(Lukas 8: 40-56)
Kitab Imamat tidak sedang memberikan fokus pada keadaan rusak atau keadaan najis. Tapi memberikan fokus bagaimana Tuhan pulihkan seseorang dari keadaan rusak menjadi baik. Lalu siapa yang menjadi contoh untuk orang yang dipulihkan itu? Tuhan pakai contoh laki-laki yang kalau menyentuh mayat 7 hari menjadi najis, perempuan yang sedang datang bulan berapa lama menjadi najis, perempuan yang baru melahirkan di dalam beberapa lama menjadi najis. Penekanan bukan dalam keadaan najis, sebab keadaan najis mereka bukan karena dosa tapi karena keadaan untuk menjadi contoh bagaimana Tuhan pulihkan keadaan seseorang dari keadaan najis menjadi diterima kembali. Ini sudut pandang yang penting. Sudut pandang pertama menekankan najisnya seseorang, sudut pandang kedua dalam membaca Kitab Imamat menekankan pemulihan yang Tuhan buat setelah seseorang berada dalam keadaan najis. Tuhan Yesus melihat dari sudut pandang yang kedua ini. Tuhan Yesus melihat dan mengatakan “engkau yang dulunya begitu bobrok sekarang Tuhan pulihkan, engkau dulunya yang lebih layak dinyatakan najis sekarang Tuhan bereskan, Tuhan kembalikan di dalam relasi yang benar. Inilah poin yang Saudara mesti tangkap dalam Kitab Imamat. Tidak ada bagian di situ yang memberikan penekanan hanya kepada kecemaran yang membuat orang harus dibuang, tetapi juga justru penenkanan diberikan kepada orang yang sudah dibuang tapi ditarik kembali. Tetapi kalau orang salah baca langsung punya mata penghakiman “oh, berarti Tuhan benci orang kusta karena kusta itu najis. Maka kalau ada orang sakit kusta mari hindari. Ternyata Tuhan benci perempuan, karena hal yang normal bagi perempuan ternyata dianggap najis, mari kita benci juga perempuan”. Ini semua adalah pengertian picik dari orang Farisi yang coba dilawan Tuhan Yesus. Maka setiap tindakan Tuhan Yesus bukan dimaksudkan untuk melawan konsep orang Farisi atau melawan Taurat, tetapi membereskan konsep yang salah dari pembacaan Taurat. Maka Dia sering sentuh orang yang dinajiskan untuk menyatakan sekarang proses dia sudah selesai, proses disingkirkan sudah selesai sekarang diterima kembali, maka Tuhan Yesus menyentuh. Dia menyentuh orang kusta dan mengundangnya untuk datang kembali. Ini yang harus kita ketahui sebelum kita lihat apa yang terjadi dalam narasi mujizat dari Tuhan Yesus.

Jadi jangan lupakan hal ini, Kitab Taurat menyatakan tekanan kepada pemulihan seseorang setelah dia berada dalam posisi najis, sekarang diterima kembali. Dari keadaan yang dianggap cemar secara simbol, sekarang boleh dianggap bersih dan diterima kembali, inilah penekanannya.
Dengan pengertian ini mari kita lihat di pasal 8, dikatakan di ayat 40 Yesus kembali dan orang banyak menyambut Dia. Ayat 40 ini menekankan pengertian Yesus sekarang kembali ke jalur menuju Yerusalem, setelah sempat menyimpang sedikit ke tanah orang Gerasa. Tetapi ketika Dia kembali, narasi ini menceritakan pengertian yang luar biasa penuh dengan hikmat, dikatakan setelah Dia kembali, mendarat, orang banyak yang mencari Dia kumpul menyambut Dia. Mereka menyambut kedatanganNya, mereka menjadi penggemar, pengikut Yesus yang ke mana pun Yesus pergi, mereka mau ada di situ. Tetapi satu hal yang kurang dari mereka adalah tidak ada sense of urgency, tidak ada perasaan urgent, tidak ada perasaan darurat untuk mencari Tuhan Yesus. Boleh ada boleh tidak, kalau ada syukur, kita senang, kalau tidak ada juga tidak apa-apa. Ini beda jauh dengan Yairus, dikatakan di tengah-tengah orang banyak itu ada seorang bernama Yairus, dan dia cari Tuhan Yesus bukan karena ikut-ikut orang lain, bukan cari Tuhan Yesus karena orang banyak mau dia ikut-ikut cari trend, dia bukan cari Tuhan Yesus karena mau senang-senang dengan orang lain. Tapi dia tahu “kalau saya tidak bertemu Tuhan Yesus, anak perempuanku akan mati”. Ini menjadikan dia mempunyai sense of urgency, dorongan besar untuk datang kepada Tuhan Yesus. Banyak orang Kristen tidak ada dorongan apa pun untuk datang kepada Tuhan Yesus, yang tahu adalah kalau saya bisa datang, saya datang, kalau saya bisa bertemu Tuhan, saya bertemu, kalau tidak ya tidak apa-apa, masih banyak hal yang menyenangkan hidupku selain Tuhanku. Kalau Saudara tidak punya niat yang kuat untuk mengerjakan sesuatu maka halangan apa pun akan sangat gampang untuk membuat Saudara mundur. Maka Yairus kejar Tuhan Yesus dan ini adalah tindakan yang baik. Injil Lukas menyatakan ini adalah sesuatu yang sangat baik, waktu dia datang dia minta Yesus “bolehkah engkau datang ke rumahku? Aku seorang pemimpin ibadat, seorang yang terpandang di masyarakat, sekarang saya sujud kepadaMu karena saya ingin memohon kepadaMu”. Bayangkan seorang petinggi agama Yahudi sekarang sujud di kaki Tuhan Yesus, maka Tuhan Yesus mengatakan “mari kita pergi ke rumahmu dan sembuhkan anakmu yang berusia 12 tahun itu”.

