(Lukas 11: 45-54)
Di dalam Perjanjian Lama, seluruh upacara dari agama Yahudi berfokus kepada bait, Bait Suci adalah tempat di mana korban diberikan, firman dinyatakan, dosa diakui, dan Tuhan menyatakan perkenananNya di tengah-tengah umat. Jadi Bait Suci adalah simbol ini, seluruh ibadah Israel berpusat di Bait Suci. Jadi Bait Suci adalah tempat yang sangat penting. Tapi dalam Perjanjian Baru, Tuhan Yesus mengalihkan apa yang tadinya berpusat ke Bait Suci menjadi berpusat ke Dia. ini peralihan yang sangat sulit diterima orang Israel, sebenarnya ini adalah sesuatu yang Tuhan sudah nubuatkan sejak dulu. Ketika Bait Suci pertama kali berdiri sudah jadi, lalu Salomo menginagurasikannya, dia mengatakan kalimat penting “mungkinkah Tuhan berdiam di rumah yang kami buat ini? bukankah seluruh langit adalah tahta Tuhan, dan bukankah adalah tumpuan kakiNya, bagaimana mungkin Tuhan berdiam di rumah yang dibangun oleh tangan manusia?”. Jadi dari kalimat ini kita sudah tahu Tuhan mempunyai rencana yang lebih besar dari sekedar bangunan fisik dari Bait Suci. Sebelum Tuhan membuang Israel, Nabi Yehezkiel mendapatkan penglihatan, dia melihat kemuliaan Tuhan pergi, menjauh dari tempat utama di tengah pelataran menuju ke pelataran Bait Suci, lalu meninggalkan Bait Suci dan akhirnya meninggalkan Yerusalem sama sekali. Ini berarti bukan Bait Suci bangunannya yang penting, tapi penyertaan Tuhan itulah yang penting, dan Bait Suci menyimbolkan hal ini. Maka dari awal Tuhan sudah memberikan pengertian bahwa Dia mempunyai rencana yang jauh lebih agung dan Bait Suci termasuk di dalamnya, tapi Bait Suci akan digenapi. Itu sebabnya ketika Daniel mendapatkan penglihatan, Tuhan juga menyatakan bahwa bait itu akan memenuhi seluruh bumi. Ini tidak mungkin bait secara fisik memenuhi bumi, apakah ini berarti Bait Suci harus dibangun di Yerusalem, lalu di Mesir, di Roma, kemudian di Makedonia, dan seluruh bagian bumi yang lain harus dibangun?
Tentu tidak. Kalau begitu yang dimaksud dengan seluruh bumi penuh dengan bait itu apa? Di dalam Injil Yohanes, Yesus Kristus mengucapkan kalimat yang menyimpulkan pengharapan ini bahwa Dialah Bait Suci itu. “Rombak Bait Suci ini dan Aku akan dirikan kembali dalam 3 hari”, dan Petrus mengatakan “Engkau turut menjadi batu yang dipakai untuk membangun Bait Suci”. Ini indah luar biasa, Bait Suci secara bangunan memberikan simbol yang penting, bahwa Tuhan yang hadir di tengah umatNya itulah pengharapan umat Tuhan. Maka umat Tuhan pergi di tempat di mana Tuhan rela hadir. Kalau Tuhan menyatakan kehadiranNya dengan menjadi manusia, maka kehadiran Allah yang menjadi manusia inilah yang menjadi sentral dari seluruh peribadatan. Inilah yang Yesus sedang ajarkan kepada umatNya, jangan lihat Bait Suci lagi tapi pelan-pelan mulai arahkan pandanganmu kepada Kristus. Dan peralihan seperti ini sangat sulit, karena orang Israel sudah terbiasa memegang tradisi itu, menjadi agama yang mati, bukan menjadi iman yang penuh dengan pengharapan. Yohanes Calvin menulis buku yang penting sekali bagi orang Kristen yaitu Institutio, Institute of Christian Religion, ini bukan buku bagi kaum akademik meskipun kaum akademik pun akan temukan banyak hal penting di dalamnya. Ini buku bukan untuk sarjana teologi, meskipun sarjana teologi pun bisa menggali dan mendapatkan pengajaran darinya. Tapi Calvin rindu buku ini menjadi panduan bagi umat Tuhan untuk bertumbuh di dalam iman. Maka dia mengatakan “inilah pengajaran sejati bagi agama Kristen”. Agama sejati harus berpusat pada Tuhah, agama sejati harus membuat kita melihat kepada Tuhan, menyadari cinta kasih Tuhan dan menyadari cinta kasih yang harus kita berikan kepada Tuhan adalah mutlak harus kita berikan. Inilah agama sejati. Tapi manusia sejak dulu membangun sistem agama mereka demi diri, demi keterpaksaan karena takut bencana.
