(Lukas 9:1-17)
Kita akan fokus pada ayat 1-6, di mana Yesus mengutus ke-12 murid. Tuhan Yesus mengutus mereka, dan di dalam seluruh gambaran besar, ayat 7-9 mengingatkan bahwa para murid ini diutus di tengah-tengha dunia yang masih dikuasai oleh raja yang jahat, masih dikuasai oleh pemimpin politik yang serakah, dikuasai oleh orang yang mengamankan kerajaannya dengan membunuh saingannya. Jadi murid-murid dilepas ditengah-tengah kelompok yang jahat, ditengah-tengah kekuatan dari masyarakat, kekuatan dari politik, kekuatan dari ekonomi yang begitu kejam. Lalu di dalam ayat 10 dan selanjutnya ternyata dikatakan sekalipun murid-murid sudah pergi dan menemukan kuasa yang luar biasa, karena mereka boleh membagikan Firman, menyembuhkan orang, mengusir setan dengan kuasa dari Tuhan dan Tuhan cukupkan dari semua perjalanan mereka, tapi mereka tetap tidak tahu bahwa Tuhan sanggup memelihara 5.000 orang yang bersama. Jadi di sini ada pengingat di dalam seluruh bagian ini bahwa orang yang diutus oleh Tuhan diutus ditengah-tengah masyarakat yang dikuasai oleh pemerintahan yang belum tunduk kepada Tuhan. Lalu mereka mengalami kesulitan, tetap beriman. Kalau mereka sudah beriman dulu, ternyata ujian yang sama mereka hadapi dan mereka tetap kalah. Mereka sudah beriman dulu, dan waktu mereka jalani ujian yang sama di masa depan, ternyata tidak tentu menang. Ini pelajaran penting bagi kita, orang yang sudah melayani, orang yang sudah jadi Kristen, yang merasa terus bertumbuh dan merasa sangat dewasa imannya, harap mengingat bahwa ketika ujian yang sama datang lagi, Saudara mungkin akan jatuh juga. Jadi tidak ada orang yang berada dalam titik aman. Saudara lulus dalam satu periode ujian, Saudara akan menghadapi ujian yang sama yang akan datang, Saudara belum tentu mengalami kemenangan yang sama. Di dalam bagian sebelumnya Lukas mencatat Yesus Kristus yang mengajar, mengasihani orang miskin, orang sakit,memberikan mujizat besar, menyatakan tanda-tanda yang hebat, dan itu semua menjadi pelajaran bagi murid. Murid-murid melihat kehidupan Yesus dan menangkap apa yang Yesus bagikan kepada mereka melalui hidup. Ini memerlukan kepekaan, murid-murid harus belajar peka apa yang harus dipelajari dari Tuhan. Waktu mereka melangkah hari demi hari, mereka tahu Tuhan sedang mengajar mereka. Tadi kita menyanyi lagu supaya Tuhan menyertai kita, melangkah bersama dengan kita. Pada waktu Tuhan berjalan bersama kita, pada waktu itu juga pengajaranNya boleh kita saksikan. Maka seluruh hidup kita ini adalah hidup yang dijalani di dalam jalan seorang murid yang mengikuti sang master. Saudara sedang belajar ikut Tuhan dan berapa sayang kalau sepanjang jalan ikut Tuhan, kita gagal mengikuti Dia. Terkadang kegagalan belajar itu muncul karena kita meminta Tuhan melangkah di dalam kecepatan saya, saya mau Tuhan mengajar waktu saya siap, saya mau Tuhan melakukan dengan cara saya, saya mau Tuhan mengajar saya berdasarkan level yang saya pikir saya berada. Tetapi Alkitab mengatakan banyak orang gagal belajar karena mereka menuntut Tuhan untuk sesuaikan dengan mereka. Tetapi Tuhan menuntut kita untuk menyesuaikan dengan langkah Tuhan.
