(Lukas 14: 15-24)
Di dalam pasal 14 Yesus memberikan ajaran, pasal 15 Dia memberikan contoh betapa berdosanya orang yang menyingkirkan kelompok lain atas nama eksklusifisme itu, “kamilah yang utama, yang lain pinggiran”. Kita kalau jatuh dalam kesalahan yang sama, kita juga mendapat hukuman dari Tuhan. “Siapa kamu?”, “kelompok eksklusif”, “mengapa eksklusif?”, “karena mengerti teologi lebih baik dari pada yang lain”, ini sudah salah. Apakah kita mengerti teologi lebih baik dari yang lain? Mungkin iya mungkin tidak, kalau iya bagaimana? Kalau iya, undang orang lain untuk belajar sama-sama. Tuhan tidak ingin ada kelompok yang merasa lebih baik dari yang lain, tapi Tuhan juga tidak ingin orang merasa semua kelompok sama. Ini dua ekstrim yang harus kita hati-hati. Satu sisi tidak ada kelompok yang lebih baik dari pada yang lain. Sisi kedua, semua kelompok tidak sama, ada yang benar, ada yang kacau, ada yang tulus, ada yang palsu, ada yang punya kebenaran, ada yang cuma separuh. Maka Saudara tidak bisa bilang semua sama saja. Jadi pengertian yang Yesus mau adalah jangan sempit hati. Perluas penjangkauanmu untuk Kerajaan Tuhan. Kamu kelompok elit, sekarang ambil kelompok yang kurang elit, kamu kelompok orang kaya sekarang jangkau orang miskin, kamu kelompok orang miskin jangkau orang kaya. Saya tidak ingin membuat kelompok khusus yang meng-exclude orang lain dapat berkat Tuhan, saya ingin semua orang dapat berkat”. Orang-orang Yahudi mempunyai jiwa kelompok mereka harus minor, tapi minor yang utama, “kelompok kami adalah eksklusif, karena itu yang lain harus dicegah untuk masuk”. Sedangkan yang Tuhan mau adalah buka pintu baik-baik, ajak orang lain datang, asal kamu tahu mengapa kamu ada di dalamnya. “Saya berada di dalam karena saya orang Farisi. Orang Farisi baik karena kita kelompok elit”, bukan. Kalau jawaban seperti itu, Tuhan akan sangat marah. “Mengapa saya berada di tengah kelompok ini?”, “karena kelompok ini dapat berkat Tuhan”, “mengapa kamu bisa dapat berkat Tuhan?”, “entah, saya pun merasa tidak layak, tapi Tuhan memberikan berkat itu pada saya. Dan sekarang saya undang orang untuk menikmatinya bersama-sama”. Maka Yesus mengingatkan dengan sangat keras, “undanglah orang-orang yang tidak pernah engkau anggap sebelumnya, menjadi bagian dari kami”. Ini yang kita coba kerjakan, kadang-kadang kita mempunyai kesempitan hati yang tidak kita sadari.
