(Roma 4: 19-25; 1:16-17)
Di bagian pasal 1:16-17 disitu ditekankan tenang Injil yang menyatakan kebenaran Allah. Ini menjadi tema yang besar dalam reformasi karena Martin Luther sangat menekankan pembenaran oleh iman. Pembenaran oleh iman menjadi tema ciri khas dari zaman Agustinus, kemudian dipopulerkan kembali oleh Martin Luther, diajarkan dengan cara yang sangat limpah, terutama dalam buku ke-3 Institutio, dari buku John Calvin. Kemudian diteruskan sebagai tradisi yang penting di dalam gereja, baik Lutheran maupun Calvinis. Dalam ayat 17 “sebab dalam Injil nyata kebenaran Allah yang bertolak kepada iman dan memimpin kepada iman seperti ada tertulis orang benar akan hidup oleh iman”. Kalimat “orang benar akan hidup oleh iman” adalah kalimat yang ditulis oleh Habakuk. Dalam Habakuk 2 dia menceritakan tentang kesulitan ada di pembuangan, dibuang di tengah-tengah Babel dan dia tahu ada pengharapan. Ada pengharapan yaitu bumi akan penuh dengan kemuliaan Tuhan seperti air memenuhi lautan. Jadi seperti air akan terus ada pada lautan demikian kemuliaan Tuhan akan terus memnuhi bumi. Ini pengertian yang penting karena kemuliaan Tuhan memenuhi bumi itulah tujuan Tuhan menciptakan bumi. Bumi dicipta supaya penuh kemuliaan Tuhan. Bumi dicipta supaya Bait Tuhan yang suci itu ada di tengah-tengah umatNya. Dalam Habakuk 2 juga dikatakan bahwa bangsa-bangsa di dunia menyembah berhala tetapi Allah berdiam di BaitNya yang kudus. Tuhan yang akan datang ke bumi dan memberikan kemuliaanNya memenuhi seluruh bumi adalah tema pengharapan di dalam Perjanjian Lama yang banyak ditekankan waktu Israel ada di pembuangan. Itu sebabnya kita harus ingat timeline atau peristiwa-peristiwa penting di dalam Perjanjian Lama dan sebenarnya peristiwa itu tidak rumit dan tidak banyak. Kita bisa lihat di dalam Kejadian ada kisah penciptaan, kemudian beberapa kali Tuhan menyatakan penghukumanNya. Waktu Tuhan menyatakan penghukuman, Tuhan nyatakan panggilan kepada orang tertentu untuk memulihkan kembali bumi. Tuhan menyatakan penghukuman dengan air bah, tapi Tuhan memanggil Nuh untuk melanjutkan rencana Tuhan. Tuhan melakukan penghukuman dengan mencerai-beraikan orang-orang sampai ke ujung bumi, memberikan bahasa yang saling tidak dimengerti. Tapi setelah itu Tuhan memanggil Abraham untuk melanjutkan pekerjaan Tuhan di bumi. Ini adalah peristiwa yang penting di dalam Kejadian. Setelah itu Saudara bisa lihat dengan sangat simple dan ringkas di dalam kitab selanjutnya, yaitu Keluaran, berbicara tentang dipanggilnya Israel keluar. Lalu mereka menetap di Kanaan, tinggal di Kanaan, ada raja yang Tuhan angkat. Tapi mereka tidak setia, terus-menerus tidak setia, akhirnya Tuhan buang mereka ke Babel. Setelah itu kembali menantikan pengharapan yang digenapi di dalam Kristus. Selesai. Timeline yang begitu sederhana, tapi banyak orang Kristen tidak tahu. Timeline yang begitu mudah untuk kita ingat, tapi banyak