bukankah Tuhan yang memberikan segala yang perlu supaya engkau bisa hidup”. Bukankah Tuhan yang memberikan semua anugerah sehingga kita bisa menikmati apa pun mulai dari kesehatan, hidup, makanan dan semua hal. Lalu Tuhan mengatakan hal yang lebih lagi “diantara seluruh bangsa di bumi, Aku memilih engkau dan bukan yang lain”.
Tuhan akan marah, Tuhan akan menyatakan “mengapa kamu tidak menyatakan keutuhan hati untuk berelasi dengan Tuhan?”. Ini yang Tuhan nyatakan dalam hukum ke-2. Maka Tuhan mengatakan “jangan membuat patung”. Lalu Saudara mulai pikir “membuat patung dengan menyembah Allah lain bukankah itu sama? Bukankah hukum yang pertama sudah menyatakan jangan ada padamu allah lain, tapi mengapa dalam hukum yang kedua Tuhan menyatakan “Aku adalah Allah yang cemburu”, bukankah lebih baik kalau Allah menyatakan “Aku adalah Allah yang cemburu maka jangan ada padamu allah lain dihadapanKu”. Tetapi justru Allah menempatkan “Aku adalah Allah yang pencemburu yang akan membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, tetapi akan memberkati ribuan generasi untuk mengenal Aku”. Waktu melihat Alkitab, Saudara akan tahu Alkitab dengan sengaja meletakan poin-poin yang penting dalam cara yang unik, supaya waktu kita baca sambil kita teliti, sambil kita selidiki mengapa Tuhan menyatakannya dengan cara ini. Banyak orang kalau baca sulit sedikit langsung tinggalkan. Banyak orang ketika lihat Alkitab harus pakai usaha untuk dimengerti, langsung menyerah. Tetapi siapa yang tekun mencari kebenaran, siapa yang tekun mencari kebenaran hidup, dia akan diberkati oleh Tuhan. Tuhan Yesus mengucapkan dalam ucapan bahagia “siapa yang lapar dan haus akan kebenaran, dia akan dipuaskan”.
Apa itu kebenaran? kebenaran dipakai itu bukan alethea, dalam Bahasa Yunani, yang artinya itu kebenaran truth, kebenaran proposisi, kebenaran pengertian, tetapi yang dimaksudkan adalah kebenaran righteousness, dikaiosune, yang artinya suatu kebenaran hidup yang berkenan kepada Tuhan. Siapa yang haus hidup benar, dia akan dipuaskan oleh Tuhan, bukan yang haus pengetahuan. Banyak orang Kristen yang haus pengetahuan, Allah “Tritunggal artinya apa? Paulus bicara ini artinya apa?”, tapi tidak ada keinginan untuk hidup sesuai apa yang Tuhan mau, Tuhan tidak akan memberkati orang seperti itu. Orang semakin ingin tahu, ingin belajar, tapi tidak ingin hidup benar, dia akan menjadi orang-orang Farisi berikutnya. Lalu Tuhan Yesus akan mengatakan “celakalah kamu”. Mengapa orang Farisi celaka? mengapa Ahli Taurat celakaAhli Taurat belajar Alkitab begitu luar biasa, tapi mereka perlakukan orang lain seperti anjing, seperti golongan yang lebih rendah. Orang yang punya pengetahuan makin sombong, ini orang Farisi. Orang yang makin punya pengetahuan makin memandang rendah orang lain, ini adalah orang yang tidak menjalankan, demikian yang dikatakan oleh Tuhan Yesus. Berarti ada orang-orang yang lain yang sangat rindu hidup untuk diperkenan oleh Tuhan, mereka memiliki hati yang peka sekali. Apakah yang saya hidupi sudah disetujui oleh Tuhan? Tuhan sudah berjanji, siapa yang mencari tidak akan dikecewakan, siapa yang haus kebenaran, Tuhan tidak mungkin tutup mataNya lalu meninggalkan orang ini.