Kadang-kadang kita tidak mengakomodasi orang lain, menjangkau orang lain untuk datang kepada Tuhan. Tapi ini justru sikap yang Tuhan mau kita miliki. Siapa yang paling kamu benci, justru itu yang harus kamu jangkau. Siapa yang paling sulit terima, justru itu kelompok yang harus kamu belajar untuk terima. Maka Yesus memberikan contoh yang sangat ekstrim, waktu orang tanya “siapa sesamaku?”, Dia sengaja pakai contoh orang Samaria. Bagi orang Yahudi, ketemu orang Samaria itu sangat memuakan. Kebiasaan menyalahkan orang lain, inilah yang membuat kebencian, inilah yang membuat gap, inilah yang membuat orang saling bunuh, saling hantam, saling usir orang lain dari tempat dimana dia berada. Mengapa Samaria dibenci? “Karena mereka, kami dikutuk Tuhan. Kamu penyebab kami dikutuk, kami marahi kamu, kalau perlu kami bunuh kamu”. Mengapa kamu benci orang lain? “Karena gara-gara mereka, saya menjadi miskin. Tahu tidak ada konspirasi memiskinkan saya. Ini kebodohan mempercayai gosip, sudah percaya gosip kemudian disebar, sudah disebar menjadi kelompok yang termakan gosip, merasa diri korban. Sudah rasa diri korban, mau korbankan orang lain. Saudara mengalami kesulitan hidup, berjuang. Lalu mendapatkan keberhasilan setelah berjuang, atau tetap sulit dan bertahan, itu yang akan membuat kita menjadi manusia. Manusia salahkan manusia lain, itu bukan manusia. Tuhan tidak ingin manusia dengan gampang keluarkan kalimat dari mulut “saya begini karena kamu, saya begini karena mereka, saya begini karena dia”, itu semua membuat kita jadi kerdil luar biasa. Itu sebabnya Tuhan mengatakan buka hati, buka pintu rumahmu untuk undang orang-orang yang kamu tidak pernah anggap sebelumnya. Ini perlu kita pelajari baik-baik. Di dalam masyarakat kita ini dikatakan oleh Carl Trueman, di dalam masyarakat kita orang sangat senang teori konspirasi. Menapa teori konspirasi penting? Ini Carl Trueman yang tulis di blognya, karena teori konspirasi membuat kita bermakna. Kita ini tidak ada maknanya, tapi kalau pemerintah berkonspirasi untuk kita, menjatuhkan kita, berarti kita penting. Jadi teori konspirasi selalu menarik. Dan ternyata Alkitab sudah memberi tahu akar dari permasalahan besar ini adalah kepicikan menganggap kelompok diri paling penting dan kelompok lain itu pengganggu. Kalau yang lain pengganggu, saya matikan. Tapi Yesus mengatakan “justru kamu harus undang pengganggu untuk menjadi orang yang mengerti tawaran Injil, tawaran kasih karunia Tuhan yang kamu sendiri sudah dapat dan kamu extend ke orang lain”. Maka pada saat itu setelah Yesus mengajar siapa yang harus diundang, satu orang teriak dengan semangat “berbahagialah mereka yang dijamu di dalam Kerajaan Allah”. Kalau ada orang kotbah, lalu ada yang bilang “amin”, rasanya senang. Di dalam bagian ini orang itu semangat sekali, “berbahagialah orang yang dijamu dalam Kerajaan Allah”. Tapi Yesus tidak terlalu senang, jangan besar rasa, jangan kira kalau Kerajaan Allah otomatis kamu masuk. Maka setelah orang itu berkata demikian, Yesus bercerita ada seorang membuat perjamuan dan orang ini adalah orang yang sangat terpandang, dia undang semua orang untuk hadir dalam perjamuan itu.
