(Galatia 4: 1-5; 3:24-25)
Di dalam Kitab Galatia ada satu perdebatan yang sangat penting. Orang kalau mau selamat harus jadi anggota dari Israel dulu atau tidak. Karena ada orang-orang yang mengatakan setelah Paulus keliling dari perjalanan misi pertama, dari Yerusalem dia melayani, kemudian dia harus diusir. Paulus harus terusir dari Yerusalem karena orang-orang Yahudi mau membunuh dia. Saudara kalau melihat perjalanan Paulus itu sangat mengerikan, dia baru bertobat, dia mulai menginjili, langsung mau dibunuh di Damaskus. Lalu dia pergi ke Yerusalem, tidak lama di sana langsung mau dibunuh oleh orang Yahudi. Orang Kristen di Yerusalem, sebelum Paulus datang, hidup dengan tenang, hidup dengan damai, hidup tanpa banyak diganggu. Di Anthiokia, di tempat lain lagi, ada seorang Kristen bernama Barnabas, dia ingin melayani Tuhan, dia ingin pergi memberitakan Injil, lalu dia mengatakan “aku mau bawa temanku Saulus, yang aku kenal waktu di Yerusalem”, lalu dia pergi ke Tarsus dan mengatakan kepada Paulus “mari melayani bersama-sama dengan saya”. Mereka melayani di Anthiokia, dan sampai di Anthiokia, Tuhan berfirman “kuduskan 2 orang ini. Aku mau pakai mereka untuk memberitakan InjilKu di tempat-tempat lain”. Maka mereka mulai pergi dari Anthiokia di daerah Siria, lalu mereka pergi ke pulau Siprus, kemudian mereka pergi pelayanan, mereka keliling ke semua tempat yang Tuhan ijinkan didatangi oleh mereka. Sampai mereka kembali ke Anthiokia, orang tanya “kamu sudah pergi pelayanan? Sudah beritakan Firman? Sudah menyatakan Sang Mesias?”, “sudah”, “apakah orang-orang itu sudah bertobat?”, mereka mengatakan “banyak yang bertobat, banyak yang mau jadi Kristen”. “Kalau mereka mau jadi Kristen, sudah disunat atau belum, sudah jadi Yahudi atau belum? Sebab Mesias diberikan untuk orang Yahudi, bukan untuk orang kafir. Kamu penginjilan kepada orang kafir, setelah kamu penginjilan kepada orang kafir, kamu harus jadikan mereka Yahudi, baru Kristus bisa menjadi Raja mereka”. Tapi Paulus mengatakan dengan keras “tidak, mereka tidak perlu jadi Yahudi karena ini Injil untuk semua orang”, lalu yang lain tetap berkeras “ini Injil untuk Israel dan orang lain mau dapat bagian harus berbagian di dalam Israel”, sebab Tuhan berikan janji kepada Abraham tidak kepada semua orang. Setelah Abraham, Tuhan berikan janji kepada Ishak bukan Ismael. Setelah Ishak, Tuhan berikan janji kepada Yakub bukan Esau. Setelah Yakub, Tuhan berikan janji kepada bangsa yang adalah keturunan Yakub bukan kepada bangsa lain. Jadi bangsa ini yang mendapat berkat bukan bangsa lain. Lalu di dalam pekerjaan Tuhan di tengah-tengah Israel, Tuhan menjanjikan Raja, Tuhan menjanjikan Sang Mesias, berarti Sang Mesias itu milik Israel. “Sekarang kamu pergi ke orang Yunani, pergi ke orang kafir, pergi ke orang yang bukan Yahudi, lalu memberitakan Mesiasnya orang Yahudi, itu tidak tepat”.

