Ini sebabnya Paulus menekankan bahwa tanpa Kristus, Taurat tidak berguna. Paulus tidak pernah mengatakan “Taurat berguna dulu lalu sekarang sudah berhenti, sekarang Kristus datang, kita buang Taurat, sekarang kita beriman kepada Kristus”. Paulus mau tahu orang tahu bahwa sebelum kamu berada dalam Kristus, Taurat tidak berguna bagi kamu. Tapi Paulus tidak pernah mengatakan hal yang sama kepada orang yang sudah berada di dalam Kristus. Orang yang sudah ada di dalam Kristus wajib menjalankan apa yang Tuhan mau. Tapi Taurat tidak bisa membawa kita sempurna karena di dalam Taurat ada syarat bahwa kamu harus menjalankan Taurat bersama-sama sebagai umat yang dipimpin oleh nabi, raja dan imam. Jadi tanpa ada nabi, raja, imam, Saudara tidak mungkin menjalankan apa yang Taurat maksudkan dan berhasil menjalankannya. Saya akan ambil contoh, seumpama saya adalah seorang yang tidak pernah diterima ITB, saya bukan mahasiswa ITB, lalu saya coba jalankan tugas-tugas mahasiswa ITB. Saya mengerjakan PR, paper, tugas, dan saya coba masukan tugas-tugas saya ke dosen ITB. Dosen itu kaget “ini apa, kamu siapa?”, “ini tugas-tugas yang saya kerjakan, saya Jimmy Pardede”, “kamu mahasiswa saya? Kamu ikut kelasnya siapa”, “saya bukan mahasiswa bapak, saya tidak ikut kelas siapa-siapa”, “kamu angkatan berapa?”, “saya belum pernah diterima”, “kalau begitu mengapa kamu membuat tugas ini?”, “karena saya ingin lulus dari sini”, “maaf, tidak bisa, percuma kamu bikin tugas ini”. Lalu dengan menyesal saya menyadari ternyata percuma saya mengerjakan tugas-tugas itu. Kemudian saya bertemu dengan Andrian, “percuma bikin tugas, saya sudah membuat tugas, paper, semua, tapi ditolak, tidak ada gunanya”, lalu Andrian tidak mengerjakan tugas, dia tidak membuat PR, paper, dan lain-lain, lalu dia di-DO. Langsung dia datang kepada saya dan mengatakan “bapak juga di-DO ya?”, “tidak, karena saya tidak pernah jadi mahasiswa”. Apa bedanya saya dengan dia? Dia di dalam dan saya di luar, saya kerjakan tugas tidak ada gunanya, sedangkan dia wajib mengerjakan tugas karena dia sudah di dalam. Ini yang Paulus mau katakan, kamu tidak bisa menjalankan Taurat kalau kamu di luar Kristus. Jadi tidak ada benturan antara Taurat dan Kristus di dalam pemikiran Paulus. Saudara jangan dengarkan teori-teori yang tidak Alkitabiah, meskipun itu teori-teori katanya dari gereja, karena gereja harus kembali ke Alkitab. Paulus tidak mempertentangkan Taurat dan Injil, Paulus mengatakan “tanpa Injil, untuk apa kamu kerjakan Taurat?”. Orang Yahudi menjalankan Taurat, memberikan persembahan, tidak makan ini tidak makan itu, mereka menjalankan Taurat dengan setia, mereka melakukan semua, tapi Paulus mengatakan “kamu jalankan ini, tapi kamu tolak Raja, Imam dan Nabi, kamu bodoh. Kalau kamu tolak Kristus, untuk apa kamu kerjakan ini?”. Lalu kalau kamu pikir “kami kerjakan ini supaya kami selamat”, mana bisa, kamu tidak ada di dalamnya. Harus di dalam Kristus. Kalau engkau sudah di dalam Kristus, baru kamu bisa efektif menjalankan Taurat. Apa guna menjalankan Taurat? Supaya ada masyarakat yang adil, supaya ada keadilan, supaya manusia dimanusiakan. Meskipun Injil membuat kita selamat dan jadi milik Tuhan, tapi itu titik awal dan ada tugas yang lain yaitu membuat ada kesempurnaan menjadi manusia di tengah-tengah sebuah bangsa. Maka Paulus mengatakan “apabila bangsa-bangsa lain tidak memiliki hukum Taurat, karena