Sekali lagi untuk diingat, perjamuan pada zaman itu beda dengan perjamuan sekarang. Kalau sekarang Saudara ajak orang makan bersama, tapi orang itu tidak bisa, Saudara marah? Tidak. Tapi zaman dulu lain, menolak undangan makan yang penting itu menghina dia. Kalau alasan Saudara tidak kuat berarti Saudara sengaja mengambil posisi tidak mau menjadi teman dia. “Saya undang kamu makan”, “tidak”, itu penghinaan. Yesus sengaja membuat cerita itu ekstrim supaya sadar ini bukan cerita sekedar tentang pernikahan, tapi ini ada pesan teologis di dalamnya. Orang-orang itu minta maaf, yang pertama mengatakan “saya baru beli ladang, saya tidak bisa tinggalkan”. Yang kedua mengatakan “baru beli 5 sapi, tidak bisa ditinggalkan, saya mau coba untuk membajak”. Yang ketiga “baru kawin, tidak bisa datang”. Ketiga hal ini adalah alasan orang untuk tidak pergi berperang di dalam Ulangan 20. Yesus sengaja kaitkan ini dengan Ulangan 20. Di dalam Ulangan 20, Musa perintahkan kepada umat Israel “kalau kamu mau pergi berperang, pemimpin harus tanya kepada yang mau pergi apakah benar mau pergi, siapa yang baru beli tanah belum sempat menikmati, silahkan kalau mau pulang, tidak apa-apa tidak ikut. Siapa yang baru membeli rumah, belum sempat nikmati, silahkan tidak ikut, tidak apa-apa. Siapa baru tanam ladang baru, belum sempat nikmati, silahkan pulang. Siapa yang baru menikah, belum sempat menikmati hidup bersama istri, silahkan pulang, tidak perlu ikut. Karena kalau kamu ikut dan terus berpikir “yang saya tinggalkan itu bagaimana”, kamu akan melemahkan yang lain”. Jadi tawaran ini bukan datang dari tentaranya, tidak ada pasukan Israel semua sudah baris, lalu angkat tangan “Pak, apakah saya boleh tidak ikut? Saya mau ijin tidak ikut”, “mengapa tidak ikut?”, “saya baru menikah, boleh tidak diijinkan?”, bukan mereka yang tanya, mereka harus ikut. Tapi pemimpin yang beri ijin “siapa yang mau mundur silahkan, siapa yang takut silahkan, siapa yang baru menikah rasanya sangat takut kalau meninggal, belum sempat hidup berkeluarga, nanti istri bagaimana, silahkan pulang”. Sekarang kalau Saudara undang orang ke pesta, lalu mereka tidak datang dengan alasan takut mati, kira-kira bagaimana perasaan Saudara? “Mari datang ke pesta saya”, “saya takut, saya belum membuat warisan untuk anak saya, anak saya masih kecil”, apa kaitannya? Ini seperti orang yang tidak mau berperang jadi sebenarnya penghinaan besar, saya undang orang lalu mereka memberi alasan yang sangat tidak masuk akal, apa kaitannya beli tanah dengan tidak ikut pesta, apa kaitannya baru menikah dan tidak ikut pesta, ajak saja istrinya.
Jadi ini adalah alasan yang benar-benar diada-adakan karena orang yang diundang tidak senang, tidak menghargai tawaran yang diberikan. Alasan orang untuk tidak mau pergi karena sesuatu yang tidak disukai itu banyak sekali. Jadi mereka menghina si pemilik undangan ini dan dia marah luar biasa. Sekarang Saudara mengerti mengapa dia marah karena Tuhan Yesus mengekstrimkan ceritanya, siapa pun tuan rumah pasti marah kalau dibeginikan, apalagi di dalam kebudayaan Mediterania pada waktu itu. Maka tuannya mengatakan “oke, saya minta kamu berhenti undang mereka, cepat pergi ke lorong-lorong undang orang-orang cacat, buta, lumpuh, orang miskin suruh mereka semua datang kesini”. Jadi dia mengatakan “orang undangan itu menghina undangan saya, saya hentikan undangan bagi mereka, sekarang saya undang orang lain”. Apakah ada makna teologis atau Yesus hanya sekedar memberitakan etika pernikahan dan undangan makan? Yesus tidak peduli etika undangan makan, Yesus sedang menyatakan teologi yang dalam sekali di sini, teologi umat pilihan. Siapa yang menjadi umat pilihan, dia menjadi umat pilihan karena anugerah Tuhan. Tapi kalau umat pilihan Tuhan permainkan Tuhan, Tuhan mengatakan “stop, Aku pindah umat”. Adakah Tuhan bersalah akan hal ini? Alkitab mengatakan tidak. Sekarang kita mau mengikuti argumennya Alkitab, Tuhan itu menyatakan pekerjaanNya tapi orang bisa salah mengerti dan menganggap Tuhan tidak setia. Tuhan berjanji kepada Abraham “Aku akan memberkati keturunanmu”.