orang Kristen tidak mau peduli. Karena sering kali kita cuma meletakan kalimat-kalimat dalam Kitab Suci sebagai kalimat mutiara untuk kita hidup lebih baik. Kita punya tujuan sendiri, dan kita minta Alkitab tolong sampai tujuan itu. Tapi Kitab Suci merombak semuanya, Kitab Suci memberikan kita tujuan yang baru dan Kitab Suci memberikan semua peringatan, janji dan penghiburan dari Tuhan untuk membuat kita menjalankan panggilan itu. Maka dalam peristiwa pembuangan, nabi-nabi menulis tentang pemulihan, mereka menulis tentang Tuhan yang akan memulihkan kerajaannya dan yang akan pulihkan bangsa-bangsa. Dampak dari pemulihan Israel akan kena ke seluruh dunia. Ini pengharapan yang mereka miliki. Dalam Kitab Suci, Tuhan menciptakan manusia dengan tujuan yang Dia mau. Tuhan tidak tanya kita apakah kita setuju dengan tujuan itu atau tidak, Tuhan tidak tanya kita apakah kita mau apa dalam hidup lalu kita diskusi dulu baru ciptakan kita untuk tujuan itu. Dia langsung tetapkan, Dia langsung ciptakan kita untuk tujuan itu dan Dia minta kita jalankan. Maka di dalam Kitab Suci dikatakan engkau harus hidup bertanggung jawab kepada Tuhan, bagaimana engkau harus hidup dengan menikmati berkat yang Tuhan berikan, hati-hati, lakukan segala anugerah dengan sangat baik, dengan sangat hati-hati. Karena Tuhan memberikan anugerah dengan sangat limpah, tapi Tuhan mengajarkan kita untuk menghargai. Yang kamu terima tidak harus kamu dapat, tidak harus menjadi milikmu, tidak harus kamu miliki selamanya dan seterusnya. Maka kesadaran anugerah ini adalah kesadaran yang sangat penting. Tuhan melatih Israel untuk menyadari betapa pentingnya kesempatan yang Tuhan berikan. Kalau Tuhan beri kesempatan, pakai baik-baik. Kalau Tuhan beri kesempatan, pelajari baik-baik, pikirkan baik-baik. Itu sebabnya ketika Saudara mulai memikirkan tentang tema hidup, Saudara akan tahu satu hal, “saya tidak mungkin hidup sembarangan, saya harus tahu kebenaran”. Dari mana tahu kebenaran? Mati-matian kejar kalau ada kesempatakan, kalau bisa dapat, mati-matian kejar selagi bisa. Maka di dalam Kitab Suci Tuhan menyatakan rencanaNya dan kita harus gumulkan baik-baik. KebenaranNya harus kita pahami dengan benar, dengan sungguh-sungguh, semampu kita bisa. Beri waktu yang baik untuk baca Kitab Suci, beri waktu yang konsisten untuk pelajari Kitab Suci. Waktu konsep ini masuk dalam pikiran kita, Saudara dan saya akan berhenti bekerja hanya untuk keuntungan. Mengapa engkau bekerja? “Membuat bumi menjadi tempat yang memberi banyak damai bagi saya, bagi sesama saya untuk tinggal di sini”, inilah yang Tuhan mau kita lakukan. Tapi kalau kita mulai switch, mengapa kamu hidup di dunia ini? “cari untung, cari kesempatan”, maka kita switch dari kehidupan yang semestinya menjadi kehidupan yang penuh akal busuk untuk menipu orang lain demi kepentingan diri. Maka Tuhan panggil umatNya untuk kerjakan hal yang beda dengan dunia ini.