Di dalam perdebatan seperti ini, kalau kita tidak mengerti doktrin keselamatan Kristen, kita tidak tahu mau menjawab apa. Banyak orang menjadi Kristen, tapi tidak mengerti apa yang diajarkan oleh Alkitab, apa yang menjadi inti dari pengajaran doktrin-doktrin yang benar. Kalau kita tidak tahu doktrin yang benar, bagaimana kita mempertanggung-jawabkan iman kita? Seberapa kokoh Saudara di dalam inti-inti ajaran Alkitab, tapi saya ingin beri tahu kalau Saudara belum kuasai doktrin-doktrin yang dasar, ada something wrong dengan Kekristenan Saudara. Dan Saudara tidak boleh tenang di dalam hidup kalau Saudara tidak tangkap ajaran dasar dari Kekristenan. “Kalau aku tidak baca buku baik-baik, kalau aku tidak belajar baik-baik, bagaimana aku bisa pertanggung-jawabkan imanku? Aku mengatakan aku mau Kristen, aku mau Alkitab, aku mau ikut Yesus”, waktu ditanya “apa itu mengikut Yesus? Mengapa ikut Yesus? Bagaimana tahu Yesus yang benar? Mengapa Yesus harus mati di kayu salib untuk menebus dosa? Dari mana kamu tahu Alkitab itu benar?”, ini semua pertanyaan-pertanyaan yang setiap orang Kristen hadapi dengan pergumulan berat dan mesti dapatkan jawaban yang firm. Itu sebabnya doktrin yang benar sangat penting, engkau mesti tahu mengapa beriman kepada Kristus, engkau mesti tahu mengapa Dia dipaku di kayu salib, engkau mesti tahu mengapa iman kepada Kristus cukup untuk memberikan keselamatan. Maka Paulus mengatakan dengan ketat “di dalam iman kepada Kristus cukup, bukan Taurat, bukan menjadi Israel, tapi iman kepada Kristus”. Lalu mereka protes “tidak, harus jadi Yahudi, harus ikut Israel, harus ikut tata cara tradisi, sunat dan lain-lain, baru boleh terima Kristus”. Paulus terus bela. Paulus adalah orang Yahudi, dia tahu berapa sombongnya orang Yahudi, dia tahu berapa besar kesombongan orang Yahudi, waktu memandang orang lain, langsung pandang dengan rendah. Maka Paulus ingin memperbaiki ini semua “kamu tidak boleh memandang bangsa kafir dengan rendah, kamu harus tahu kamu sama dengan mereka. Dan Injil diberikan kepada kamu dan mereka sama besar, sehingga engkau tidak boleh menghina bangsa-bangsa kafir. Mereka tidak boleh disuruh jadi Yahudi dulu baru percaya Yesus”. Ketika mereka terus berdebat, akhirnya pengaruh dari orang-orang ini masuk ekdaerah Turki yang besar, termasuk daerah yang luas, Galatia. Galati adalah daerah yang sangat luas, kita tidak tahu jemaat Galatia persisnya ada di mana, tapi rupanya mereka sudah dipengaruhi dengan konsep ini. Maka Paulus menulis Surat Galatia dengan mengingatkan “engkau diselamatkan karena iman kepada Kristus, bukan karena mengikuti tradisi Israel. Sebab tradisi Israel beru diberikan kepada Musa. Sedangkan janji keselamatan sudah diberikan kepada Abraham, 400 tahun lebih sebelum Musa terima Taurat. Jadi sebelum Musa dipanggil, Tuhan sudah beri janji kepada Abraham. Janji mendahului Taurat, Taurat itu ditambahkan. Maka mulai ada lagi pergumulan di antara orang Kristen, “kalau begitu Taurat cuma ditambahkan, penting atau tidak?”, Paulus mencoba menyeimbangkan “Taurat penting, tapi bukan untuk mengarahkan manusia kepada keselamatan, Taurat penting tetapi bukan untuk membawa manusia kepada iman yang sejati yang menyelamatkan”. Kalau iman yang sejati yang menyelamatkan objeknya adalah Taurat, tidak mungkin manusia selamat. Tapi kalau iman yang sejati yang menyelamatkan diberikan oleh Kristus, baru ada pengertian yang kokoh mengapa kita bisa selamat, karena Kristus mengambil dosa kita, menebusnya dan mati di kayu salib. Itu sebabnya Paulus mengatakan Taurat bukan jalan keselamatan, tapi Taurat juga bukan tidak berguna. Maka dia menuliskan Taurat dengan cara yang sangat luar biasa.

Minggu lalu kita sudah membahas bahwa Taurat diberikan oleh Tuhan untuk mempersiapkan satu umat menyambut datangnya janji. Sehingga waktu Kristus datang sudah ada umat yang baik, yang punya hati nurani, punya moralitas yang baik karena didorong oleh Taurat. Di dalam Roma 2, Paulus mengatakan Taurat itu sebenarnya adalah suatu pernyataan dari Tuhan yang bisa dimiliki oleh orang yang hati nurani murni. Engkau selidiki hatimu yang paling dalam, engkau tahu mencuri itu salah, menipu itu salah, jahat kepada orang lain itu salah. Lalu Saudara tahu hati susah ditebak, hati susah dieprcaya, bahkan Amsal mengatakan “jangankan orang lain percaya hatimu, engkau sendiri pun belum tentu percaya hatimu”. Kita mengatakan kita punya integritas, kita punya kekuatan untuk kerjakan yang baik, bagitu masuk krisis, baru kita tahu kita kompromi dalam banyak hal. Itu sebabnya hati nurani manusia tidak bisa dipercaya dan Tuhan perlu berikan Hukum Taurat. Hukum Taurat mutlak harus ada, karena manusia tidak bisa mengandalkan hati sendiri. Andaikan orang Israel mau taat Taurat, mereka akan menjadi bangsa yang paling agung, paling besar. Saya terkadang baca karya agung dari para pemikir baik di timur maupun di barat, saya kaget dengan integritas hati dan juga kerinduan mereka untuk membuat masyarakat yang baik.