Dua hal ini membuat manusia membangun agama dengan cara yang salah, yang pertama “saya beragama supaya Tuhan baik sama saya. Konsep agama yang salah akan memberikan mereka identitas yang lepas dari relasi, kasih dan penghormatan. Itu sebabnya Calvin mengatakan Allah yang sejati akan membuat kita menyembah Allah. Dan penyembahan ini di dalam kesalehan. Apa yang dimaksud dengan menyembah Allah di dalam kesalehan? Saya menyembah Dia dengan perasaan reverence, saya mempunyai perasaan hormat kepada Dia. saya begitu menghormati Dia, takut akan Dia, tapi juga sangat mengasihi Dia. Waktu kasih dan hormat dipadukan dengan sempurna, pada waktu itulah agama sejati mulai terbentuk di dalam diri kita. Mengapa engkau beragama? “Karena saya mengasihi Dia yang saya sembah. Dan Dia yang saya sembah mengasihi saya. Dan kita hidup di dalam relasi yang tidak terputus”. Itu sebabnya ketika Israel membentuk agamanya sendiri, Tuhan mengatakan “yang membuat engkau berbeda ada 4 hal. Hal pertama, Aku memberikan firman kepadamu sebagai tanda Aku mengasihi engkau”. Yang kedua, Tuhan memberikan komunitas antar umat “hendaklah kamu saling mengasihi, hendaklah kamu memperhatikan orang asing di tengah kamu, hendaklah kamu perhatikan budak, jangan sampai engkau menindas mereka, karena dulu pun engkau budak dan Tuhan sudah bebaskan engkau”. Lalu yang ketiga orang Israel mempunyai pengertian akan kekudusan Tuhan. Ini di agama mana pun tidak ada, pengertian tentang kekudusan beda dengan pengertian akan ancaman. Hal yang keempat, Tuhan menyatakan “engkau Israel punya agama yang berbeda”, karena Allahnya memperhatikan mereka, rela hidup bersama mereka, menuntun mereka dari Mesir, dan akan berdiam bersama mereka sampai selama-lamanya. Janji Tuhan akan berdiam bersama mereka sampai selama-lamanya inilah yang Tuhan nyatakan dengan bait. Tapi Israel mulai berubah dengan mendoakan “demi kami ya Tuhan”, Israel juga perlu identitas “kami perlu mandiri, kami perlu bebas, kami perlu mempunyai kekhususan seperti dulu kami miliki”. Maka agama membuat mereka menjadi sombong, membuat mereka merasa punya identitas lebih dari bangsa lain, “kami adalah umat milik Tuhan, pilihan dari Tuhan, kami lebih spesial dari yang lain”. Akhirnya agama hanya memberikan makan kesombongan mereka, seluruh ibadah dan tata cara mereka adalah ajaran manusia yang diajarkan berulang-ulang, demikian Tuhan berfirman juga di dalam Kitab Yesaya. Tuhan mengatakan bahwa mereka hanya mengajarkan ajaran manusia, tapi bukankah mereka juga mengajarkan Taurat? Iya, tapi dengan motivasi membesarkan manusia. Bukankah mereka mengajarkan firman, mereka menghafal begitu banyak ayat? Iya, tapi demi kemegahan diri. Mereka mau menunjukan diri mereka lebih saleh dari yang lain, lebih mengerti dari yang lain, lebih punya kerangka agama yang agung dibanding yang lain. Maka mereka dengan angkuh memisahkan diri dari bangsa lain, tapi Tuhan sudah menyiapkan Israel menjadi bangsa yang akan memberkati bangsa lain. Dan untuk menjadi berkat bagi bangsa lain, Tuhan mensyaratkan pengorbanan. Tuhan berjanji kepada Abraham, “keturunanmu akan menjadi berkat bagi