Di dalam ayat ke-16 dikatakan “agunglah rahasia kesalehan” atau rahasia ibadah dalam terjemahan kita. Rahasianya apa? Paulus mengutip satu lagu, ada yang mengatakan ini merupakan hymn Kristen mula-mula, ada yang mengatakan ini adalah pengakuan iman Kristen mula-mula. Yang mana pun itu, kalimat-kalimat Dia yang telah menyatakan diri dan seterusnya adalah pengakuan iman mula-mula dan lagu mula-mula yang mengekspresikan iman Kristen dari awal. Allah menjadi manusia bukan dongeng gereja belakangan. Allah menjadi manusia bukan perkembangan doktrin dalam Konsili Kalsedon di abad ke-5. Allah menjadi manusia bukan permainan teologi dalam sejarah gereja, tapi iman yang dipeluk oleh para rasul dan pengertian yang dipercayai oleh jemaat pertama di dalam dunia ini. Orang yang pertama kenal Kekristenan langsung diberikan ajaran bahwa “Kristus yang engkau kenal adalah Sang Allah yang menjadi manusia”. Allah menjadi manusia adalah tema Kristen yang diekspresikan dari Kitab Suci. Saya ingin membagikan alasan yang ketiga untuk tahun ini, atau alasan ke-11 mengapa Allah menjadi manusia.

Mengapa Allah menjadi manusia? Supaya Saudara dan saya bisa memunyai kesalehan yang sejati. Hidup saleh yang sejati hanya terjadi ketika Saudara worship, menyembah Kristus. Tanpa menyembah Kristus tidak mungkin ada kesalehan hidup yang sejati. Hanya karena menyembah Kristus seseorang bisa punya kesalehan yang sejati. Jika dia tidak menyembah Kristus, dia tidak mungkin punya kesalehan yang sejati. Orang terus mendambakan hidup yang saleh. Dalam Bahasa Indonesia dikatakan saleh, di dalam Bahasa Yunani dikatakan eusebia. Eusebia adalah kehidupan batin yang baik. Kehidupan yang seimbang, yang punya bijaksana untuk bertindak benar dan disenangi para dewa, ini menurut konsep orang Yunani. Jadi kalau saya punya kesalehan, apa yang saya kerjakan dalam hidup sangat disenangi oleh para dewa. Di dalam iman Kristen eusebia berarti apa yang saya kerjakan dalam hidup sangat disenangi oleh Tuhan. Tuhan senang dengan apa yang saya kerjakan. Inilah yang menjadi kerinduan kita, saya ingin hidup saleh, supaya Tuhan senang akan hidup saya, saya ingin hidup baik supaya Tuhan senang akan hidup saya. Maka kita terus berusaha untuk mencapai cara hidup yang diperkenan oleh Tuhan. “Tuhan, bagaimana hidupku bisa diperkenan olehMu, tingkah apa yang Tuhan senang, hal apa yang Tuhan benci supaya saya tidak melakukannya, kata-kata apa yang Tuhan inginkan keluar dari mulut saya, hal-hal apa yang Tuhan tidak inginkan keluar dari pikiran dan mulut saya?”, ini menjadi hal yang diselidiki oleh orang-orang Kristen. Bagaimana cara hidup yang baik, bagaimana mengerti bagaimana harus hidup di dalam kehidupan sehari-hari. Kita tidak percaya bahwa hidup orang Kristen dibagi dua yaitu hidup rohani dan hidup sekuler. Hidup rohani yang Tuhan lihat, hidup sekuler yang Tuhan tidak begitu peduli. Itu bukan ajaran Kristen. Ajaran Kristen tidak membedakan ketika Saudara di gereja atau di kantor. Iman Kristen yang sejati memercayai Tuhan yang mengamati, mengawasi, memimpin kita baik ketika kita aktivitas di gereja maupun ketika kita beraktivitas di masyarakat. Ketika Saudara kerja, Saudara kerja untuk Tuhan. Waktu Saudara beraktivitas, Saudara beraktivitas untuk Tuhan. Segala hal yang kita lakukan adalah untuk Tuhan. Ini yang harus dipahami dalam iman Kristen. Maka dari pengertian Kristen, terutama dipahami dari teologi Reformed, Saudara tidak bisa melihat pekerjaan yang satu lebih suci dari pada pekerjaan yang lain. Tidak bisa dikatakan bahwa pekerjaan memimpin di gereja lebih suci dari pada ketika Saudara memimpin pegawai di kantor, itu tidak benar. Semua adalah sama kudusnya. Tapi seluruh hidup kita ini dapat dijalankan dengan baik jika Saudara beribadah kepada Tuhan. Ini menjadi pengertian orang Kristen dari awal. Saudara tidak bisa memunyai hidup yang baik dan diperkenan Tuhan kecuali Saudara