Siapa yang Tuhan panggil? Kitab Suci mengatakan yang pertama Tuhan panggil adalah Abraham. Alkitab mengatakan Abraham percaya kepada Tuhan maka dia dibenarkan oleh Tuhan. Maka kata percaya mempunyai pengertian yang sangat beda dengan apa yang selama ini banyak orang pikirkan. Apa itu percaya? Percaya itu yakin. Maka kita sering mengatakan yakin dan percaya. Yakin dan percaya berarti saya sudah yakin dan tidak tergoyahkan lagi. Apakah itu makna percaya di dalam Alkitab? Bukan. Percaya itu berarti saya tahu Tuhan panggil saya untuk sesuatu dan saya dedikasikan diri untuk itu. Iman berkait dengan dedikasi diri. Maka ketika Tuhan memanggil Abraham, Abraham dedikasikan dirinya, dia pergi ke tempat yang Tuhan tunjuk. Dia tidak menolak, dia tidak pikirkan lagi, dia tidak punya pemikiran kedua. Dia punya pikiran “kalau Tuhan perintahkan, saya langsung jalan”, mengapa jalan? Inilah totalitas dedikasi yang saya persembahkan kepada Tuhan, dan inilah iman. Iman adalah ketika kita mengatakan kepada Tuhan, “iya Tuhan, saya persembahkan semua untuk ikut Engkau”, itu iman. Berani melangkah, berani berjalan karena tahu Tuhan akan pimpin. Di dalam Tuhan lebih aman dari pada di dalam siapa pun. Inilah imannya Abraham, dia punya keberanian melangkah. Mengapa dia berani melangkah? Karena dia tahu dia melangkah di belakangnya siapa. Abraham pindah dari tempatnya lalu dia pindah ke Kanaan yang tidak jelas keadaannya seperti apa. Tapi dia tetap setia. Dan dia dengar janji Tuhan, “keturunanmu akan jadi berkat bagi seluruh bangsa di bumi”, ini dia ingat, dia percaya. Dan ini yang dia jalankan, percaya bahwa Tuhan akan memakai dia untuk memulihkan atau untuk menyatakan pekerjaanNya di bumi. Maka saya mau Saudara benar-benar mengerti hal ini. Iman berarti saya percaya Tuhan mau saya kerjakan sesuatu, dan saya percaya dengan terlibat di dalamnya. Iman itu bukan hanya menonton dari luar, hanya menonton Tuhan memanggil hamba-hambaNya. Waktu Abraham dipanggil, dia taat karena dia tahu Tuhan mau pakai dia untuk kerjakan apa yang Dia mau kerjakan di bumi ini. Itulah iman. Setelah Abraham taat, Tuhan memberikan janji yang sulit untuk dimengerti dengan akal sehat. Tuhan mengatakan “Aku akan memberikan anak kepadamu”, waktu itu Abraham dan Sara sudah tua, mereka sudah melupakan keinginan untuk punya anak, mereka sudah terima fakta bahwa mereka tidak punya anak. Akhirnya umur 99, dia makan bersama Tuhan, Tuhan mengatakan “tahun depan engkau akan punya anak”. Abraham diteguhkan meskipun dia sempat goyah. Jadi iman Abraham juga pernah goyah, tapi tetap Tuhan yang kuatkan. Karena imannya mengatakan kalau Tuhan sudah janji pasti jadi. Janji untuk saya jalankan tanggung jawab saya. Pengertian ini harus Saudara mengerti. Saudara kalau di kantor, Saudara tidak diberi mobil dinas untuk senang-senang, Saudara diberi mobil dinas supaya Saudara bisa kerja. Saudara diberikan fasilitas untuk bisa kerja. Karena ada kerjaan maka diberi fasilitas. Tuhan memberikan janji karena Saudara dan saya ada kerjaan. Dan Tuhan tahu kita tidak sanggup kerjakan ini tanpa janji Tuhan. Jadi Tuhan beri janji demi kerjaan yang harus kita kerjakan. Itu sebabnya iman lebih menekankan tanggung jawab, bukan kepada hak. Iman bukan bergantung atau menekankan pada apa yang saya dapat, tapi iman justru menekankan pada apa yang harus saya persembahkan, apa yang harus saya kerjakan untuk Tuhan. Mari kita lawan pragmatisme hedonis yang menekankan apa yang saya dapat. Lalu mulai menekankan berita iman Alkitab yang menekankan apa yang jadi tanggung jawab saya. Sudahkah kita mengerjakan tanggung jawab kita? Yang kuliah, tugasmu sudah selesai atau belum? Yang kerja, pekerjaan kantormu sudah beres atau belum? Yang melayani, pelayananmu sudah beres atau belum? Tanggung jawab adalah iman. Maka jangan lagi sembarangan pakai kata iman.