bangsa-bangsa”, dan yang Tuhan katakan “Abraham, bawa keturunanmu itu, anakmu yang kau kasihi, anakmu satu-satunya, persembahkan dia di atas gunung”. Dua janji ini berkait, Tuhan mengatakan “anakmu akan menjadi berkat, maka anakmu harus menjadi korban. Anakmu akan memberkati bangsa-bangsa lain, maka anakmu mesti dipersembahkan jadi korban”. Ini konsep yang Tuhan sudah tekankan kepada bapanya Israel. Tapi Israel tidak mengerti ini, mereka hanya mengerti mereka lebih unggul dari bangsa lain. Itu sebabnya ibadah mereka bangun demi keagungan mereka sendiri. Maka Tuhan sudah muak, Tuhan pelan-pelan menyingkirkan peribadatan yang salah ini, dan Tuhan pelan-pelan menetapkan ada satu orang yang akan menyingkirkan sampai selamanya peribadatan yang salah dan memberikan iman yang benar melalui orang ini yaitu Kristus.
Maka kedatangan Kristus penuh dengan kontroversi. Dari awal Dia sudah menyingkirkan pandangan orang-orang kepada bait dan mulai mengarahkan pandangan kepada Dia. Dari awal Dia sudah mulai mengajarkan bahwa Sabat berfokus kepada Dia, Bait Suci berfokus kepada Dia, ibadah pembasuhan berfokus kepada Dia. Dan ini sangat offensive, pemimpin-pemimpin agama paling memusuhi Yesus karena mereka tahu Dia mengoreksi, mengubah tata agama yang mereka tahu menjadi sesuatu yang sama sekali baru, dimana mungkin mereka tidak ada bagian di dalamnya, mereka mulai sadar hal ini. Banyak orang awam tidak sadar tapi pemimpin agama sadar, orang awam tidak tahu, orang awam cuma tahu “oh, saya sakit, Tuhan Yesus sembuhkan. Anakku sakit, Tuhan Yesus sembuhkan. Anakku mati, Yesus bangkitkan. Ini Juruselamat, ini Mesias”, tapi mereka tidak sadar apa yang Yesus sedang kerjakan”. Itu sebabnya Yesus mengatakan bahwa waktu Dia di bumi, tidak ada yang mengerti Dia, murid-murid pun tidak, pemimpin agama pun tidak, orang banyak pun tidak. Orang banyak hanya mau sistem agama yang menguntungkan mereka, kalau sistem agama beri aku roti, aku akan sembah siapa pun yang harus disembah oleh sistem ini. Kalau ada allah yang menyembuhkan anakku, aku akan menyembah allah ini. Kalau ada allah yang berani memberikan aku kesulitan, aku akan tinggalkan. Ini orang awam, jemaat awam yang Tuhan sebenarnya muak melihat cara beribadah mereka, hanya cari kepentingan diri, hanya cari untuk kesenangan sendiri. Bait Suci pelan-pelan disingkirkan, dan kehadiran Yesus yang dicari umat. Ini benar-benar bikin para pemimpin sangat marah “Kamu akan hancurkan kami, wibawa kami, pangkat kami, kenikmatan kami, nama kami”, dan Yesus terus lakukan ini. Sampai pada satu titik konflik itu terjadi. Lukas mencatat di dalam Lukas 11 “mulailah Yesus dengan terus terang: celakalah kamu, kamu adalah perwakilan dari sistem agama yang korup, celakalah kamu”. Ini teguran Yesus, bukan hanya untuk Bait Suci atau pun pemimpin-pemimpin Israel yang melayani di Bait Suci, ini teguran terus berkumandang sampai sekarang. Gereja Tuhan saat ini pun jatuh ke dalam kecelakaan yang sama, membangun sistem agama yang menjauhkan jemaat dari Tuhan. Jemaat tidak diperkenalkan kepada Tuhan, jemaat diperkenalkan kepada tradisi. Jemaat tidak diperkenalkan kepada