Seorang bernama Plato pernah bilang mengapa orang jujur tidak dapat kuasa? Mengapa orang berkuasa tidak ada yang jujur? Mengapa yang jujur tidak jadi pemimpin? Mengapa pemimpin tidak yang jujur? Akhirnya masyarakat tetap tidak jadi baik. Lalu dia katakan lagi, mengapa pemikir tidak punya wewenang untuk mengatur? Mengapa yang punya wewenang untuk mengatur tapi tidak pernah mikir? Para filsuf tidak punya kedudukan, yang punya kedudukan tidak mau mikir, akhirnya masyarakat terus hancur. Saya percaya filsafat yang dikeluarkan di dalam pergumulan sosial yang berat, itu filsafat yang mutunya luar biasa. Tapi filsafat yang dikeluarkan karena perdebatan akademis di dalam meja perpustakaan yang tidak peduli keadaan sosial masyarakat, itu filsafat yang paling remeh. Maka ketika filsafat dikeluarkan di dalam pergumulan berat antar hidup manusia, lalu mengatakan “ini yang harusnya kita lakukan”, ini menjadi filsafat yang paling bernilai. Itu sebabnya banyak orang-orang menulis “harusnya filsafat seperti ini, harusnya pemimpin tipenya seperti ini, harusnya engkau hidup satu sama lain harus seperti ini”, dari filsafat inilah muncul pengertian untuk mengatur orang di dalam hukum yang lebih teliti. Itu sebabnya dalam zaman pencerahan muncul satu orang bernama Immanuel Kant, dia mengatakan peraturan-peraturan yang paling penting adalah peraturan yang dibuat supaya orang mengetahui kebaikan tertinggi. Kebaikan tertinggi adalah kebaikan yang dikerjakan demi kebaikan itu sendiri, bukan untuk profit diri. Ini adalah teori-teori yang begitu banyak dikemukakan, tapi sejak tahun 1500an SM, Tuhan sudah memberikan pendidikan ini melalui Musa “dengarlah hai Israel, setia kepada Tuhan. Dengarlah hai Israel, anak taat orang tua, orang tua kasihi anak, tetangga kasihi tetangga, orang kaya kasihi orang miskin, orang miskin jangan minta-minta, jangan mengasihani diri, hakim jangan disogok oleh orang kaya, hakim jangan lihat pura-puranya orang yang mengaku miskin. Tapi Taurat sudah mengatur semua supaya hidup dalam damai. Maka orang yang melihat Taurat sebagai satu keanggunan bangsa “aku lebih baik dari yang lain” tapi tidak menjalankan, itu percuma. Sama seperti Saudara bangga punya 10 hukum, tapi Saudara tidak jalankan, itu pun percuma. Paulus mengatakan “sebenarnya Taurat itu untuk menuntun kamu, supaya kamu hidup baik dan benar”. Dan ketika masyarakat mengatakan yang baik dan benar, damai itu sudah jadi, nanti Kristus akan datang menjadi raja di situ. Tetapi yang terjadi mereka makin rusak, makin kacau, makin menyembah berhala, membuang Taurat, membuang para nabi, dan membuan Tuhan. Tetapi di dalam keadaan mereka terbuang, keadaan mereka melupakan Tuhan, Paulus mengatakan “justru di sinilah waktunya kegenapan waktu dimana Kristus datang”. Ini semua diluar pikiran kita, mengapa Kristus datang justru di saat Israel sedang kacau? Tapi Paulus mengatakan “inilah waktunya”.

