Filipi 2: 9-11 “Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku: “Yesus Kristus adalah Tuhan,” bagi kemuliaan Allah, Bapa!”. Berikutnya kita membaca dari Kisah Para Rasul 4: 10-12, “maka ketahuilah oleh kamu sekalian dan oleh seluruh umat Israel, bahwa dalam nama Yesus Kristus, orang Nazaret, yang telah kamu salibkan, tetapi yang telah dibangkitkan Allah dari antara orang mati — bahwa oleh karena Yesus itulah orang ini berdiri dengan sehat sekarang di depan kamu. Yesus adalah batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan — yaitu kamu sendiri —,namun ia telah menjadi batu penjuru. Dan keselamatan tidak ada di dalam siapa pun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan”.
Di bagian terakhir ini kita akan melihat bagaimana nama Kristus menjadi nama yang menyelamatkan. Di dalam seluruh sejarah nama Tuhan dipercayakan kepada Israel, ini yang kita sudah bahas, dari waktu Israel keluar dari Mesir Tuhan mengatakan “engkau akan disebut dengan namaKu. NamaKu akan termasyhur di seluruh bumi melalui engkau”. Israel dipanggil Tuhan keluar dari Mesir supaya orang dunia kenal Tuhan lewat mereka. Ini merupakan sesuatu yang tidak main-main, Israel menyandang nama Tuhan. Siapa mau kenal Tuhan, lihatlah Bangsa Israel. Bagaimana mengaitkan antara nama Tuhan dengan Israel? Cara satu-satunya untuk melihat kaitan itu adalah dengan melihat bagaimana Israel menjadi bangsa yang memuliakan Tuhan. Jadi nama Tuhan dipermuliakan jika Israel berfungsi sebagai bangsa sesuai dengan cara Tuhan, jika Israel menjalankan pemerintahan yang adil, jika mereka memperhatikan orang yang tertindas, jika mereka menyingkirkan orang jahat di tengah-tengah mereka, jika mereka menyingkirkan orang-orang pembuat dosa yang menghancurkan orang lain, maka Tuhan akan memberkati mereka. Jika mereka setia kepada Tuhan, maka Tuhan akan memberkati mereka. Bangsa ini akan menjadi bangsa yang secara politik, yang secara ekonomi, yang secara sosial, yang secara keadilan, yang secara hukum, yang secara pergaulan, yang secara penanganan alam menjadi bangsa yang memuliakan Tuhan. Memuliakan Tuhan bukan sesuatu yang hanya bersifat kata-kata, bukan hanya mulut, bukan hanya estetika memuji dan menyanyi, tapi memuliakan Tuhan berarti semua bagian berfungsi sebagaimana yang Tuhan mau. Salomo adalah gambaran kecil mengenai kesuksesan Israel, sebelum dia jatuh dalam dosa. Dikatakan bangsa-bangsa dari jauh mau datang. Mengapa datang? Mau melihat Salomo bagaimana menangani pegawai-pegawainya, bagaimana dia membuat sistem di negara ini, bagaimana dia menyelidiki alam, bagaimana dia membuat puisi-puisi dan pujian-pujian, Salomo membawa Israel mengerjakan seluruh aspek. Kalau Saudara baca baik-baik, Salomo punya aspek yang berkait dengan segala hal, dia berkait dengan alam, dia adalah orang yang memelihara tanaman, pohon-pohonan dan juga binatang. Dia selidiki binatang, dia selidiki pohon, Salomo menulis banyak buku yang sekarang sudah hilang, mengenai klasifikasi binatang, mengenai sifat-sifat tanaman, mengenai ciri-ciri hewan yang dia temui. Dan dia adalah orang yang mau koleksi, kumpulkan binatang-binatang dari berbagai tempat. Sebelum Tiongkok melakukan ini, Salomo sudah lebih dulu lakukan, kirim kapal, ambil binatang, ambil jenis-jenis hewan yang lain dari tempat yang jauh untuk diselidiki oleh Salomo. Dia menjadi penguasa atas binatang, seperti yang Tuhan mau Adam lakukan. “Adam, beranak cucu bertambah banyak dan penuhi bumi dan taklukkanlah”, apa yang ditaklukan? Binatang-binatang salah satunya, ini yang Salomo lakukan. Salomo juga