beribadah. Itu sebabnya kita mengenal ada yang disebut dengan worship, seperti yang sekarang kita lakukan. Apa yang Saudara dan saya lakukan saat ini memunyai kepentingan luar biasa besar dan akan memengaruhi kehidupan Saudara mulai besok sampai hari Sabtu. Yang Saudara kerjakan hari ini di sini akan mencerminkan level rohani dan pergumulan rohani yang Saudara miliki dari hari Senin sampai Sabtu sebelumnya. Jadi apa yang Saudara bawa ke gereja adalah pergumulan iman, ucapan syukur, dan permohonan yang Saudara miliki dari minggu yang lalu. “Mengapa kamu datang ke gereja?”, “aku ingin mendengarkan firman, aku ingin doa kepada Tuhan beban hatiku, aku ingin berbagi ucapan syukurku kepada Tuhan”. Maka entah kehidupan Saudara penuh dengan berkat yang Saudara syukuri atau  kehidupan Saudara penuh dengan pergumulan yang ingin Saudara bawa kepada Tuhan, semua akan menjadi satu di dalam ibadah ini. Ibadah sangat penting, maka cara paling bagus untuk merusak kehidupan orang Kristen adalah rusak ibadahnya. Setan punya bijaksana sangat besar, dia bekerja dengan cara yang sangat efisien, Saudara tahu berapa argumen yang dipakai setan untuk menjatuhkan Adam? Sema sekali tidak ada. Dia cuma bicara sedikit kepada Hawa, dia irit bicara, dia tidak bicara ke Hawa pakai argumen yang silogistik atau argumen-argumen presuposisionalis atau argumen-argumen Reformed epistemologi, metode-metode apologetik yang sangat penting. Lalu dia pakai metode ini untuk meyakinkan Hawa, “Hawa, mari kita diskusi, menurutmu Tuhan itu baik atau tidak?”, “Tuhan baik”, “apa itu baik? Coba definisikan”. Adam tidak melakukan itu. Dia memakai kalimat pendek, dia hanya mengatakan “Tuhan melarang makan”, “tidak, tapi ada satu yang Tuhan larang, karena kalau kami memakannya, kami akan mati”, “tidak, kamu tidak akan mati, kamu akan menjadi sama seperti Allah”, selesai. Dia memilih kata-kata yang luar biasa efisien. Saudara kalau meremehkan setan, Saudara tidak akan mau berdoa. Saudara kalau meremehkan setan, Saudara tidak akan merasa datang ibadah itu penting. Karena kita tidak tahu berapa pentingnya ibadah, maka kita terus meremehkan ibadah. Tapi setan tahu betapa pentingnya ibadah, maka dia hancurkan terus ibadah Kristen. Mengapa ibadah Kristen digosipkan membosankan? Ini gosip yang sudah beredar beberapa puluh tahun, beberapa generasi terus-menerus menyuarakan kebaktian itu membosankan. Saudara tidak mengerti bagaimana mempersiapkan diri untuk ikut ibadah, harus ada persiapan. Saudara tidak boleh begadang pada Sabtu malam, Sabtu malam secepat mungkin tidur, Minggu paginya secepat mungkin bangun supaya bisa siap tidak ngantuk ke gereja. Tapi kalau Saudara mengatakan “ibadahnya membosankan”, kalimat itu kurang ajar sekali. Ibadah tidak mungkin membosankan, engkau yang bosan kepada Tuhan adalah engkau yang punya problem rohani besar sekali kepada Tuhan. Saya seringkali heran kalau ada orang mengatakan “bagaimana caranya untuk menyemangati panitia atau humas atau pengurus, mari kita semangati”, dengan cara apa? Semangat itu problem pribadi. Saudara punya problem ketika tidak semangat melayani Tuhan, dan itu bukan salah orang lain. Kalau lingkungan yang disalahkan, Saudara tidak akan menjadi orang Kristen yang bertumbuh dewasa, you have a problem with God. Relasi pribadimu sedang problem. Saya seumur hidup tidak punya kelompok yang terus telepon saya, yang tanya saya “masalahmu apa, ayo dong semangat lagi”, didorong, diperhatikan. Tapi saya mendapat kekuatan terus dari Tuhan, datang kepada Tuhan, berdoa kepada Tuhan, mohon Dia berikan kekuatan, mohon Dia berikan dorongan, karena saya tahu pekerjaan yang saya kerjakan itu penting bukan main. Ibadah begitu penting. Ketika kita belajar untuk menghormati ibadah, belajar untuk mengetahui pentingnya, belajar untuk memberikan satu keadaan spesial, satu prioritas kepada ibadah, Saudara tidak mungkin hidup makin lama makin buruk.

1 of 4 »