Tapi tidak banyak orang yang dapat begitu banyak di dalam hidup. Banyak orang mengabaikan cara Tuhan mendidik, banyak orang mengabaikan apa pun langsung lupa apa yang Tuhan mau didik di dalam peristiwa itu. Setiap peristiwa hidup, setiap pertemuan dengan anugerah Tuhan itu adalah hal yang mendidik kita semakin mengenal Tuhan dan semakin dipersiapkan untuk melayani Tuhan. Kita sedang berada di dalam proses Demikian ketika Tuhan mau kita berjalan bersama dengan Dia, Tuhan memimpin kita untuk mengalami langkah-langkah yang penuh dengan pengajaran. Dalam setiap tahap mereka kaitkan, ini adalah cara Tuhan sedang mengajar untuk saya mengenal hal apa. Jadi ini yang menjadi hal yang penting kita pelajari. Para murid langsung dipanggil dalam pasal 9 ini untuk melayani, tapi sebelumnya mereka sudah dididik. Itu sebabnya langkah-langkah hidup yang mereka jalani bersama Tuhan adalah langkah-langkah Tuhan sedang mendidik. Sajauh manakah Saudara sadar Saudara sedang dididik oleh Tuhan? Sampai tahap manakah Saudara menyadari bahwa Tuhan sedang membentuk dan memberikan pendidikan yang sangat penting setiap saat. Karena ternyata kalau kita baca di ayat 10-17, ternyata tidak semua murid menangkap didikan itu. Tuhan mengutus mereka pergi tanpa bekal apa pun dan mereka tidak kekurangan apa pun. Sekarang mereka bertemu dengan 5.000 orang yang harus diberi makan dan mereka sudah bingun. Jadi ada saja yang belum mengerti apa yang Tuhan ajarkan, mari kita menjadi orang yang peka untuk mendengar, dalam peristiwa hidup apa, dalam kejadian apa Tuhan sedang menegur atau melatih atau membentuk saya dalam cara seperti apa, sehingga saya dapat terus melangkah bersama dengan Tuhan dengan penuh kelimpahan. Inilah yang dibagikan dalam ayat yang kedua, “Ia mengutus mereka untuk memberitakan Kerajaan Allah dan untuk menyembuhkan orang”, ayat 1 “Yesus memanggil kedua belas muridNya lalu memberikan tenaga dan kuasa kepada mereka untuk menguasai setan-setan dan menyembuhkan penyakit-penyakit”. Baik menguasai setan-setan maupun menyembuhkan penyakit-penyakit maupun memberitakan Kerajaan Allah dan menyembuhkan orang, ini adalah hal-hal yang para murid saksikan Yesus melakukan. Jadi mereka belajar dengan melihat dan ini merupakan tehnik pengajaran yang sangat limpah.
Di dalam Yohanes 1 dan 2 dikisahkan perjumpaan awal dan peristiwa-peristiwa awal antara Yesus dan para murid. Injil lain tidak tulis ini. Di dalam Injil lain yang ditulis adalah Yesus memanggil murid, tetapi Injil Yohanes menceritakan perjumpaan pertama murid-murid dengan Yesus. Di dalam Injil lain, Yesus memanggil mereka setelah Yesus kenal mereka, bagaimana Yesus mengenal mereka? Tidak dicatat, tapi Yohanes mencatat pada waktu Yohanes Pembaptis berkhotbah, Yesus lewat akan dibaptis, lalu Yohanes langsung mengatakan “inilah Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia”, waktu murid-murid lain dengar Yohanes mengatakan “ini Anak Domba Allah”, langsung mereka ganti guru, dari ikut Yohanes Pembaptis sekarang ikut Tuhan Yesus. Mereka mulai mengenal siapa Yesus dan mulai hidup bersama dengan Dia, menyaksikan apa yang Dia ajarkan, apa yang Dia lakukan, bagaimana kasihNya, bagaimana Dia mengajar dan bagaimana kuasa Roh Kudus dengan limpah diberikan kepada Dia. Ini menjadi pelajaran yang penting, pelajaran sehari-hari. Di dalam Kitab Amsal dikatakan hikmat berseru di pinggir jalan sekalipun. Orang yang bijak adalah orang yang mampu belajar dari tempat mana pun.. Kadang-kadang kita merasa sudah tahu banyak, orang kalau dengar khotbah yang berbobot, orang kalau baca buku yang berbobot, orang kalau kerangkanya sudah tahu banyak hal, akhirnya lupa bagaimana hidup itu sendiri memberikan pelajaran yang sangat penting untuk kita mengenal Tuhan. Apa yang kita pelajari dari hidup sangat besar pengaruhnya, karena ini mempunyai pengaruh yang sangat luar biasa, ini membuat seluruh eksistensi saya diuji dalam apa yang sedang terjadi. Maka Saudara berjalan bersama dengan Tuhan, Saudara harus siap melihat apa yang Tuhan mau ajar dalam peristiwa yang sedang saya alami. Harap kita punya kepekaan seperti ini, karena peka atau tidak, pada waktu Saudara harus melayani, Tuhan akan panggil. Siap atau tidak siap, Saudara mesti melayani.