Masuk dalam hukum kedua, Tuhan mengatakan jangan membuat patung, jangan membuat bentuk apa pun yang mirip dengan benda-benda di langit, atau di bumi, atau di bawah bumi, jangan bikin patung malaikat, jangan bikin patung hewan, jangan bikin patung ikan, jangan bikin patung apa pun lalu engkau sujud menyembahnya. Bagian ini bukan anti seni, ada yang mengatakan “Tuhan bilang tidak boleh bikin patung, kalau begitu kita tidak boleh membuat patung, kalau begitu kita harus buang patung-patung di rumah kita”. Banyak orang salah menafsirkan kitab suci padahal yang dimaksudkan oleh Tuhan adalah jangan membuat patung, lalu kita menganggap inilah allah, ini adalah pelanggaran yang dilakukan Harun dalam Keluaran 32. Harun mengatakan “inilah Tuhan yang menuntuk kamu keluar dari Mesir” lalu dia meletakkan anak lembu emas dan mengatakan “inilah Tuhan”. Tuhan melarang membuat patung yang menyimbolkan dia, Tuhan tidak mau kita membuat patung lalu mengatakan “inilah tuhanku”. Ketika orang tanya “Tuhanmu mana?” kita tidak bisa tunjuk Dia ada di mana. Maka Tuhan menyatakan diri kepada manusia, dan Dia tidak mau disamakan dengan ciptaan, itulah sebabnya Tuhan memberikan hukum yang sangat ketat. Tiap kali Tuhan memberikan hukum yang sangat ketat, selalu Tuhan memberikan sentuhan personal didalamnya. Saudara kalau berbuat dosa, Saudara bukan hanya melanggar hukum yang Tuhan sudah berikan, tetapi Saudara membuat dukacitanya Tuhan. Ini bedanya Saudara ditilang polisi dengan berdosa kepada Tuhan. Kalau ditilang polisi, apakah polisi datang kepada Saudara lalu air mukanya mulai sedih, air matanya mulai turun, “saya kecewa sama bapak, bapak tahu lampu merah, mengapa bapak langgar? Selama ini saya didik bapak, mengapa bapak tidak mau taat, maka saya sangat sedih bapak melakukan ini” tidak ada polisi seperti itu. Tapi ketika Saudara berdosa, Saudara menyakiti hati Tuhan. Tuhan selalu menyatakan peraturanNya secara personal, Tuhan selalu mengatakan hukum-hukumNya berkait dengan siapa diriNya. Maka kalau Saudara sudah melanggar satu pun dari peraturan itu, Saudara sudah melanggar Tuhan dan kemarahan Tuhan membuktikan kepedulian kita untuk hidup suci. Kadang-kadang kita merasa tenteram padahal tidak ada alasan untuk merasa tenteram. Ada orang beriman, beriman, beriman, mengapa beriman? “karena diriku bilang harus percaya”. Jadi hati-hati terhadap diri sendiri karena ternyata diri sendiri tukang tipu kepada diri sendiri”. Waktu orang membuat patung, mengatakan “damailah hatiku, Tuhan dekat dengan hati kami, Tuhan ada di samping kami” tahu dari mana? “ini ada patung anak lembu emas, berarti Tuhan dekat dengan kami”. “Di dalam gereja kami merasa tenteram karena ada patung Tuhan Yesus yang dapat kami pandang”. Satu kali ada orang yang menulis di dalam bukunya, dia mengatakan “saya bertobat ketika melihat patung Tuhan Yesus di gereja menitikkan air mata”. Kalau kita tidak perhatikan hukum kedua, kita akan mengatakan “ini indah, ini bagus, Tuhan terasa begitu dekat karena patungNya ada di sini”. Tapi Tuhan mengatakan karena patung anak lembu, Tuhan membunuh begitu banyak orang Israel, karena patung anak lembu, Tuhan mengatakan anak sulung tidak lagi menjadi imam. Tapi siapa yang tidak ikut-ikut, dia menjadi imam, maka orang Lewi menjadi imam. Karena orang-orang Israel