Mengapa penting menyembah Yesus? Karena Yesus satu-satunya Pribadi yang akan menunjukan apa itu mengosongkan diri. Allah mengosongkan diri menjadi manusia, itulah Kristus. Kalau Dia bukan Allah dan Dia mengosongkan diri, maka kita akan mengatakan Dia sedang menjalankan sesuatu yang sama dengan kita. Saudara dan saya bisa pura-pura merendahkan hati, pura-pura mengosongkan diri, tapi Kristus adalah Allah yang mengosongkan diri. Dia adalah Allah yang rela diperlakukan sama dengan manusia. Dia benar-benar menjadi manusia. Keberadaan Dia yang berinkarnasi menjadi satu-satunya kemungkinan manusia bisa beribadah dan mendapatkan kesalehan yang sejati. Kesalehan yang muncul karena melihat Kristus, kesalehan yang muncul karena beribadah kepada Kristus dipaparkan dengan kehadiran Kristus yang mulia itu. Itu sebabnya Paulus mengatakan “agunglah rahasia kesalehan kita”. Mengapa agung? Karena kesalehan kita muncul oleh karena ibadah kepada Kristus yang menyatakan DiriNya dalam rupa manusia. Allah yang berinkarnasi membuat manusia belajar apa itu merendahkan diri. Allah yang berinkarnasi membuat manusia belajar apa itu mementingkan rencana Tuhan. Allah yang berinkarnasi membuat manusia belajar apa itu berkorban dan menyatakan hidup dalam tubuh demi berkat bagi orang lain. Kehadiran Allah di dalam tubuh menjadi manusia, benar-benar menginterpretasi ulang makna memunyai tubuh bagi manusia. Saudara dan saya punya tubuh, Kristus diberikan tubuh. Saudara dan saya adalah manusia dan karena itu kita ada di dalam tubuh kita. Kristus menjadi manusia, karena itu Dia memiliki tubuh. Dan di dalam pengertian dari Perjanjian Baru, manusia dan tubuh tidak terpisah. Saudara bukan di luar entitas tubuh yang sedang menggerakan tubuh, Saudara adalah tubuh Saudara. Dengan mengerti ini, kita akan mengerti bahwa kehidupan di dalam tubuh adalah penting sekali. Apa yang saya kerjakan di dalam tubuh saya, apa yang saya putuskan untuk lakukan, apa yang saya putuskan untuk komunikasikan, katakan, dan apa yang saya putuskan untuk habiskan di dalam waktu saya melalui tubuh saya itu akan menunjukan siapa saya. Dan jika kita tidak memiliki contoh siapa yang memiliki tubuh dan menggunakan tubuhnya untuk melakukan hal yang diperkenan Tuhan, kita tidak akan tahu menggunakan tubuh kita untuk hal yang diperkenan Tuhan. Itu sebabnya beribadah kepada Kristus sangat penting. Karena dengan menyembah Kristus, Saudara dan saya pelan-pelan akan dibentuk kembali untuk mengerti beberapa hal. Yang pertama, Saudara mengerti apa itu perendahan diri melalui contoh inkarnasi. Sulit sekali bagi kita untuk mengerti apa itu merendahkan diri, memunyai hati yang humble, humality. Apa itu merendahkan diri, apa itu mengosongkan diri? Banyak kali kita memunyai konsep rendah hati yang salah. Rendah hati bukan hanya bicara. Rendah hati itu berarti Saudara tidak melihat seluruh hidup sebagai sesuatu yang harus dikontrol oleh diri. Rendah hati ada di dalam aspek ini. Poin pertama, kita akan belajar rendah hati melalui inkarnasi.

