Salah satu tulisan paling tua di Perjanjian Baru yang berbicara tentang Natal adalah dari Surat Galatia ini. Maka kita dapat mengerti bahwa teologi yang Paulus bagikan termasuk kelahiran dari seorang perempuan adalah sesuatu yang sudah dimengerti dan diajarkan dalam gereja Tuhan bahwa zaman yang baru, zaman akhir ketika Kerajaan Allah menyatakan diri di seluruh ciptaan itu terjadi karena ada seorang anak yang lahir dari seorang perempuan. Kelahiran yang banyak dinubuatkan di Perjanjian Lama, kelahiran ini sudah dinubuatkan di Kitab Kejadian karena dikatakan perempuan itu akan memelihara ada garis keturunan sampai disaat dimana Mesias itu lahir dari seorang perempuan. Lalu di dalam Kitab Yesaya ditekankan bahwa ada tanda yang diberikan kepada Raja Ahas yaitu akan ada seorang perempuan muda yang mengandung dan melahirkan. Tema perempuan melahirkan ini tentu tema Kejadian, sangat jelas dalam Kejadian pasal 3. Dalam Kejadian pasal 3, pengharapan yang dimiliki oleh kemanusiaan adalah kelahiran dan keturunan yang akan memenuhi bumi itu akan tetap terjadi. Adam dan Hawa sudah jatuh dalam dosa, tapi mereka tetap akan menjalankan panggilan mereka atau menjalankan fungsi mereka sebagai manusia. Itu sebabnya Injil memberitahukan anugerah yang Tuhan berikan sehingga manusia bisa kembali hidup sebagai manusia. Apa yang Tuhan mau manusia kerjakan tetap bisa dikerjakan meskipun ada di dalam dosa. Jadi dosa tidak membatalkan pekerjaan yang Tuhan percayakan kepada manusia. Tapi alasan mengapa dosa tidak membatalkan pekerjaan Tuhan adalah karena Tuhan akan membalikan dosa. Jadi kita melihat pekerjaan Tuhan yang total, utuh, dimana Dia mengizinkan orang tetap hidup meskipun jatuh dalam dosa karena ada rencana untuk memulihkan ciptaan ini. Jadi Paulus adalah seorang yang mengajarkan kita untuk melihat rencana Tuhan secara total. Saudara mungkin sulit melihat pengertian ini di dalam tulisan-tulisan lain, memang mereka tidak berniat membahas totalitas dari pekerjaan Tuhan itu dengan segamblang Paulus. Saudara melihat ketika Paulus mengatakan bahwa Allah sedang memanggil Israel, membuang Israel demi memberi jalan bagi bangsa-bangsa lain itu benar-benar pengajaran yang sangat jenius dan itu dilakukan oleh Paulus hanya di dalam beberapa pasal. Roma pasal 3,4,5, terus sampai pasal yang ke-11, rangkuman dari apa yang Tuhan kerjakan di dalam sejarah. Ada teolog-teolog, ada penulis Perjanjian Baru yang berfokus pada ajaran moral, ajaran etika Kristen di dalam Kristus, misalnya Yakobus. Ada yang mengajarkan tentang pentingnya benturan antara iman Kristen sejati dengan ajaran palsu, seperti misalnya 2 Petrus, Surat Yudas. Ada yang menekankan sekali simbol-simbol tentang akhir zaman di Wahyu. Tapi Saudara harus tahu Wahyu itu bukan satu-satunya kitab yang berbicara tentang akhir, Paulus bicara itu di Surat 1 Tesalonika 4, juga di 1 Korintus 15. Wahyu berbicara secara kontekstual, maka Saudara tidak bisa perlakukan Wahyu sebagai buku masa depan. Kitab Wahyu tidak diberikan sebagai nubuat yang penerimanya bingung apa artinya, lalu Yohanes mengatakan “jangan khawatir, ini akan berguna 2.000 tahun kemudian”. Kalau gunanya 2.000 tahun kemudian, mengapa ditulis untuk kami sekarang? Jangan lupa Wahyu itu surat kepada ketujuh gereja, ini bukan buku nubuat masa depan. Konsep berpikir