Seringkali kita menjalani hidup Kristen yang terpecah: di hari-hari biasa
kita hidup tanpa Kristus, di hari Minggu kita kembali mengingat Kristus. Hidup
yang demikian bukanlah hidup Kristen yang sejati. Hidup Kristen yang sejati
adalah hidup yang dijalani dengan visi Kristus, yakni memberikan diri untuk
menggenapi kehendak Bapa dalam melayani dan mengasihi sesama. Hidup
yang demikian adalah hidup yang didorong oleh cinta kasih, baik kepada Allah
maupun kepada sesama kita yang adalah gambar Allah.
Mungkinkah kita menjalani hidup yang penuh cinta kasih dengan
konsisten? Kita tidak mungkin menjalani hidup sedemikian tanpa selalu
kembali memandang salib Kristus. “Kita mengasihi karena Allah terlebih dahulu
mengasihi kita” (1 Yoh. 4:19). Cinta kasih Kristus adalah mata air cinta kasih
yang tak henti-hentinya mengisi kekosongan hati kita, sehingga kita dapat
mengasihi.
Himne yang ditulis Isaac Watts ini menyatakan keheranannya akan cinta
kasih Kristus:
Alas! and did my Saviour bleed and did my Sovereign die?
Benarkah Juruselamatku berdarah dan Rajaku mati?
Would He devote that sacred head for such a worm as I?
Akankah Dia memberikan kepala kudus itu untuk manusia menjijikan seperti
aku?
Himne ini ditulis dalam bentuk common metre, yang suku kata tiap
barisnya berjumlah 8-6-8-6. Isaac Watts adalah seorang Puritan yang memiliki
talenta yang luar biasa. Ia menguasai bahasa Yunani, Latin, dan Ibrani sejak
lulus sekolah dasar. Sejak kecil, ia sangat suka membuat sajak. Pada waktu ia
berumur 20 tahun, ia menulis banyak himne yang terkumpul dalam buku
“Himne dan Lagu-Lagu Rohani”. Ia dipendetakan pada tahun 1702, ketika ia
berumur 28 tahun. Ia menulis buku-buku teologi, pendidikan, dan lagu rohani
untuk anak-anak. Salah satu pesan yang ia katakan melalui puisinya kepada
anak-anak berbunyi demikian :
In works of labour or of skill
dalam berbagai jenis pekerjaan
I would be busy too:
aku akan menyibukkan diri
For Satan finds some mischief still
karena iblis mencari-cari berbagai kenakalan
For idle hands to do.
untuk dikerjakan oleh tangan yang menganggur
Jika Isaac Watts telah memberikan talentanya dalam bidang bahasa
untuk kemuliaan Allah, apakah hidup kita juga berbuah untuk mengagungkan
nama Yesus Kristus? Semoga cinta kasih Juruselamat kita yang mengherankan
itu terus mendorong kita untuk semakin hidup di dalam kasih.