Para murid pun dipanggil oleh Tuhan dan Tuhan mengatakan “Aku akan mengutus engkau dan Aku akan meminta kamu untuk mengerjakan apa yang sudah Aku kerjakan”. Injil Lukas dan Kisah Para Rasul adalah Injil yang sangat berfokus pada karya Roh Kudus tapi sering kali menyembunyikan pribadi Roh Kudus, hanya cerita dampak karyaNya, tapi tidak tunjukan pribadiNya. Maka ketika Lukas mengatakan ada kuasa keluar dari diri Yesus, itu maksudnya Roh Kudus sedang bekerja, kuasa diberikan kepada para murid itu artinya Roh Kudus sedang dicurahkan, kuasa Kuberikan kepadamu itu artinya pekerjaan Roh Kudus dan Roh Kudus itu person bukan semacam energi yang Saudara bisa bagikan kepada yang lain. Banyak orang membaca Alkitab tapi punya pola pikir ilmu silat tenaga dalam, kalau Yesus memberikan murid kuasa berarti murid-murid duduk bersila di depan, buka baju, lalu Yesus taruh tanganNya di punggung mereka, itu bukan Kristen dan itu sama sekali tidak ada kaitannya dengan Tuhan, itu bahkan mungkin berkaitan dengan musuhNya Tuhan. Waktu Yesus memberikan kuasa maksudnya adalah Dia mengaruniakan Roh Kudus kepada para murid. Sebesar apa pun pendidikan yang Saudara dapat percuma kalau bukan karena Roh Kudus yang membimbing dan menguatkan Saudara untuk menjalankan apa yang Saudara sudah tahu. Itu sebabnya para murid tidak pergi sebelum Roh Kudus diberikan pada waktu itu. Roh Kudus diberikan untuk memberikan kuasa, bukan keselamatan. Roh Kudus memberikan keselamatan satu kali, setelah itu selesai. Waktu saya percaya, Roh Kudus memeteraikan saya menjadi milik Kristus, maka Roh Kudus menyelamatkan saya itu cuma kedatangan satu kali. Kedatangan Roh Kudus bukan untuk soteriologi, kedatangan Roh Kudus adalah untuk melanjutkan pekerjaan Kristus dan memberikan kuasa di dalam pelayanan itu. Roh Kudus datang menyatakan kuasa kehadiranNya dan inilah yang bisa dipadamkan. Maka Paulus mengingatkan “jangan padamkan roh”, inilah yang dimaksudkan jangan padamkan roh. Jangan padamkan semangat dan zeal yang Saudara miliki di dalam diri yang adalah dorongan Roh Kudus untuk Saudara melayani Tuhan Yesus. Itu sebabnya meskipun para murid sudah dilatih di dalam pelatihan yang begitu indah, melihat Yesus hidup dan melangkah bersama Dia, tapi mereka tetap harus disertai oleh kuasa Roh Kudus, ini ayat 1 dan 2.