Saudara mengerti apa itu rendah hati yaitu bahwa seluruh hidup Saudara bukan Saudara yang tentukan. Dan ini berlawanan dengan konsep modern, orang modern mengatakan “kamu memunyai hak untuk menentukan hidupmu”. Tapi dalam iman Kristen dikatakan “kamu sudah menyerahkan hak itu untuk Tuhan”, ini namanya bebas. Bebas berarti Saudara rela berserah untuk Tuhan, rela berserah kepada Tuhan. “Saya hidup untuk Tuhan karena saya serahkan diri saya untuk Tuhan”, itulah bebas. Kalau ada orang bukan Kristen tanya ke orang Kristen “mengapa kamu mau jadi orang Kristen? Itu tidak bebas”, “saya bebas kok”, “bebas apanya? Hari Minggu tidak bisa jalan-jalan. Apalagi kalau jadi pengurus setelah ibadah ada rapat, harus perbaiki ini itu, ada rapat lagi, kadang-kadang sehari ada 3 rapat, itu tidak bebas. Dan kalau pun tidak ada rapat, tetap disuruh ke gereja untuk membuat lipatan kertas. Jadi Kristen itu tidak bebas”. Tapi Saudara menjawab “saya sudah melakukan itu dengan rela, dengan bebas saya memperhamba diri”. Martin Luther mengatakan ini dalam Freedom of Christian, orang Kristen adalah orang yang bebas tuan dan tidak punya tuan yang lain, tapi orang Kristen juga rela menjadi hamba dan dia adalah hamba dari semua orang. Dia adalah tuan dari segala sesuatu tapi juga rela menjadi hamba atas segala sesuatu. Saudara dan saya tidak lagi kontrol hidup, hidup sudah kita serahkan untuk Tuhan. Tuhan mau melakukan apa untuk hidup saya, silahkan. Kristus waktu datang berinkarnasi, Dia tidak datang lalu mengatakan kepada Sang Bapa, “Bapa, Aku ingin nanti ketika lahir dapat rumah di sana. Aku ingin nanti kalau sudah besar menjadi pilot. Aku ingin mati dengan cara terhormat, minum racun seperti Socrates”, tidak seperti itu, Dia menyerahkan hidupNya untuk Bapa. Bapa yang atur Dia akan lakukan apa. Mempelajari hidup seperti ini namanya eusebia, ini namanya kesalehan. Inilah rahasia saleh. Apa itu saleh? Menyerahkan hidup ke orang yang tepat yaitu Kristus. Dia tepat karena Dia sudah menjadi contoh, Dia serahkan hidupNya untuk Bapa. Dan Saudara akan mengatakan “ya Tuhan, hidup saya mau diarahkan kemana, biar Tuhan yang arahkan”. Saya tidak lagi punya keinginan untuk mengejar ini itu, selain mengejar hal-hal yang berguna untuk gerakan ini. Apa yang yang saya kejar, saya kejar untuk itu. Sehingga saya tidak pernah ditanya “kamu mau melakukan apa?”, lalu saya jawab tanpa memikirkan gerakan ini mau melakukan apa. Saudara coba miliki jiwa yang sama dengan Kristus, Kristus datang dan Dia pikirkan apa yang perlu untuk gereja Tuhan. Tuhan mau AnakNya menjadi manusia dan menyatakan ketaatan penuh kepada Tuhan. Visi, view, hati dan kasih, semua dipersembahkan untuk Tuhan. Sehingga apa yang Tuhan mau Dia kerjakan, Dia kerjakan dengan setia. Dan ketika kita beribadah kepada Pribadi yang seperti ini, kita akan belajar sama dengan Pribadi ini. Tapi kalau Saudara menyembah ilah yang agung, yang besar, yang hebat, yang mengambil semua demi kemuliaan diri, Saudara akan rusak. Semua penyembahan kepada Allah yang tidak inkarnasi akan membuat pengikutnya penuh dengan keserakahan “saya ingin besar mirip ilah yang saya sembah. Saya ingin mulia seperti ilah yang saya sembah”. Dan saya beri tahu tidak ada agama di seluruh dunia yang mengajarkan ada Allah yang menjadi hina. Dan karena itu tidak ada agama di seluruh dunia yang mengajarkan kerendahan hati kepada pengikutnya. Saudara beragama apa pun, Saudara tidak mungkin rendah hati sebagai hasil dari menyembah. Saudara beragama apa pun tidak mungkin kerendahan hati Saudara datang dari contoh agama itu. Karena agama itu memamerkan allah yang mulia, yang hebat, yang besar dan tidak pernah dalam sejarah hidup allah itu dia pernah merendahkan diri dan menjadi hina. Allah yang tidak pernah hina tidak mungkin mengajarkan kita untuk rela dihina. Maka kalau ada orang tanya “kok Allah menjadi manusia?”, Saudara balik tanya “allahmu tidak menjadi manusia?”, “tidak”, “kasihan sekali kamu, yang tabah ya, apa boleh buat agamamu tidak kenal inkarnasi”. Inkarnasi adalah tema paling penting dalam dunia filsafat, etika dan teologi, dan hanya orang Kristen yang tahu apa itu inkarnasi. Hanya orang Kristen yang punya Allah yang berinkarnasi. Maka saya ulangi lagi, Inkarnasi adalah tema paling penting dalam filsafat, etika dan teologi. Inkarnasi berbeda dengan reinkarnasi, reinkarnasi itu kacau bukan main, inkarnasi indah bukan main. Reinkarnasi itu kalau Saudara jadi orang jahat kemudian mati, Saudara akan hidup lagi menjadi lalat. Saya orang baik, kemudian mati, besok-besok jadi presiden. Kalau Saudara jadi presiden korupsi, nanti setelah mati kemudian lahir lagi jadi anjing penjaga. Tambah huruf “re” membuat semuanya jadi kacau. Reinkarnasi ajaran Hindu, ajaran agama timur, reinkarnasi bukan ajaran Alkitab. Alkitab mengajarkan inkarnasi, Allah menjadi manusia. Dan tanpa Allah menjadi manusia, manusia tidak bisa belajar apa itu pengosongan diri. Ini poin pertama yang kita pelajari dari inkarnasi. Mengapa menyembah Yesus? Karena Dia berinkarnasi. Inkarnasi membuat kita tahu bagaimana merendahkan diri. Mengapa merendahkan diri dari inkarnasi? Karena inkarnasi membuat kita belajar menginterpretasi kembali hidup kita, apakah hidup kita didorong oleh hal yang benar, hal yang penting, hal yang memuliakan Tuhan atau tidak.

« 3 of 4 »