sudah jatuh dalam dosa penyembahan berhala. Mereka mengatakan “Tuhan kami tidak sembah berhala, kami membuat patungMu”, Tuhan akan mengatakan “itu bukan Aku, engkau sedang menyembah yang lain”. “Tuhan akan balaskan sampai generasi ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Tuhan”. Bayangkan menyembah berhala disamakan dengan membenci Tuhan, karena Saudara sedang memberontak kepada Tuhan dan mengabaikan Dia. Ayat ini mengatakan “Aku akan balaskan kesalahanmu kepada anakmu, cucumu dan anaknya cucumu”. Mengapa Tuhan membalaskan generasi demi generasi? Alkitab mengatakan karena ketika Tuhan murka kepada satu orang atau satu bangsa, Tuhan akan singkirkan dia dan akan memberikan hukuman yang lebih lama dari pada masa hidup orang itu, maka pasti generasi selanjutnya juga kena. Tetapi ketika generasi berikutnya kena, mereka mengatakan “kami dihukum karena papa kami berdosa”, Tuhan akan mengatakan “cek dirimu sendiri, kamu ada dosa atau tidak”. Kalau kamu tangannya bersih, kalau kamu suci, kalau kamu benar-benar setia kepada Tuhan, Tuhan pasti akan putuskan segala bentuk hukuman yang Tuhan sudah putuskan kepada orang tua. Karena dalam ayat ini pun dikatakan, dalam ayat 6 “Aku menunjukkan kasih setia kepada beribu-ribu generasi”, kata orang bisa juga diterjemahkan generasi yaitu mereka yang mengasihi Aku dan berpegang pada perintahKu. Jadi Tuhan menghukum satu orang, keturunannya kena. Tetapi ketika Tuhan memberkati seseorang, Tuhan tidak lihat dia anaknya siapa. Kalau orang tuanya jahat, lalu Tuhan mengatakan “kamu jahat, Aku hukum kamu dan keturunanmu” lalu semua keturunannya dihukum, tapi di antara keturunannya ada yang mau kembali kepada Tuhan, “Tuhan, saya mau bertobat kembali kepadaMu”, Tuhan tidak bilang “tidak bisa, karena kamu anaknya si ini maka kamu harus tanggung hukuman ini sampai generasi keempat”. Tidak, Tuhan akan putuskan semua rencana hukumanNya kalau ada satu yang sungguh-sungguh mau kembali kepada Dia. Inilah pengertian yang harus kita pahami baik-baik, kalau Saudara bersalah, anak cucu dan anaknya cucu akan kena, tapi di antara keturunan Saudara mau kembali kepada Dia, Tuhan tidak akan ingat kesalahan Saudara. Maka sebelum Saudara jatuh dalam dosa, sebelum Saudara mau menghindarkan diri dari Tuhan, ingat baik-baik bukan cuma engkau yang akan tanggung, tapi keturunan akan kena, orang lingkungan akan kena.
Maka orang Kristen pun melanggar hukum yang kedua kalau menggantikan relasi kita dengan Tuhan, perasaan nyaman dengan Tuhan kalau kita gantikan hal itu dengan yang lain kita sudah menyalahi hukum kedua. Ada orang yang merasa nyaman kalau “Tuhan bicara langsung kepada saya, saya bisa nyaman kalau Tuhan bicara kepada saya dengan mimpi seperti para nabi mendapat mimpi. Saya akan merasa nyaman kalau Tuhan berbicara kepada saya dengan cara yang saya mengerti dan saya mau, baru saya bisa merasa nyaman”. Ada yang pernah tanya kepada saya “mengapa Tuhan tidak datang kepada kita dalam wujud yang kita bisa lihat?” seperti Abraham yang mendapat anugerah itu. Kalau Saudara mau mendapatkan kedekatan seperti ini sebelum waktu Tuhan dan diluar cara Tuhan, Saudara sudah melanggar hukum ini. Banyak gereja melakukan ini, banyak gereja mengatakan “Tuhan berbicara kepada saya” dia melanggar hukum kedua. Mengapa? Karena dia membuat