Maka Yakobus mengatakan kalau kamu sudah umat, kerjakan perbuatannya, karena Tuhan memanggil Abraham untuk memperbaiki, untuk menyatakan pekerjaan Tuhan di dunia ini. Tuhan panggil Israel juga untuk memperbaiki apa yang ada di dunia ini. Tuhan mau Israel setia, tapi Israel gagal setia, maka Tuhan buang Israel ke Babel. Waktu Tuhan sudah buang ke Babel, Habakuk bergumul “Tuhan, saya tidak pernah sembah berhala satu kali pun, saya tidak pernah ikut-ikut iman orang lain, mengapa saya dibuang seperti ini?”. Habakuk bergumul mengapa orang benar menderita. Saudara kalau bingung dengan pertanyaan penderitaan, tinggal baca buku-buku dari nabi-nabi di pembuangan. Mereka mempunyai tulisan yang sangat luar biasa, menyelesaikan segala pergumulan tentang apa itu penderitaan dengan jawaban iman yang sangat anggun. Mereka juga bergumul “kalau saya taat kepada Tuhan, mengapa dibuang?”. Dan jangan pikir pembuangan itu menyenangkan, pembuangan itu membuat sangat menderita. Demikian juga nabi-nabi di pembuangan, mereka juga tidak mengerti mengapa mereka yang setia ikut dibuang bersama dengan orang-orang yang menyembah berhala. Maka di dalam pembuangan mereka terus menulis, terus memohon dan Tuhan berikan jawaban yang agung sekali. Tuhan mengatakan Tuhan akan menghakimi bangsa-bangsa, Tuhan akan menghakimi Israel juga. Tapi dari penghakiman itu Tuhan akan munculkan orang atau kelompok yang akan memberkati seluruh bangsa. Maka pengharapan semua orang akan seluruh bangsa diberkati dipopulerkan oleh nabi-nabi di dalam pembuangan. Di pembuangan mereka mulai bergumul dan mulai mengerti bahwa Tuhan akan pulihkan bangsa, pulihkan dunia demi kemuliaan Dia. Tuhan akan penuhi bumi ini dengan kemuliaan Dia. Tuhan akan nyatakan BaitNya di bumi dengan sangat jelas untuk mempermalukan orang-orang yang menyembah berhala. Maka tema-tema itu muncul di dalam kitab nabi-nabi yang ada di pembuangan. Nabi seperti Yeremia, Yehezkiel, Habakuk adalah orang-orang yang bergumul seperti ini, mereka terus bertanya kepada Tuhan, “Tuhan, kelegaannya kapan, kapan kami bisa dipulihkan”. Habakuk mendapatkan firman dari Tuhan, “engkau yang beriman, engkau akan hidup oleh imanmu, engkau dibenarkan oleh percayamu. Siapa percaya Tuhan akan hidup karenaNya”. Siapa yang percaya Tuhan? Habakuk. Apa maksudnya percaya Tuhan? Tuhan akan pulihkan Israel dan Tuhan akan pakai orang-orang ini untuk memulihkan, inilah iman.
Maka Paulus mengatakan di dalam Surat Roma, Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan orang beriman. Siapa orang beriman? Orang Yunani atau pun orang Yahudi, siapa pun yang beriman akan diselamatkan. Beriman berarti sadar Tuhan kerjakan sesuatu, dan saya boleh berbagian di dalamnya, saya harus berbagian di dalamnya. Saya punya perubahan mindset, sekarang saya punya tanggung jawab kepada Tuhan, sekarang saya punya hidup yang diatur oleh Tuhan, sekarang saya punya hidup yang diarahkan oleh Tuhan, yang tujuan finalnya ditetapkan oleh Tuhan. Berarti saya adalah milik Tuhan dan apa yang Tuhan mau saya kerjakan, apa pun itu, itulah yang akan saya gumulkan, saya pergumulkan di dalam hidup saya. Habakuk dikutip oleh Paulus, siapa yang benar dia adalah orang yang dibenarkan oleh iman. Siapa percaya, percayanya akan membuat dia dibenarkan. Di pasal 4 Paulus memakai contoh Abraham, seperti yang telah kita bahas tadi. Siapakah Abraham? Orang beriman, karena dia dengar firman dan menjalankannya. Apakah dia beriman sebelum atau sesudah disunat? Alkitab mengatakan sebelum disunat, Abraham