Lagu Rescue the Perishing yang diciptakan Fanny Crosby ini memiliki satu kisah yang sangat menggerakkan hati. Berikut adalah kisah Fanny Crosby sendiri mengenai insiden yang terjadi dalam penggubahan lagu tersebut:
“Pada waktu saya berkhotbah kepada satu kelompok pekerja pada satu sore yang panas di bulan Agustus, ada satu hal terus menggugah pikiran saya yang mengatakan bahwa ada satu anak laki-laki dari seorang ibu yang harus diselamatkan pada malam itu atau dia tidak akan diselamatkan sama sekali. Maka saya meminta bahwa jika ada satu orang anak laki-laki yang sedang mendengar khotbahnya, yang sudah berpaling dari ajaran ibunya, saya mengundang dia untuk datang dan berbicara dengan saya sesudah kebaktian. Ada seorang muda berumur 18 tahun datang dan berkata, ‘Apakah orang yang Anda maksud adalah saya? Saya sudah berjanji kepada ibu saya untuk bertemu dengannya di surga; tetapi jika saya hidup dengan cara hidup saya sekarang, hal itu adalah sesuatu yang mustahil.’ Kami berdoa untuk dia, dan dia berdiri dengan cahaya baru di matanya. Dia berseru dengan seruan kemenangan, ‘Sekarang saya dapat bertemu dengan ibu saya di surga, karena saya telah menemukan Allah ibuku.’
Beberapa hari sebelumnya, Mr. Doane mengirimkan kepada saya satu topik, ‘Selamatkanlah yang akan Binasa,’ dan ketika saya duduk di sana pada sore itu datanglah satu barisan kata-kata, ‘Rescue the perishing, care for the dying.’ Saya tidak dapat memikirkan hal lain lagi malam itu. Saya menggubah lirik lagu itu seketika itu juga dan himne itu juga seketika siap untuk melodinya. Hari berikutnya lirik tersebut sudah selesai ditulis dan langsung dikirimkan kepada Mr. Doane, yang menuliskan musik yang indah dan menyentuh seperti yang ada sekarang.
Di November 1903, saya pergi ke Lynn, Massachusetts, untuk berkhotbah di Young Men’s Christian Association. Saya menceritakan kepada mereka insiden yang memimpin saya untuk menulis lagu ‘Rescue the Perishing,’ seperti yang saya tulis di atas. Setelah pertemuan tersebut, banyak pemuda berjabat tangan dengan saya, dan salah satu pemuda terlihat sangat tergerak. Saya begitu terkejut ketika dia berkata, ‘Miss Crosby, saya adalah anak laki-laki yang tiga puluh lima tahun yang lalu sudah berpaling dari Allah ibuku. Pada sore ketika Anda berkhotbah dalam pertemuan misi tersebut saya mencari dan mendapatkan kedamaian, dan saya telah mencoba untuk menghidupi kehidupan Kristen yang konsisten sejak saat itu. Jika kita tidak bertemu lagi di dunia, kita akan bertemu di sana.’ Ketika dia mengatakan hal ini, dia mengangkat tanganku ke bibirnya (ket.: Fanny Crosby adalah seorang buta); dan ketika saya kembali dari keterkejutan saya, dia sudah pergi, dan sampai sekarang saya tidak mengenal namanya. Dia terus teringat di dalam hati saya setiap saya mengingat melodi lagu ‘Rescue the Perishing’.”
Kiranya lagu ini juga menggerakkan kita dengan satu urgensi untuk menjangkau orang-orang yang belum mengenal Injil Kristus, karena mungkin momen itu adalah satu-satunya momen yang Roh Kudus ingin pakai untuk kita memberitakan Yesus Kristus, satu-satunya pribadi yang dapat menyelamatkan orang tersebut dari dosa.
Sumber: http://cyberhymnal.org/htm/r/e/rescuetp.htm