dorongan diri menjalankan Taurat, maka mereka menjadi Taurat bagi diri mereka sendiri”, kalau ada bangsa seperti ini, Tuhan akan perkenan. “Tapi mereka tidak percaya Yesus”, tidak apa-apa, yang penting mereka menjalankan ini dan Tuhan perkenan. Tapi mereka tidak mungkin jadi umat karena tidak ada Kristus. Sama dengan Israel, Israel jalankan Taurat, Tuhan perkenan, tapi mereka tidak mungkin menjadi umat karena mereka tidak ada di dalam Kristus. Dan selama tidak ada umat di tengah-tengah Israel, atau tidak ada umat di tengah-tengah bangsa lain, maka ketaatan bangsa-bangsa lain itu makin lama akan semakin tergerus dan pasal 1 yang mengatakan “lihat semua sudah rusak, laki-laki bersetubuh dengan laki-laki, perempuan dengan perempuan”, itu akan menjadi ending-nya. Tidak peduli berapa baik bangsamu sekarang, ujungnya akan rusak kalau tidak ada umat Tuhan dengan Injil di tengah-tengahnya. Inilah inti dari argumen Paulus tentang mengapa orang Kristen diperlukan di Roma. Mengapa kamu mesti di Roma? Karena Roma menuju kerusakan. Ada pemikir-pemikir Roma yang sadar kalau mereka menuju kerusakan dan mereka terus berjuang di dalam etika untuk memperbaiki kerajaan ini, tapi percuma. Karena kalau bukan orang Kristen yang punya Kristus yang berjuang, maka perjuangannya akan semakin lama semakin jauh dari hati nurani, makin jauh dari Taurat dan akhirnya jatuh dalam penyimpangan yang luar biasa jahat. Bangsa-bangsa akan semakin jahat, perlu ada umat yang bertahan di dalamnya untuk menyatakan bahwa Kristus adalah Rajaku dan saya akan perjuangkan apa yang Tuhan inginkan untuk bangsa ini, lewat Injil ataupun mandat budaya.

Lalu di dalam ayat 15 “sebab itu mereka menunjukan bahwa isi Hukum Taurat ada tertulis di dalam hati mereka. Dan suara hati mereka turut bersaksi, dan pikiran mereka saling menuduh atau saling membela”. Bangsa-bangsa yang punya pengertian ini dalam hati mereka, akan punya kepekaan terhadap Taurat. Dan Paulus menggambarkan ini sehingga orang Kristen di Roma sadar bahwa mereka tidak berjuang dengan sia-sia, ada orang-orang yang meskipun bukan Kristen tapi punya hati yang peka terhadap Hukum Tuhan. Saudara akan menemukan ini dalam kehidupan sehari-hari, Saudara akan temukan orang yang meskipun bukan Kristen, tapi jiwanya bagus. Dan Paulus mau mengatakan di tengah-tengah jemaat Roma, di tengah-tengah bangsa lain, dimanapun tetap ada orang seperti ini yang hati nuraninya mampu menuduh dirinya sendiri. Ini kalimat kuat sekali, orang kafir pun di tengah-tengah kamu atau di sekitar kamu, tetap ada orang yang hati nuraninya bisa tuduh dirinya sendiri. Kalimat ini sebenarnya menusuk, karena ada orang yang meskipun Kristen tapi hati nuraninya tidak pernah bicara untuk menuduh dirinya sendiri. Ada orang yang pembenaran dirinya terlalu hebat, jauh lebih hebat dari pada iman bapa-bapa gereja, “pokoknya diriku tidak mungkin salah, apa pun yang terjadi pasti salah orang lain”. Kalau begitu hati nuraninya kerjaannya apa? Tidak bekerja, hati nurani tidak menuduh dirinya sendiri. Ada tipe orang seperti itu dan menjadi Kristen. Sudah salah, yang salah selalu orang lain. Paulus menggambarkan ini untuk mempermalukan orang yang secara lahiriah Yahudi. Bangsa lain adalah bangsa kafir, Paulus mengatakan “bangsa lain tetap bangsa Tuhan, yang Tuhan ingin menjadi baik”. Bagaimana cara menjadi baik? Dengan Kristus hadir di tengah mereka.

« 4 of 5 »