Apakah berkat Tuhan kepada Abraham sampai kepada semua keturunannya atau hanya pada garis yang khusus? Tuhan janji kepada Abraham, Dia hanya pilih satu anaknya, tapi lewat satu anak itu berkat akan sampai ke seluruh dunia. Siapa anak Abraham itu? Galatia 3 dalam tulisan Paulus mengatakan anak Abraham itu adalah Yesus. Dan Tuhan sudah janji kepada Abraham, “janji yang Kuberikan kepadamu akan sampai pada semua bangsa”. Maka Yesus bukan milik orang Yahudi saja, tapi milik semua bangsa. Tapi ada urutan, Tuhan mau Israel jadi anak sulung yang menerima berkat. Maka Tuhan memberikan Kristus untuk diterima Israel dulu. Kematian dan kebangkitanNya diberitakan kepada Israel dulu. Dan sampai tahun ketika Paulus ditolak, baru seluruh rasul pergi dari Yerusalem, terutama ketika Yerusalem dihancurkan di tahun 70, semua pergi meninggalkan Yerusalem dan memberitakan Injil ke tempat-tempat lain. Inilah penyebab Tuhan bangkitkan orang-orang menginjili ke tempat-tempat lain, yaitu karena Israel sudah tolak berita Injil. “Isarel adalah anak sulung, tapi karena engkau menolak, Aku akan singkirkan berkat dari anak sulung dan berikan kepada orang miskin, orang cacat dan orang lumpuh, yaitu orang kafir di luar Israel”. Tuhan mempunyai batas waktu dan Tuhan sangat tegas menyatakan “jika anugerah yang Aku berikan kepadamu dengan Aku merendahkan diri engkau tolak, Aku akan berikan kepada yang lain”. Untuk Pemimpin besar ini, Dia mengadakan jamuan makan, undang banyak orang, Dia sedang merendahkan diri. Dia seorang Raja, tapi Dia menurunkan diri untuk undang orang lain. Tuhan sedang merendahkan diriNya dengan rela untuk panggil Saudara dan saya. Apa untungnya Dia panggil kita? Tapi Dia rela turunkan diri, Dia kirim AnakNya Tunggal menjadi sama dengan kita meskipun Dia tidak berdosa, mengalami apa yang kita alami untuk panggil kita. Tuhan merendahkan diri untuk panggil kita, tapi kalau kita keraskan hati dan tolak Dia, Dia akan mengatakan “waktunya cukup, Aku akan berpaling ke bangsa lain”. Inilah yang oleh Pdt. Stephen Tong sebut teology of time, teologi waktu. Saudara pasti pernah dengar ini, salah satu hal yang sangat populer dari pemikiran Pak Stephen Tong adalah teology of time. Tapi sayangnya banyak orang cuma terima aplikasi belakangnya, apa itu teology of time? “jangan kita hitung waktu cuma tambah, hitung waktu tambah-tambah itu anak kecil, hitung waktu kurang-kurang itu orang tua, hitung waktu dengan dikali itu lebih baik, membagi hidup bagi orang lain itu lebih tinggi”, pasti yang paling dihafal itu. Teology of time berarti ketika Tuhan memberi anugerah dicabut, kita mau menangis pun tidak akan dikasi lagi. Anugerah kalau sudah ditarik, berarti waktu kita selesai. Setiap kali kita menghina anugerah Tuhan, setiap kali Tuhan akan pendekan waktu anugerahNya. “Kamu hina Injil diberitakan kepadamu, Aku tutup, Aku panggil bangsa lain. Kamu hina Kristus, Aku akan berikan Kristus kepada yang lain”. Itu sebabnya sampai sekarang berita Injil diterima oleh semua bangsa dan Yahudi Kristen itu sangat minoritas. Berapa banyak orang Yahudi yang Kristen? Sangat sedikit, sehingga mereka menjadi ekor secara bangsa di dalam Kekristenan. Ini satu pernyataan tegas dari Tuhan, jika waktunya tiba Tuhan berikan anugerah, hargai, benar-benar hargai. Kadang-kadang Tuhan berikan anugerah, tapi kita tidak sadar, waktu anugerah sudah lewat baru sadar, “oh, dulu pernah ada ya, mengapa tidak kita nikmati?”, karena anggap remeh, anggap nanti masih ada kesempatan, situasi seperti ini selalu akan ada. Ingat anugerah Tuhan lalu hitung waktunya, karena ketika anugerah diberikan dan