dengar Tuhan dulu setelah itu dia taat kepada Tuhan. Mengapa hal-hal ini Tuhan nyatakan? Tuhan ingin mengatakan untuk kamu beriman, kamu jadi milikKu untuk mengerjakan pekerjaanKu, ada harga yang harus dibayar. Untuk Saudara boleh hidup bertanggung jawab kepada Tuhan ada harga yang harus dibayar. Dan siapa yang bayar? Bukan sunatnya Abraham, tapi salibNya Kristus. SalibNya Kristus adalah sunat yang sejati. Maka Saudara dan saya tidak lagi masuk dalam perjanjian sunat, karena sudah digenapi di dalam Kristus. Sekarang Kristus sudah genapi sehingga Saudara dan saya boleh masuk menjadi umat yang punya tanggung jawab bagi Tuhan. Maka di dalam Alkitab dikatakan kamu harus kerja, tapi untuk bisa kerja bagi Tuhan harus ditebus. Siapa yang tebus kita untuk kerja bagi Tuhan? Kalau kita tidak mau kerja bagi Tuhan, bagaimana? Kita akan diperbudak oleh dunia ini. Saudara tidak mau kerja bagi Tuhan, Saudara kerja bagi uang. Saudara tidak mau kerja bagi Tuhan, Saudara kerja demi popularitas, demi pangkat, demi kebanggan diri. Dan kerja bagi Tuhan berarti bekerja memberi faedah bagi yang lain. Alkitab memberikan kunci memahami prinsip yang penting sekali, siapa cinta Tuhan membuktikannya dengan cinta sesama. Sebab bagaimana bisa mengatakan cinta Tuhan yang tidak kelihatan, kalau engkau tidak cinta sesamamu yang kelihatan. Maka prinsip yang sama saya ambil, Saudara mau kerja bagi Tuhan maka kerjalah bagi sesamamu. Itu sama, karena Saudara mau kerja bagi Tuhan, apa yang Tuhan perlukan? Tidak ada, tapi waktu Saudara melakukan untuk sesama, Saudara sedang lakukan untuk Tuhan. Bolehkah saya melakukan untuk sesama tapi saya belum ditebus oleh Tuhan? Tidak dihitung. Kalau Saudara bekerja untuk sesama tapi Saudara bukan umat, Tuhan tidak akan menghitungnya. Tapi kalau Saudara ada di dalam Tuhan, Saudara kerja bagi sesama, Tuhan perhitungkan itu sebagai bentuk bagian tanggung jawab Saudara kepada Tuhan. Bagaimana bisa menjadi milik Tuhan? Hanya ketika Tuhan sudah menebus, maka Kristus mengganti tanda sunat, menggenapi. Waktu saya ditebus oleh Kristus, saya menjadi bagian dari umat Tuhan. Waktu saya jadi bagian dari umat Tuhan, saya bisa kerja bagi Tuhan. Saya harap hari ini Saudara mendapat pengertian yang limpah, yang mengubah hidup. Saya ingin lihat hidup yang diubah oleh firman, saya ingin lihat jemaat saya diubah oleh firman, saya ingin melihat Saudara berjuang setelah diubahkan oleh firman dengan cara hidup yang total baru. Sekarang saya dan Saudara bukan hidup menantikan ke sorga, Saudara sudah warga sorga. Saudara dan saya bukan hidup untuk membeli keselamatan, kita sudah diselamatkan. Saudara dan saya hidup untuk tanggung jawab kepada Tuhan di dalam segala panggilan yang Tuhan mau kita kerjakan. Mari bertanggung jawab kepada Dia karena salib Kristus membebaskan Saudara dari pembuangan.
Habakuk mengatakan “bebaskan dari pembuangan supaya kami bisa kerjakan tugas kami sebagai Israel di Tanah Perjanjian”. Hal yang sama juga Saudara mau kerjakan, “Tuhan bebaskan kami dari dosa, supaya kami bisa kerjakan pekerjaan yang Engkau inginkan kami lakukan”. Demikian dicatat dalam Surat Efesus, “karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman. Itu bukan hasil usahamu, tapi pemberian Allah. Itu bukan hasil pekerjaanmu, jangan ada orang yang memegahkan diri”. Sebab kita ini buatan Allah di dalam Kristus dan diciptakan untuk segala pekerjaan baik yang dipersiapkan Allah sebelumnya, Dia mau supaya kita hidup di dalamNya.
(Ringkasan ini belum diperiksa oleh pengkotbah)