seperti ini untuk diubah itu susahnya setengah mati. Banyak orang ketika belajar tema-tema Kristen cuma menambah ceri di atas, kuenya tetap ngawur. Padahal yang seharusnya diubah adalah seluruh kue. Maka sebenarnya yang harus kita pelajari apa bedanya sebelum Yesus dan sesudah, karena dua zaman ini yang Alkitab sebenarnya ajarkan. Hal yang paling jelas adalah dipanggilnya bangsa-bangsa lain. Sebelum Yesus datang pemanggilan bangsa-bangsa lain tidak terjadi. Pemanggilan individu-individu dari bangsa lain ada dan itu sebagai tanda bahwa Tuhan akan panggil bangsa-bangsa lain. Tapi pemanggilan bangsa lain tidak ada, tidak pernah ada sebuah bangsa yang tunduk kepada Yahweh, yang mengatakan “kami tidak mau lagi menyembah berhala kami”. Jadi kalau Saudara pikir mujizat akan mengubah orang, hukuman keras akan mengubah orang, faktanya adalah orang tetap tidak berubah. Maka ketika Kristus belum datang, tidak ada bangsa-bangsa yang dipanggil oleh Tuhan menjadi milik Dia. Bahkan Israel pun pada akhirnya terhilang, kalau mau dibilang demikian. Jadi perbedaan yang jelas sebelum dan sesudah Kristus datang adalah sesudah Kristus datang, bangsa-bangsa dipanggil, ini yang Paulus tekankan di pasal 3. Tuhan memanggil Abraham dengan tujuan menjadi berkat bagi bangsa-bangsa lain. Kalau Saudara baca itu di Kejadian, memang tepat tempatnya karena sebelum Abraham peristiwa yang terjadi adalah pengusiran satu bangsa Babel menjadi banyak bangsa. Mereka mau membuat menara yang ujungnya ada lambang langit, lalu Tuhan mencerai-beraikan mereka, sejak itu muncullah bangsa-bangsa. Kemudian Tuhan panggil Abraham dan mengatakan “Aku akan memberkati bangsa-bangsa lewat keturunanmu”. Jadi Abraham adalah jawaban Tuhan dari kekacauan yang ditimbulkan dari peristiwa Menara Babel. Abraham ditetapkan oleh Tuhan untuk menjadi orang yang akan punya keturunan yang akan memberkati bangsa-bangsa lain. Jadi Tuhan berniat memberkati bangsa-bangsa lain tapi itu belum terjadi di zaman Israel. Tetapi Tuhan menggenapi janji kepada Abraham lewat kehadiran Kristus. Dan ini dijelaskan dalam Wahyu 19 atau 20, dikatakan ada kerajaan seribu tahun dimana Tuhan membungkam setan, berarti setan dan segala kuasa jahat, pemberontakan, perlawanan kepada Tuhan yang dulu dimiliki oleh bangsa-bangsa lain, itu akan dibungkam oleh Tuhan. Tuhan akan lemparkan iblis ke sebuah lubang lalu ditutup. Dan yang dikatakan oleh Kitab Wahyu adalah iblis tidak lagi mampu menyesatkan bangsa-bangsa. Ini sudah terjadi waktu Yesus bangkit. Ini sudah terjadi ketika di dalam Kisah Para Rasul, Injil disampaikan ke bangsa-bangsa lain. Bukankah itu yang dijelaskan di Kitab Wahtu? Berarti yang mau ditekankan oleh Kitab Wahyu adalah ketika Kristus berkuasa, Dia akan menjalankan penggenapan janji kepada Abraham yaitu memberkati bangsa-bangsa lain. Maka sebelum zaman akhir dan sesudah, bedanya adalah di dalam zaman yang terakhir bangsa-bangsa kembali kepada Tuhan, ini tanda zaman yang akhir itu. Jadi Tuhan bisa datang kapan saja, tidak ada yang tahu. Tapi intinya adalah sekarang kita ini di zaman penantian.