menangani aspek estetika, dia membuat puisi, dia membuat lagu, dia membuat nyanyian, dia membuat kalimat-kalimat hikmat, dia membuat tulisan-tulisan bagi hidup, ini orang yang menangani banyak bidang. Lalu seluruh Israel berada di dalam keadaan damai, seluruh Israel adil, seluruh Israel baik, seluruh Israel kaya. Ini membuat kita kaget “jadi cari kaya itu tidak salah ya”, cari kaya tidak salah selama kekayaan itu diperjuangkan oleh sebuah bangsa demi kepentingan seluruh bangsa. Saudara, menjadi kaya itu bukan tugas individual, ini kesalahan dari teologi sukses mengatakan bahwa “kalau engkau percaya Tuhan Yesus, engkau sendiri kaya”, itu tidak beres. Kalau cuma satu orang ingin kekayaan bagi diri atau satu keluarga ingin kekayaan bagi keluarga dia, bagaimana dengan keluarga lain, bagaimana dengan seluruh kota, bagaimana dengan seluruh bangsa? Ketika Pak Ahok masih menjadi gubernur mengatakan “tugas saya adalah membuat warga DKI dompetnya tambah tebal”, ini boleh dikatakan oleh pemimpin. Karena dia tidak mengatakan “saya bertugas untuk membuat dompetku sendiri tebal”, tidak. Maka siapa mau jadi kaya, dia mesti pikir menjadi kaya bersama-sama seluruh komunitas, “mari seluruh kota, mari seluruh bangsa maksimalkan seluruh kekayaan yang Tuhan percayakan”. Indonesia punya begitu banyak kekayaan yang selalu salah dikelola. Kalau kekayaan negara digali apakah bisa didistribusikan dengan adil? Apakah negara menunjang orang rajin dapat hasil dan orang malas tersingkir? Kalau negara membuat orang malas tapi punya koneksi menjadi kaya, orang yang tidak tahu kerja, yang tidak tahu bersumbangsih mendapat uang karena mampu korupsi, ini negara tidak beres. Salomo menjadi contoh bagaimana Israel bisa memuliakan Tuhan. Memuliakan Tuhan bukan kita berkumpul lalu berseru “Haleluya Puji Tuhan”, bukan. Lebih memuliakan Tuhan berarti seluruh bagian dari seluruh negara berfungsi sebagaimana yang Tuhan mau sehingga seluruh rakyat mendapat berkat sejahtera dari Tuhan. Tuhan memberi berkat lewat para pemimpin yang bijak, Tuhan memberi berkat lewat orang-orang kunci di dalam sebuah negara. Jika orang-orang kunci ini takut akan Tuhan, maka Tuhan akan memberkati. Ini yang kita mau cari, “Tuhan kami ingin memuliakan Engkau. Bagaimana memuliakan Engkau?”, dengan berfungsi sebagaimana Tuhan mau. Di dalam buku dari seorang bernama Richard Middleton, dia mengutip dari Mazmur yang mengatakan “langit memuliakan Tuhan, bintang-bintang, matahari, bulan pujilah Tuhan. Hai gunung-gunung pujilah Tuhan. Hai laut pujilah Tuhan. Hai pohon-pohon di hutan, pujilah Tuhan. Hai binatang-binatang, pujilah Tuhan”. Lalu dia tanya sendiri di buku itu “bagaimana bintang, matahari, bulan, gunung, pohon-pohon, binatang, bagaimana mereka memuji Tuhan? Jawabannya adalah dengan mereka berfungsi sebagaimana seharusnya mereka berfungsi. Matahari sedang memuji Tuhan dengan menjadi matahari. Bulan bintang memuji Tuhan dengan menjadi bulan dan bintang. Di dalam Roma 8, Paulus mengatakan bahwa seluruh alam menantikan saat pembebasan dan saat pembebasan itu adalah ketika mereka berfungsi dengan cara yang memuliakan Tuhan setelah anak-anak Allah dibangkitkan dan mendapatkan keselamatannya. Seluruh alam akan kembali berfungsi dengan mulia sekali jika anak-anak Allah sudah dimunculkan. Tapi sekarang bagaimana? Sekarang tetap berfungsi tapi belum sempurna, sekarang tetap menyatakan kemuliaan Tuhan meskipun belum sempurna. Jadi seluruh alam memuliakan Tuhan dengan menjadi dirinya sendiri, dengan menjadi bagian yang harus menjalankan bagiannya di dalam ketetapan Tuhan.