firman, jemaat diperkenalkan kepada berkat. Jemaat tidak diperkenalkan kepada Allah yang mengasihi mereka, jemaat diperkenalkan kepada tata cara yang tidak mengaitkan mereka kepada Allah. Lama-lama sistem ini jadi besar dan penyakit yang lama berulang kembali. Mengapa celaka? Karena kamu jauhkan orang dari Tuhan demi keagungan diri, demi sistem agama yang besar, tapi tidak ada Tuhan di dalamnya. Saudara coba periksa diri, kita ini menganut sistem agama yang benar atau salah. Yang salah membuat kita tahu sistem, tahu aturan, tahu tata cara, tahu upacara tapi tidak kenal Tuhan. Saudara sudah dibaptis, ikut katekisasi bertahun-tahun, sudah lakukan berbagai upacara, kalau ada Perjamuan Kudus pasti langsung datang, tidak mungkin bolos, lakukan semua tata cara yang memang penting untuk dilakukan, tapi tidak pernah bertemu dengan Tuhan, tidak pernah bertemu dengan relasi yang mencintai dan dicintai. Saudara tidak tahu betapa kosongnya hidup tanpa tahu intisari dari agama yang sejati. Maka Yesus mengatakan “celakalah kamu karena kamu melakukan berbagai upacara pembasuhan, tapi kamu fatal, salah mengerti 4 poin penting tadi. Engkau salah mengerti kemuliaan Tuhan, engaku salah mengerti firman, engkau salah mengerti perintah belas kasihan, dan engkau salah mengerti makna kehadiran Tuhan. Semua kamu gagal mengerti, kamu membangun keangkuhan dan menyatakan puas dengan keangkuhan ini”. Maka Tuhan sangat marah dan menyatakan “celakalah kamu”.
Di dalam ayat 45, seorang Ahli Taurat menjawab ini, ini sangat mungkin sekali orang Saduki yang tidak merasa perlu mendukung Yesus tapi malah mendukung Farisi, musuhnya, “Guru, dengan berkata demikian Engkau menghina kami juga”, sopan sekali. Yesus jawab “kamu pun celaka”, “mengapa Engkau marah?”, “karena kamu pun celaka karena kamu punya tugas memberitakan firman, tapi kamu gagal menyatakan firman itu. Engkau membuat firman itu menjadi suatu penghalang orang datang kepada Tuhan. Karena waktu firman diberitakan, orang tidak mengenal Tuhan, tidak mempunyai relasi dengan Tuhan, tapi firman itu dijadikan satu sistem agama dimana identitas saya bisa menjadi nyata di situ”. Orang-orang Ahli Taurat mengajarkan Taurat tapi bukan mengajarkan hal yang paling essensial, mereka mengajarkan tata cara, mereka mengajarkan semua hal yang sifatnya rutinitas, yang sebenarnya sangat berarti kalau ini dikaitkan dengan penyembahan kepada Allah. Tapi mereka memutuskan hubungan antara umat dan Tuhan, cukup antara kamu dan agama, cukup antara kamu dan upacara, cukup antara kamu dan saya, tidak perlu Tuhan. Ini sistem agama yang korup luar biasa. Tidak ada cara yang paling efektif, yang dilakukan oleh setan untuk menjauhkan kita dari Tuhan, selain membentuk agama. Dan agama yang paling efektif dipakai oleh setan adalah Agama Kristen yang menyeleweng, itu yang paling efektif. Orang Kristen yang menyeleweng merasa diri sudah aman, agama lain memang sangat sesat di dalam menyembah Allah yang benar. Tapi orang Kristen merasa sudah sampai di jalan yang benar, sebenarnya sedang ditutup dan tidak pernah bertemu Tuhan dengan sistem agamanya. Itu sebabnya hati-hati dengan sistem