patung, patung suara, dia mengatakan “saya dengar suara Tuhan” padahal Tuhan tidak berbicara kepada dia. Saudara menggantikan kehadiran Tuhan dengan lambang yang lain, Saudara melanggar hukum kedua. Mari kita peka dalam hidup, mari kita ingat baik-baik Tuhan menyatakan diri sekaligus menyatakan jarak, supaya kita sadar bahwa belum waktunya kita memandang wajah Tuhan, belum waktunya kita berbicara dengan Tuhan wajah dengan wajah. Inilah yang Tuhan nyatakan dalam Keluaran 33. Keluaran 33 menjadi satu kekuatan bagi kita untuk terus ingat supaya kita tidak melanggar hukum yang kedua. Ketika orang Israel jatuh dalam dosa, Musa mengatakan kepada Tuhan “Tuhan, jangan musnahkan mereka”. Pasal 32, Tuhan dengan sangat marah mengatakan kepada Musa “Musa, minggir, Aku akan musnahkan mereka semua” kalimat itu bisa diterjemahkan seperti ini. Jadi Tuhan berbicara kepada Musa dalam pasal 32, lalu tiba-tiba Tuhan berkata dalam ayat 7, “berfirmanlah Tuhan kepada Musa: Pergilah, turunlah sebab bangsamu yang engkau pimpin telah rusak lakunya”. Tuhan sudah mengatakan “minggir, Aku akan menjadikanmu bangsa yang besar, tapi bangsa ini akan Aku musnahkan semua”. Tapi Musa mengatakan “tidak Tuhan, saya tidak akan menyingkir, saya akan tetap berdiri antara Tuhan dan Israel”. Kalau Saudara tahu betapa menakutkannya pemandangan di gunung, Saudara baru tahu berapa beraninya Musa. Bayangkan Musa menghadapi pemandangan yang begitu menakutkan, ada gunung yang memancarkan api begitu banyak, lalu suaranya mirip ribuan sangkakala yang membuat jutaan orang merasa tuli. Jutaan orang mengatakan terlalu keras suaranya. Lalu Tuhan dengan suara sekeras itu mengatakan kepada Musa “menyingkir, Aku akan musnahkan Israel” tapi Musa langsung berdiri dan mengatakan “lewati saya dulu” berani sekali. Inilah jiwa yang dimiliki Musa, mencerminkan jiwa dari Sang Penebus. Yesus Kristus mengatakan “Aku mati supaya Engkau tidak murka kepada umatMu” inilah yang Kristus lakukan. Kalau Saudara mengatakan “kok Tuhan jahat, kan orang Israel tidak mengerti kehadiran Tuhan tidak boleh dilambangkan seperti ini, mengapa Tuhan musnahkan mereka?” tetapi Alkitab menyatakan Tuhan selalu adil. Orang Israel membuat anak lembu sesuai Mesir membuat berhala, setelah itu orang Israel bersukacita untuk menyembah anak lembu sama seperti orang kafir bersukacita, bahkan lebih parah. Alkitab mengatakan “sehingga mereka dipermalukan, bangsa-bangsa lain mencemooh mereka”. Bayangkan orang-orang kafir mencemooh mereka berarti tingkah laku mereka rusaknya luar biasa. Saya yakin kalau Saudara ada di tengah-tengah mereka, Saudara tidak akan berani komplain kepada Tuhan. Seringkali kita mengeluh kepada Tuhan “Tuhan, mengapa Engkau jahat sama bangsa ini? mengapa Tuhan hancurkan orang-orang di Kanaan?” padahal kalau Saudara sendiri hidup di tengah orang Kanaan waktu orang Israel masuk, mungkin Saudara berdoa “Tuhan, habiskan mereka semua, mereka terlalu jahat”. Kalau Saudara membaca Sodom dan Gomora dibakar, kalau cuma baca dan mengatakan “Tuhan jahat, bakar-bakar kota”. Tapi kalau Saudara di tengah-tengah mereka, mungkin Saudara yang duluan bakar. Jadi kita sering kali tidak mengerti, tapi Alkitab menyatakan Allah itu adil maka apa yang Allah lakukan tidak mungkin tidak adil, apa yang Allah nyatakan tidak mungkin salah.