Maka setiap kali kita mengingat Natal, kita mengingat inilah waktu kegenapan. Waktu kegenapan dari janji Tuhan, Tuhan memberikan Taurat, menuntun Israel menyambut Sang Raja, dan sekarang Sang Raja datang. Adakah yang menyambut Sang Raja? Tidak. Gembala menyambut setelah diberi tahu malaikat. Adakah orang penting atau pemimpin yang menyambut? Tidak, justru orang kafir dan gembala yang menyambut. Maka Kristus datang tidak ada yang sambut. Itu sebabnya waktu kita merayakan Natal, lagu-lagu Natal yang paling agung adalah lagu-lagu yang mencerminkan keceriaan pengharapan yang genap, sekaligus mencerminkan kesederhanaan, dukacita dan rasa haru yang dalam. Lagu Natal itu lagu yang luar biasa. Lagu Dengarlah Malak Menyanyi menggambarkan perasaan yang digenapi, perasaan ketika janji itu sudah nyata, ini satu sukacita yang luar biasa, tapi ada juga perasaan tenang, perasan haru, perasaan kagum, semua bercampur menjadi satu. Itu sebabnya saya sering mengatakan banyak gereja yang menyanyikan lagu yang remeh bukan main, lagu yang mencerminkan perasaan yang terlalu dangkal. tapi musik-musik yang agung justru mencerminkan perasaan yang paling dalam, menunjukan kedalaman pengenalan kita akan Tuhan itu begitu kompleks dan dalam sehingga yang menyanyikan pun mencerminkan kedalaman yang sama. Musik Natal mencerminkan janji Tuhan sudah jadi, janji Tuhan sudah nyata. Tapi nyata dalam keadaan yang sederhana, beda dengan apa yang kita pikirkan. Waktu Raja itu lahir tidak ada yang sambut, tidak ada malaikat mengumumkan kepada seluruh Betlehem atau seluruh dunia, malaikat hanya umumkan kepada sekelompok kecil gembala. Setelah itu Dia lahir di tempat yang sangat tidak layak, Maria dan Yusuf pergi dari satu rumah ke rumah yang lain. Pada zaman itu rumah di Betlehem biasanya sangat dekat satu dengan yang lain. Saudara ketok satu rumah, mungkin rumah sebelahnya sudah dengar ketokan Saudara. Dan di dalam penemuan arkeologi yang dilakukan, rumah-rumah itu ada 2 tingkat, tingkat yang pertama tingkat yang sama datarnya dengan jalanan di luar, tingkat kedua adalah tingkat yang digali kebawah, kedalam, menjadi seperti basement di bawah. Basement di bawah ini biasanya adalah ruangan untuk orang masuk kemudian naik ke tempat utama. Dan di sebelah biasanya diberikan satu gudang, nanti di situ orang akan simpan beberapa barang dan simpan beberapa ternak, mungkin 2 atau 3 ekor domba taruh di situ dan beri palungan di situ. Ketika Dia lahir tidak ada yang tahu, inilah Sang Raja yang dijanjikan itu sekarang sudah datang.

Maka kalau begitu apa gunanya Taurat? Paulus mengatakan Taurat untuk menuntun kita sampai Kristus datang. Lalu orang tanya “sekarang Kristus sudah datang, masih perlukah Taurat?”, Paulus menjawab “perlu. Perlu bukan untuk mengurung kamu tapi untuk menuntun kamu. Kalau dulu sebelum Kristus datang, kamu ditekan, dipaksa dan juga diancam oleh Taurat. Karena kamu dulu belum akil balik, belum dewasa”, ini satu penggambaran dari Paulus yang luar biasa. Sejarah Israel diparalelkan dengan sejarah anak-anak di Israel. Di Israel anak-anak dididik dengan ketat, sampai mereka umumr 12, sudah umur 12, mereka menjadi bar mitzvah, setelah itu mereka boleh pilih untuk dididik dengan lebih ketat di bawah bimbingan rabi-rabi yang mereka bisa lihat, yang mereka bisa pilih. Sebelum seorang anak akil balik, dia diperlukan tindakan seperti seorang anak, orang yang sudah dewasa diperlakukan seperti orang yang sudah dewasa. Kepada anak kita memberikan peraturan yang ketat, yang tegas, yang menghargai posisi dia sebagai orang yang masih muda dan tidak mengerti banyak hal. Tapi peraturan yang sama tidak mungkin ditetapkan dengan cara yang sama kepada orang-orang yang sudah dewasa. Tidak ada tokoh-tokoh dalam Perjanjian Lama yang sempurna. Kalau begitu Israel tidak akan naik kelas terus, kapan naik kelas? Kapan lulus? Ternyata lulusnya adalah