Lalu ayat 3 “kataNya kepada mereka: jangan membawa apa-apa dalam perjalanan, jangan membawa tongkat atau bekal, roti atau uang, atau dua helai baju”. Ayat ketiga mengajarkan kepada kita bahwa Tuhan Yesus mendidik para murid dan sekarang memberikan ujian, apakah mereka lulus atau tidak. Ujiannya adalah dengan diperhadapkan dengan situasi yang membuat mereka harus berserah kepada Tuhan. Mereka tidak boleh bawa apa-apa dalam perjalanan, tidak boleh bawa tongkat, bekal, roti, uang atau baju, sebab Tuhan sudah siapkan. Kalau perlu baju nanti Tuhan siapkan, perlu makan nanti Tuhan siapkan, engkau perlu apa nanti Tuhan akan berikan. Maka dalam bagian ini Tuhan sedang mengajar para murid, setelah mereka menerima kuasa Roh Kudus dan juga semangat pelayanan, mereka juga sudah tahu apa yang Yesus lakukan dengan mengamati, sekarang tiba hal yang ketiga, mereka harus belajar berserah kepada Tuhan di dalam hal pemeliharaan dan bergigih dan bergiat dalam pelayanan. Inilah hal yang sedang diajarkan di dalam ayat ketiga. Ini menjadi pelajaran bagi kita juga, banyak orang Kristen berjuang gigih untuk uang tapi tidak berjuang gigih untuk melayani Tuhan. Harusnya dibalik, gigih untuk melayani Tuhan dan percayakan keuangan kepada Tuhan. Waktu saya bilang melayani Tuhan, saya tidak mau Saudara hanya mempersempit di dalam gereja. Melayani Tuhan berarti Saudara hidup dengan cara yang Tuhan mau, itu melayani Tuhan. Saudara berelasi dengan kelaurga sebagaimana seharusnya dalam kehendak Tuhan, itu melayani Tuhan. Saudara melayani masyarakat Saudara, itu melayani Tuhan. Saudara bekerja dengan jujur dan giat, itu adalah melayani Tuhan. Jadi alasan bekerja adalah karena saya mau senangkan hati Tuhan, waktu saya kerja mati-matian, dengan penuh tanggung jawab mengembangkan apa yang Tuhan percayakan, aku kerjakan untuk menyenangkan Tuhan. Ini bagian dari mandat budaya yang sangat penting. Jadi baik pekerjaan, studi, kuliah, usaha, toko yang Saudara buka, atau usaha yang Saudara rintis, atau apapun yang Saudara kerjakan, Saudara harus kerjakan untuk Tuhan. Bagaimana mengerjakan untuk Tuhan? Hanya kalau mandat budaya Saudara pahami dengan tuntas baru Saudara tahu bagaimana. Sebab di dalam kehendak Tuhan seluruh bumi mesti berkembang di dalam kebudayaan dan Tuhan suruh manusia untuk mengembangkan. Tuhan menciptakan manusia untuk menaklukan bumi dan arti dari menaklukan adalah memahami dengan tuntas. Lalu Tuhan mau manusia mengelola bumi, mengelola taman dan memperbesar taman itu sampai ke seluruh bumi. Jadi Tuhan mau manusia menjadi orang yang mengembangkan apa yang Tuhan sudah ciptakan ini. Apa yang Saudara lakukan berbagian kecil dalam seluruh pekerjaan besar yang Tuhan sedang kerjakan dalam hal budaya. Itu sebabnya jangan berpikir kerja di kantor, kerja di tempat Saudara berusaha adalah hal yang sifatnya sekuler, itu pun hal yang sifatnya rohani, itu pun milik Tuhan.Saudara jualan sambil mengatakan “saya kerjakan ini untuk tolong orang, supaya orang dapatkan dengan harga yang pantas sesuai dengan yang seharusnya dan saya dedikasikan hidup saya untuk ini. Bagaimana keuntungan? Serahkan ke Tuhan, bagaimana harus berbisnis? Harus serius, harus dengan detail, harus dengan strategi yang tepat, harus dengan perhitungan yang matang, tetapi saya tidak peduli kalau keuntungan akan naik atau turun, itu urusan Tuhan. Orang seperti ini jauh lebih tenang, bukan tidak bertanggung jawab, tapi dia kerjakan apa yang menjadi penggilannya lalu serahkan ke Tuhan untuk pemeliharaan. Ini cara Tuhan paltih para murid untuk berikan fokus ke pekerjaan Tuhan. Yang lain, tidak mungkin Tuhan tidak atur.
