Dalam Roma 1 ditekankan bahwa Tuhan menyatakan diri melalui ciptaan, ciptaan ini menyatakan diri Tuhan kepada pikiran manusia. Hati manusia harus kembali kepada Tuhan karena Tuhan menyatakan diri. Tuhan bukanlah allah asing yang tidak terlihat dan tidak bisa dijangkau karena Dia menyatakan kemuliaanNya dengan cara yang terlihat. Itu sebabnya dalam teologi Kristen kita membagi antara diri Allah dan apa yang Allah nyatakan. Allah dalam diriNya sendiri, tidak ada yang bisa tahu. Saudara tidak bisa mengetahui Tuhan lewat cara kita berpikir yang dikondisikan untuk mengenal ciptaan. Kita hanya bisa mengenal ciptaan yang Tuhan nyatakan dengan pikiran kita yang terbatas ini. Tapi kita tidak mungkin mengenal Tuhan dengan sempurna. Namun demikian Tuhan juga mengizinkan kita boleh kenal Dia, bukan mengenal Dia dalam keseluruhan diriNya, tapi mengenal Dia melalui apa yang Dia nyatakan kepada kita. Dalam tradisi Yahudi, anak-anak sampai remaja sudah dibiasakan untuk mengenal ajaran-ajaran inti dari ajaran Yahudi tentang Tuhan. Mereka harus mengenal Tuhan, mereka harus mewarisi tradisi yang mereka miliki dari leluhur mereka. Demikian juga Kekristenan mula-mula, anak-anak diajarkan katekismus, apa yang gereja gumulkan dalam sejarah itu yang diwariskan dan itu yang harus dipelajari orang Kristen, baik orang tua maupun anak kecil. Maka pengertian yang dalam dari sejarah untuk mengenal Tuhan itu harus diwariskan sehingga generasi yang muda mengetahui apa yang sudah digumulkan di generasi sebelumnya. Tapi sayang kalau kita melihat zaman sekarang yang sangat sekuler. Itu adalah problem karena orang menyingkirkan Tuhan, berusaha menemukan ilmu, berusaha untuk menemukan cara mengenal alam tanpa Tuhan. Pengertian ini merusak pemikiran yang Tuhan mau ada pada diri kita. Pada abad ke-20, Amerika menawarkan pragmatisme, orang seperti John Dewey, William James dan lain-lain mengatakan bahwa kalau kamu ingin tahu yang benar, hanya berguna kalau bisa dipraktekan sekarang dan orang banyak langsung setuju. Popularitas, massa, dan juga aplikasi langsung itu menjadi pengukur mana benar yang baik dan yang tidak berguna. Sehingga penyelidikan yang dalam, tema-tema penting dari Kekristenan semua dibuang karena tidak bisa langsung dipraktekkan. Itu sebabnya kegagalan mempraktekan iman Kristen ada pada orang yang mendengar ajaran Kristen lalu tidak mengerti bagaimana mengubah cara pandang akan dunia ini lewat Firman. Di dalam struktur dari revolusi science yang dikeluarkan oleh Thomas Kuhn dikatakan bahwa yang membuat revolusi ilmu terjadi itu karena ada cara pandang yang beda. Alkitab mengajarkan untuk meruntuhkan cara pikir yang lama, berpusat kepada dunia dan diri. Lalu membangun cara pikir yang baru dimana Tuhan bertahta di atas semua bidang.
1 of 5 »