Sama seperti yang dikatakan di Surat 2 Petrus, kamu senantiasa hidup di masa penantian. Kalau ada yang protes mengatakan “sudah begitu lama Tuhan belum datang-datang”, yang dimaksudkan zaman akhir itu bukan periode sampai Tuhan datang sudah tinggal hitungan detik. Tetapi ini sudah periode terakhir. Kalau mau dibagi, hanya ada 2 periode, seperti yang saya bilang tadi. Periode dimana Kerajaan Tuhan belum dinyatakan dan periode dimana Kerajaan Tuhan dimulai, dinyatakan lewat kebangkitan Kristus. Seorang teolog Inggris mengatakan bahwa kebangkitan Kristus itu memulai sebuah revolusi, sebuah revolusi diluncurkan di dalam kebangkitkan Kristus. Karena kebangkitkan Kristus merubah segala hal yang mengurung bangsa-bangsa lain. Hal paling utama yang mengurung bangsa-bangsa adalah kematian. Dan kebangkitan Kristus memberikan bukti bahwa ada cara untuk menaklukan kematian, ada cara untuk membuat kematian mati. Caranya adalah Kristus. Di dalam Kristus, bangsa-bangsa akan memiliki kemenangan atas maut. Maka bagi murid-murid di abad pertama, menyaksikan kebangkitan Kristus adalah menyaksikan dimulainya sebuah revolusi. Ketika Kristus bangkit, revolusi dimulai. Waktu Revolusi dimulai, tidak ada yang sama, semua berubah, konsep berubah, perlakuan Tuhan terhadap sejarah berubah, cara Tuhan menangani bumi juga berubah. Kalau kita gagal melihat ini maka kita akan menjadi orang yang sulit menghargai Kekristenan kita. Kekristenan itu agama radikal, kalau Kekristenan dianggap sebagai agama jinak yang hanya sekedar memberi nasihat bagaimana tidak nakal, Saudara salah mengerti Kekristenan. Kekristenan adalah agama revolusi, dari awal seperti itu. Saudara kalau mengatakan “Kekristenan memang cepat penyebarannya itu karena Injil”, Injil benar tapi jangan tafsirkan Injil dengan sempit. Injil bukan cuma berita masuk surga, Injil berarti pemerintahan kafir, seperti Roma, harus belajar untuk memberikan seluruh negaranya untuk diatur dengan cara Kristen, meskipun kamu tidak Kristen, ini revolusioner. Ketika murid-murid menyaksikan kebangkitan Kristus mereka sadar tanda-tanda bahwa zaman berubah itu sudah dimulai oleh Kristus. Dia sudah menyatakan tanda, Dia sudah memberikan nubuat-nubuat, Dia sudah menyatakan kegenapan dari nubuat Perjanjian Lama dengan semua tanda-tanda yang Dia kerjakan. Dia celikan orang buta, itu benar-benar tanda bahwa periode baru masuk. Ini yang tidak dimengerti oleh semua tradisi Karismatik, karena mereka mengatakan mujizat masih boleh terjadi. Mungkin bisa terjadi, tapi jangan bilang itu mujizat yang sama dengan Kristus. Karena mujizat Kristus adalah mujizat pernyataan sekarang zaman baru dimulai. Kalau inagurasi zaman baru itu terjadi terus, itu bukan inagurasi. Maka mujizat Kristus dan mujizat para rasul tidak terulang, tidak boleh ada yang klaim hal yang sama. Saudara tetap boleh percaya Allah sanggup mengerjakan hal yang tidak biasa, yang supranatural. Tapi jangan mengatakan yang supranatural itu memunyai bobot yang sama dengan Kristus dan para rasul. Maka mujizat demi mujizat dinyatakan oleh Kristus dan setelah itu mujizat paling besar adalah kebangkitkan Kristus. Waktu Yesus bangkit, murid-murid akhirnya mengerti, banyak dari mereka yang tidak mengerti dan ini mungkin membuat kita heran, apakah benar murid-murid belum mengerti apa maksud Yesus. Yesus sudah banyak kerjakan mujizat, apakah masih kontroversi tentang siapa Dia. Tapi setelah Yesus bangkit, tidak ada lagi kontroversi di tengah murid-murid, mereka tahu Dia Raja, Dia sudah bangkit dan Dia akan membawa zaman yang baru.