Mereka sudah saksikan Yesus di pasal 6,7,8. Jadi mereka harusnya sudah mendapatkan kekuatan. Tuhan akan ingat dan Tuhan akan berikan apa yang kita perlukan. Ayat 4 mengajarkan kalau Tuhan mengutus seseorang untuk mengerjakan apa yang Dia mau, Tuhan sudah lebih dulu siapkan di depan, Tuhan yang lebih dulu kerja. Maka murid-murid itu diutus oleh Tuhan dan Tuhan mengatakan “tinggal di tempat yang Aku siapkan, cari di mana”. Dan inilah yang dilakukan para murid di dalam ayat 4. Ayat 5 “kalau ada orang tidak mau menerima kamu, keluarlah dari kota mereka dan kebaskanlah debunya dari kakimu sebagai peringatan terhadap mereka. Jangan lupa bahwa yang akan menolak itu tetap banyak”. Tidak ada pelayanan yang tanpa penolakan, tidak ada pelayanan yang tanpa kesulitan, tidak ada hidup yang mendedikasikan kepada Tuhan tidak ada hambatan. Makin mendedikasikan hidup, makin besar hambatan akan diberikan oleh yang menentang Tuhan. Itu sebabnya Saudara mau melayani Tuhan, Saudara harus tahu tetap ada orang-orang yang akan mengabaikan Saudara dan lebih parah lagi akan ada orang-orang yang mau menghambat. Saudara mau hidup bagi Tuhan, jangan kompromi terhadap siapa pun. Karena ayat 5 mengingatkan bukan kita yang bergantung kepada orang, tapi orang yang memerlukan kita untuk adanya Injil, Firman dan juga keteladanan hidup. Maka kalau orang tolak, kita tidak rugi, karena kita bergantung kepada Tuhan. Dan ini adalah sesuatu yang bisa diaplikasikan waktu kita hidup di dalam dunia yang penuh dengan keadaan yang korup. Alkitab mengatakan di ayat ke-5, kebaskan debu, jangan takut, engkau bergantung pada Tuhan bukan pada orang ini, engkau bergantung kepada Tuhan bukan kepada manusia. Waktu manusia meminta Saudara melakukan hal yang dilarang Tuhan, Saudara harus lebih takut Tuhan dibandingkan takut kepada manusia. Inilah yang Tuhan perintahkan, jangan takut ketika Saudara tidak diterima, Saudara kebaskan debu dengan memberikan pengertian mengancam karena apa yang benar, yang sudah ditolak pasti akan balik untuk menghantam orang yang menolak dengan penghakiman dari Tuhan. Ayat 6 ini saya mau aplikasikan dalam penginjilan seperti yang memang seharusnya diaplikasikan untuk bagian ini. Maka para murid ini adalah misionaris pertama yang Tuhan Yesus sendiri utus untuk memberitakan tentang Dia. Mereka pergi dengan keberanian besar. Mari kita punya keberanian seorang misionaris. Kita tidak semua dipanggil menjadi misionaris, tapi kita semua dipanggil untuk memiliki keberanian yang sama. Kalau Saudara punya panggilan untuk kerjakan apa, Saudara mesti berani melangkah untuk mengerjakan hal yang sebenarnya di luar perkiraan atau di luar pertimbangan Saudara sendiri.
Mari punya jiwa seperti ini, meskipun panggilan kita beda tapi kita punya kegigihan yang sama, punya ketekunan yang sama, punya keberanian yang sama untuk kerjakan apa yang Tuhan mau. Kiranya Saudara peka akan ajaran Tuhan hari demi hari, tiap hari melangkah bersama Tuhan. Kiranya ketika Tuhan memerintahkan Saudara untuk melakukan hal yang Dia inginkan, Saudara dengan berani melangkah. Dan ketika Saudara melangkah, Saudara akan tahu Tuhan sudah siapkan banyak hal dalam pekerjaan ini. Dan jangan takut untuk tantangan, karena tidak ada pekerjaan Tuhan yang tidak mendapatkan tantangan dari dunia ini. Dan pada akhirnya ketika orang dengan setia pergi, dia akan menjadi berkat bagi banyak orang.
(Ringkasan ini belum diperiksa oleh pengkhotbah)