Tuhan tidak menyertai keluarga kita, apa bedanya keluarga kita dengan keluarga lain. Kalau Tuhan tidak menyertai hidup kita, apa bedanya hidup kita dengan orang kafir? Itu sebabnya Musa mengatakan “Tuhan, sertai bangsaMu ini, sertai umatMu ini”, Tuhan mengatakan “tidak, Aku kirimkan malaikat saja, karena kalau Aku yang menyertai, Aku lihat mereka, tidak tahan amarahKu nanti Aku musnahkan mereka”. Tapi Musa mengatakan “jangan Tuhan, jangan tidak sertai”, Tuhan mengatakan “tidak apa-apa, kan Aku kirim malaikat”. Musa tetap ngotot bilang “saya tidak mau malaikat, maunya Tuhan” ini namanya doa yang ngotot. Saudara jangan pikir orang Reformed kalau doa “yang penting berdoa, kan kedaulatan Tuhan”. Musa juga mengerti kalau Tuhan berdaulat, tapi dia terus minta “Tuhan, saya minta yang seperti ini”. Lalu Musa memohon dengan begitu berat, “kalau Engkau putuskan tidak mau sertai, jangan suruh saya jadi pemimpin. Sebab saya tidak sanggup jadi pemimpin kalau bukan Tuhan yang sertai. Maka Tuhan mengatakan “baiklah, Aku akan sertai”, Musa sudah puas belum? Belum. Musa mengatakan “dari mana saya tahu? Tandanya apa? saya akan minta tandanya kepada Tuhan yaitu Tuhan tunjukkan kemuliaan, kalau Tuhan rela tunjukkan kemuliaan, baru saya percaya Tuhan sertai bangsa ini. Tuhan menghargainya, maka waktu dia mengatakan “saya minta penyertaan Tuhan” Tuhan kabulkan, lalu “saya minta boleh memandang kemuliaan Tuhan” Tuhan juga kabulkan. Di sini kita harus tafsirkan dengan sangat hati-hati, karena sebelumnya dikatakan kalau Musa berbicara dengan Tuhan, Musa berbicara seperti teman dengan teman, muka ke muka, tetapi sekarang Tuhan mengatakan “Aku akan sembunyikan wajahKu dan Aku akan tunjukkan belakangKu saja”. Martin Luther menafsirkan ini dengan sangat indah, Luther mengatakan ketika Tuhan menyatakan diri kepada manusia, Dia membatasi diriNya sedemikian supaya kita boleh mengerti siapa Dia, supaya kita tahu bahwa ada yang lebih dari Dia yang belum Dia nyatakan. Calvin berbeda dengan Luther, Calvin sangat strict, apa yang Alkitab bilang, itu yang dia nyatakan, maka Calvin mengatakan Tuhan menyatakan diri kepada Musa “Aku sembunyikan wajahKu dn Aku tunjukkan belakangKu” maksudnya adalah Tuhan tidak pernah mengijinkan Musa memandang Dia dengan kesempurnaan kemuliaanNya. Bukankah Musa dan Tuhan berbicara wajah dengan wajah, Calvin mengatakan ketika Tuhan menyatakan diriNya kepada Musa wajah dengan wajah, ini adalah Tuhan yang sedang membatasi diri sehingga seperti seorang ibu bicara bahasa bayi kepada anaknya, demikian Tuhan berbicara kepada Musa di dalam bentuk yang Musa bisa kenali. Tetapi ini bukan kemuliaan Tuhan yang penuh. Saudara kalau berbicara dengan bayi tidak akan memakai kalimat-kalimat orang dewasa. Tuhan juga mirip, Tuhan menurunkan diriNya, membatasi diriNya, menyembunyikan kemuliaanNya supaya bisa berbicara dengan manusia. Karena Calvin mengatakan “kalau Tuhan tidak sembunyikan kemuliaanNya, kita akan hancur memandang kemuliaanNya yang terlalu besar untuk kita bisa tangani. Tapi kalau Luther unik, Luther mengatakan kalau Tuhan menyatakan diri dengan keterbatasan, dengan membatasi diri, ini berarti Tuhan mau manusia tahu bahwa ini belum seluruhnya. Sehingga ketika manusia melihat Tuhan, manusia tahu “saya tidak bisa tahu Tuhan dengan sempurna sebab Tuhan sedang menutup begitu banyak hal supaya saya tidak tahu, karena saya memang tidak mungkin tahu”. Itu sebabnya ketika Tuhan menyatakan diri, gunung penuh dengan awan yang gelap supaya manusia mengatakan “pengenalanku