ketika Tuhan tiba, ada seorang di Israel yang menebus seluruh Israel supaya Israel menjadi dewasa, dia adalah Kristus. Itu sebabnya hanya Kristus yang sejak pertama kali Dia ada di dunia, sejak Dia dilahirkan oleh ibuNya sampai Dia mati di kayu salib, tidak satu kali pun Dia langgar Taurat. Jadi Yesus tidak pernah melanggar hukum Taurat. Inilah satu-satunya Manusia hidup tanpa cacat, inilah satu-satunya Manusia yang kita bisa lihat dan pandang lalu jadikan panutan yang sempurna. Saudara mau jadikan orang lain panutan, tetap Saudara akan lihat cacatnya, kalau cuma kenal dari jauh kelihatan begitu sempurna, begitu dekat baru mulai kelihatan cacatnya. Kita ini penuh dengan kecemaran, tetapi Kristus tidak. Kristus tidak pernah memiliki cacat sedikit pun, Kristus melewati tuntutan Taurat dengan sempurna. Sehingga dari Adam sampai zaman Musa, tidak ada orang mengikuti hati nurani yang bersih, dari zaman Musa sampai zaman Yohanes Pembaptis, tidak ada satu orang menaati Taurat dengan sempurna. Sampai Yohanes Pembaptis menunjuk “inilah Anak Domba Allah”. Yesus-lah satu-satunya yang sanggup. Maka di ayat yang kita baca, ketika Kristus menebus orang Israel, ini dilakukan supaya berkat Tuhan sampai kepada orang-orang kafir. Maka Kristus menebus Israel dengan cara menggenapi tuntutan Taurat yang Tuhan berikan kepada Israel. Dia yang pikul, Dia yang taati semua, Dia hanya menyembah 1 Allah Bapa saja, Dialah yang sanggup untuk menghormati hari Sabat, Dialah yang menghormati orang tuaNya. Tidak ada orang yang bisa menghormati orang tuanya sebesar Kristus, karena meskipun Dia punya kedudukan yang melampaui siapa pun, Dia tetap berada dalam bimbingan orang tuaNya dengan setia. Kristus yang membayar, Kristus yang memenuhi tuntutan Tuhan yang berikan kepada Israel, sehingga setelah Dia memenuhi Taurat di situ ada kemungkinan melalui Pribadi Kristus, Israel bisa menjadi berkat bagi semua bangsa. Israel tidak boleh menjadi berkat bagi semua bangsa kalau mereka masih kanak-kanak, kalau mereka masih belum bisa menaati Taurat. Maka seperti yang dikatakan seorang yang bernama N.T. Wright “Israel sejati itu Kristus”. Israel sejati digenapi di dalam Kristus. Pembuangan paling total itu bukan Israel dibuang di Babel, pembuangan palin total adalah ketika Yesus dipaku di kayu salib, inilah pembuangan Israel yang palin total. Lalu waktu Dia bangkit, inilah kemenangan dan pemulihan Israel. Itu sebabnya dikatakan di dalam Yesaya, Tuhan akan hancurkan semua lalu dari tunas akan tumbuh satu tunas dari tempat yang sudah habis ditebang, inilah yang dimaksudkan oleh Yesaya. Ketika orang di dalam Kristus, dia sudah menggenapi Taurat di dalam Kristus. Tapi Taurat tetap berfungsi sebagai penuntun yang penuh lemah lembut.

Seorang tokoh gereja bernama Irenius mengatakan Kristus harus lewati setiap tahap hidup manusia mulai bayi, anak kecil, bertumbuh remaja, dewasa, mati. Maka Kristus menjalani semua proses sebagai manusia supaya ketika kita ditebus, kita ditebus oleh Orang yang sudah lewati semua kesulitan dan menang mengikuti Taurat. Kristus mengalami kesulitan sebagai bayi, Saudara masih ingat waktu bayi sulitnya apa? Sulitnya mau ngomong, haus saja susah, akhirnya semua nangis, mama yang harus selidiki ini artinya apa. Lalu makin bertumbuh lagi, makin bertumbuh lagi, makin dewasa mempunyai kesulitan sendiri. Setiap orang mengklaim masa usianya paling berat, anak-anak, remaja, orang dewasa, kemudian Kristus mengatakan “pikul salib itu paling berat, mati bagi dosa dunia itu paling berat” disitu kita baru diam “iya, yang paling berat Kristus”. Dan Kristus yang paling berat terima porsi paling berat di dalam hidup Dia jalani dengan setia supaya kita boleh menjadi dewasa. Jadi apa itu Natal? Natal adalam momen pembebasan kita dari anak-anak menjadi dewasa dimulai dengan kehadiran Kristus.

(Ringkasan ini belum diperiksa oleh pengkhotbah)