agama kita. Harap kita mengerti betapa bangkrutnya iman kita kalau kita tidak mengenal Tuhan. Dan pengenalan akan Tuhan tidak mungkin menggerakan. Jangan salah, waktu Saudara mengenal Tuhan tapi hati tidak tergerak, itu belum mengenal Tuhan. Waktu Saudara sudah tahu tentang preposisi tentang Tuhan, doktrin tentang Tuhan, kalimat tentang Tuhan, tapi tidak ada gairah dan kasih yang malampaui apa pun yang Saudara pernah rasakan, itu belum mengenal Tuhan. Dosa orang Israel pada waktu itu lebih besar dari siapa pun, karena ini ada yang lebih besar dari nabi dan mereka bunuh. Mereka ingin cari kesalahan Yesus karena kalimat yang begitu keras ini. Yesus mengatakan “sistem agamamu salah dan engkau akan membunuh Aku karena mengoreksi engkau”. Mengapa sistem agama begitu besar dan fanatik dan akhirnya membuat diri sulit menerima firman Tuhan? Karena makin besar sistem agama itu, makin ego orang-orang yang ada di dalamnya. Makin dia merasa identitasnya signifikan, makin dia merasa penting dan setiap kali ada firman yang mengoreksi langsung dianggap sebagai penghinaan. Maka Tuhan pun tidak boleh koreksi mereka, Tuhan pun tidak boleh berbicara apa pun. Apakah kita pikir Tuhan biarkan dosa-dosa itu? Apakah kta pikir kita bisa selamanya sembunyi dari Tuhan? Sembunyikan hati yang kejam, hati yang jahat, hati yang penuh fitnah, hati yang penuh kecemaran, hati yang penuh kebusukan, kita pikir Tuhan tidak tahu. Tidak, Tuhan tahu betapa bobroknya kita, betapa busuknya kita, betapa kerasnya hati kita, betapa gelapnya kita di dalam. Maka itu seruan para nabi mengatakan “mari kembali ke terang itu. Akui dosamu, tinggalkan dan kembalilah kepada Tuhan”. Tapi apakah semua orang senang ini? Tidak, ada yang bertobat dan hancur hatinya, ada yang menganggap ini kalimat lalu, ini cuma angin sepoi-sepoi biasa yang boleh ada dan boleh tidak. Ada orang tetap keras, ada orang melawan, ada orang terima. Saya tidak tahu kita yang mana, waktu kita dengar suara kenabian, apakah kita menjadi orang yang benci nabi lalu mau bunuh dia atau kita menjadi orang yang “tiap minggu kotbahnya juga begini”. Tapi ada kelompok yang mengatakan “ini orang makin berani bicara, saya akan bunuh dia”, mungkin tidak bilang bunuh, tapi mungkin bilang “saya akan pakai pengaruh saya di gereja untuk hantam kariernya.
Maka Yesus mengatakan “kamu akan bunuh saya hai Ahli Taurat, kamu akan membuat semacam persepakatan, kamu akan membuat skema, kamu akan membuat gerakan di Yerusalem untuk membunuh Anak Allah yang menjadi manusia. Tapi Ahli Taurat sudah dengar kalimat keras ini, mereka mengatakan “mari kita membuat kesepakatan untuk mencari kesalahan orang ini supaya waktu pengadilan muncul, kita bisa bunuh Dia”, mereka tetap keras hati. Kiranya Tuhan memberkati kita dengan pengertian yang membuat kita gentar, Allah kita mau mengoreksi kita. Kiranya kita menjadi orang yang rela dikoreksi, rela dibimbing oleh Tuhan dengan kalimat keras sekalipun untuk kembali kepada Tuhan. Dan kiranya Tuhan bangkitkan suara kenabian terus tidak pernah mati menyatakan kebenaran Tuhan sepanjang zaman.
(Ringkasan ini belum diperiksa oleh pengkotbah)