saya main-main, Tuhan akan cabut. Saudara jangan remehkan ketika anugerah diberikan, minta kepada Tuhan supaya Tuhan buka mata kita supaya kita tahu apa anugerah yang sedang diberikan. Karena begitu Saudara hina anugerah Tuhan, Tuhan akan perpendek kesabaranNya. Terus hina, diperpendek, makin dihina, makin diperpendek, terus hina lagi, Tuhan katakan “waktu habis, Aku berikan ini kepada orang lain”. Apa anugerah Tuhan? Banyak, gereja bisa menikmati firman, musik, menikmati pembagian firman yang limpah, menikmati ada saudara seiman yang baik, menikmati ada keluarga yang baik, menikmati ada istri yang baik, menikmati ada suami yang baik, menikmati ada anak-anak yang Tuhan percayakan, semua ini anugerah, yang makin dihina akan makin Tuhan ambil. Itu sebabnya mari kita minta kepada Tuhan, mata yang melihat apa yang Tuhan berikan dan kita tidak hina sama sekali, kita mengatakan “Tuhan, saya tidak layak terima ini. Tapi Engkau masih berikan”. Hal paling menakutkan adalah setelah orang jatuh dalam dosa, sadar dosanya, masih kembali dengan perasaan yang lama, hati yang lama, tidak ada perubahan. Berapa besar kesabaran Tuhan diuji oleh orang-orang seperti ini? Dan apa yang selama ini dia remehkan, justru itu yang paling penting, dan itu sudah tidak ada, terlambat. Sama dengan anugerah Tuhan, diberikan kepada seseorang atau kelompok bangsa, waktu mereka menolak, Tuhan akan katakan “cukup, Aku ambil ini dan berikan kepada yang lain”. Jangan sampai anugerah Tuhan kita remehkan, untuk Tuhan panggil kita, menyatakan kehendak kepada kita, itu Tuhan sedang merendahkan diri. Tapi kalau Saudara terus uji Dia, provoke Dia, membangkitkan murkaNya, maka Dia akan batasi lalu mengatakan “cukup anugerahKu bagimu”. Inilah yang diajarkan Alkitab, inilah yang dimaksud theology of time. Kalau Saudara mengatakan Tuhan itu sabarnya luar biasa, tidak terbatas, Dia akan terus bertahan dalam kesabaranNya, itu betul. Tapi Tuhan juga memindahkan kesabaranNya itu dari satu kelompok ke kelompok lain. Dulu Israel, sekarang bangsa-bangsa lain, Tuhan tutup bagi Israel. Dulu kebangunan ada di mana, setelah itu Tuhan pindah.
Tuhan adalah Allah yang mempunyai tuntutan untuk kita menghargai waktu Dia merendahkan diri. Tuhan merendahkan diri, panggil kita, mari berikan penghargaan. Tuhan merendahkan diri, menggerakan kita untuk melayani Dia, mari jangan keraskan hati dan ikut Tuhan. Maka dalam ayat-ayat selanjutnya dikatakan “tuan, kami sudah panggil semua orang, tapi masih ada tempat”, lalu tuan itu mengatakan “panggil siapa pun, tempatku harus penuh”. Mengapa dia bersikeras tempatnya harus penuh? Supaya orang yang diundang tidak punya kesempatan masuk lagi, benar-benar sudah ditutup. Maka pertanyaannya sekarang, adakah Saudara dan saya sedang mengabaikan anugerah Tuhan? Anugerah apa yang Tuhan masih dengan rela, Dia rela merendahkan diri memberikan anugerah itu, tapi kita hina dengan tolak, meremehkan, menyepelekan. Kita mengatakan “Tuhan maaf, bisnis saya lebih penting, pekerjaan saya lebih penting, karier saya lebih penting. Saya baru beli tanah, tidak mungkin ikuti panggilan Tuhan”. Makin kita tolak, makin Tuhan tutup. Lalu ketika anugerah itu pindah, Saudara dan saya hanya bisa gigit jari, itu tidak akan kembali. Saudara dan saya hargailah anugerah Tuhan, kembali kepada Tuhan dan mengatakan “Tuhan, buka mata saya lihat anugerah Tuhan, dan berikan saya hati yang hargai semua”. Mari perjuangkan anugerah Tuhan untuk kita hargai, sehingga apa yang Tuhan berikan boleh memberikan kelimpahan ucapan syukur di dalam hati kita sekalian
(Ringkasan ini belum diperiksa oleh pengkotbah)