akan Tuhan itu penuh dengan misteri dan kegelapan”. Maka ketika Musa berbicara dengan Tuhan wajah dengan wajah, Musa mengetahui Tuhan yang menyatakan diri di depannya adalah Tuhan yang belum menyatakan semua kemuliaanNya karena dia tidak sanggup. Maka Musa mengatakan “Tuhan, tunjukkan semua kemuliaanMu”. Mengapa Musa meminta ini? Karena kalau Tuhan menyatakan kemuliaanNya dengan sempurna, pasti Musa mati. Sehingga Musa mengatakan “kalau Tuhan tidak mau sertai, saya lebih baik mati”. Ini dia lanjutkan dengan permintaan ketiga “tunjukkan kemuliaanMu, kalau saya hidup berarti saya boleh melanjutkan pekerjaan saya membimbing bangsa ini. Kalau Engkau tunjukkan kemulian kemudian saya mati, ya sudah, lebih baik saya mati kalau Engkau tidak mau sertai”, maka dia minta “nyatakan kemuliaanMu”. Ini permintaan yang akan menghanguskan Musa, dan Musa tahu itu. Kita sering kali ikut-ikut doa Musa tanpa mengerti “oh Tuhan, nyatakan kemuliaanMu, nyatakan kemuliaanMu di gereja ini, nyatakan kemuliaanMu bagi Indonesia” kita kurang belajar teologi PL. Saudara kalau mengerti teologi PL, tidak akan berani ngomong sembarangan seperti itu. Tapi Tuhan beranugerah kepada Musa, Tuhan mengatakan “baik” waktu Tuhan menjawab seperti itu, saya tidak tahu perasaan Musa bagaimana, apakah Musa akan mati? Tapi Tuhan mengatakan “Aku akan melindungimu, waktu Aku menyatakan kemuliaanKu, engkau tidak lihat sehingga engkau tidak mati.
Yang kita bisa pelajari dari bagian ini adalah jangan gantikan pernyataan kehadiran Tuhan sebelum waktu Tuhan, lalu kapan kita bisa melihat pernyataan Tuhan ada di tengah-tengah kita dengan sempurna? Alkitab menyatakan 2 hal yang pertama adalah melalui Kristus. Tetapi ketika Kristus datang ke dunia ini, Dia adalah Allah yang menjelma jadi manusia, kita tetap belum memandang kemuliaan Kristus dengan sempurna. Orang yang memandang kemuliaan Kristus dengan sempurna, dicatat di dalam Alkitab, salah satunya adalah Yohanes. Dan ketika Yohanes melihat Tuhan Yesus menyatakan diri, dia silau dan dia sujud, kemudia dia sangat gentar dan ketakutan. Jadi Tuhan belum menyatakan dengan sempurna, karena itu Tuhan mengatakan “jangan bikin apa pun yang menggantikan pengharapan kedekatan dengan Tuhan, dengan kedekatan yang bisa dirasakan sekarang”. Saudara belum bisa memandang wajah Tuhan, Saudara belum punya keakraban bicara seperti Saudara bicara dengan orang tua. Tapi sekarang pendeta-pendeta berkata “tadi pagi Tuhan berfirman” ini namanya bikin boneka, lalu mengatakan ini Tuhan. Tuhan mengatakan “Aku ada di sorga, Aku belum datang lagi”, Yesus mengatakan “tunggu Aku datang, nantikan Aku datang, jangan bikin apa pun yang seolah-olah sudah menggantikan kedatangan Tuhan, lalu kita mengatakan “sekarang saya sudah tenang”. Kita sedang menantikan kapan Yesus datang ke sini. Sekarang Yesus belum ada maka kita terus mengharapkan, kalau Dia sudah sepertinya ada, maka kita tidak lagi mengharapkan Dia. Kalau Dia digantikan dengan patung, iamge, gambar, lukisan atau apa pun lalu kita mengatakan “Yesus, sudah ada ditengah-tengah kami” maka kita menggantikan kenikmatan dan perasaan sukacita yang belum Tuhan mau berikan dengan satu perasaan yang palsu. Mari kita nantikan Dia, mari kita tunggu kapan Dia menyatakan Diri. Mari kita lakukan penantian ini dengan setia dan kita tidak jatuh dalam pengharapan palsu yang diberikan oleh image, gambar, patung atau apa pun yang menggantikan kehadiran Tuhan. Biarlah kita puas dengan Firman yang sempurna dan indah ini dan dengan doa kita kepada Tuhan.