Maka mereka mengikuti Tuhan Yesus dan waktu mereka mengikuti mereka berdesak dengan Dia dengan sangat, tapi Alkitab mengatakan ada satu orang perempuan ikut kelompok ini dan perempuan ini sakit pendarahan. Di dalam Kitab Suci dikatakan perempuan yang pendarahan mesti dianggap najis sampai 7 hari setelah pendarahannya selesai dia masih dianggap najis, setelah itu baru boleh pulih. Dan setiap orang yang menyentuh dia atau duduk di tempat yang dia duduki akan dianggap najis sama dengan dia. Jadi perempuan ini tidak mau dekat dengan orang banyak, tidak mau sentuh siapa pun karena dia berada dalam keadaan najis. Setelah beberapa lama hidup dengan penyakit ini mungkin masih kuat, tapi sekarang sudah 12 tahun sakit seperti ini. Dan di sini kita lihat paralel antara 2 cerita, kita tidak tahu yang mana cerita utama, cerita utama menyembuhkan anak Yairus kah atau tentang perempuan yang sakit pendarahan ini? Dua cerita berjalin dengan indah. Dan Lukas menggambarkan kesamaan antara mereka, anak Yairus umur 12 tahun, perempuan yang sakit pendarahan sudah 12 tahun sakit pendarahan. Maka dalam keadaan putus asa seperti ini dia nekat terobos kelompok orang-orang itu, nekat dekati Tuhan Yesus, tetapi waktu dia sudah mau datang kepada Tuhan Yesus, dia sadar satu hal “aku perempuan najis dan mungkin aku sudah mencemari orang-orang di sekelilingku dengan aku menyentuh badan mereka, sekarang aku harus menyentuh Yesus lagi, berapa besar dosaku? Aku membuat orang penting ini menjadi najis. Sedangkan pemimpin rumah ibadat pun sembah Dia, masakan aku kotori Dia”, maka dia tidak berani beri tahu “Guru sembuhkan aku”, sebab kalau ditanya “sakitmu apa?”, nanti dibilang “aku sakit pendarahan”, semua orang akan marah “itu sakit pendarahan mengapa sentuh saya, mengapa dekat-dekat saya? Dia hanya mau sentuh sedikit dari jubah Tuhan Yesus, dia hanya mau sentuh sedikit supaya kecemaran dia tidak banyak menulari Tuhan Yesus. Dan waktu dia sentuh, dia sentuh dengan iman dan mengatakan “saya raba sedikit jubahNya, saya pasti sembuh”. Tapi sebelum dia lari keluar, Yesus berhenti, dan ketika Yesus berhenti semua orang ikut berhenti bersama Dia. Lalu Yesus tanya “siapa yang menyentuh Aku?”, dan di sini Petrus dengan mengatakan “Tuhan, kami semua begitu banyak berkerumun dengan Engkau, pasti salah satu dari kami pernah sentuh Engkau”. Perhatikan kalimat ini “ada kuasa keluar dari tubuhKu”, banyak orang menafsirkan ini berarti Tuhan Yesus punya semacam kuasa yang bisa mengalir-alir sedikit kuasanya, tapi ini bukan berbicara tentang kuasa yang abstrak, ini berbicara tentang Roh Kudus. Yesus mengatakan “kuasa Roh Kudus mengalir keluar dari Aku”, di sini ada hal yang indah yang bisa kita pelajari, Tuhan Yesus menyerahkan kuasa untuk melakukan banyak hal kepada Roh Kudus. Dan ini kalau Saudara ketahui dalam konsep Tritunggal, baru Saudara tahu betapa agungnya Kristus. Karena dalam konsep Tritunggal, Bapa adalah yang memerintah Anak, Anak memerintah Roh Kudus, tetapi ketika Yesus menjadi manusia, Dia merendahkan diriNya untuk dinaungi oleh Roh Kudus, diberikan pimpinan oleh Roh Kudus dan diarahkan oleh Roh Kudus. Maka Injil Lukas sangat erat dengan doktrin Roh Kudus, baik Kitab Injil Lukas maupun Kitab Para Rasul sangat menekankan pekerjaan Roh Kudus. Dalam awal pelayanan, Lukas mengatakan Yesus dipenuhi Roh Kudus dan kepenuhan Roh Kudus membuat Dia memulai pelayananNya. Jadi Yesus dengan rela memberikan diriNya menjadi pasif dan dipimpin oleh Roh Kudus dan Roh Kuduslah yang mengijinkan kuasa itu keluar dan sampai pada perempuan ini. Ini konsep yang kita harus jelas dulu, Alkitab sedang tidak membuktikan tentang Allah Tritunggal, Bapa, Anak dan Roh Kudus adalah Allah sejati, bukan. Alkitab sedang memberikan berita dengan asumsi Tritunggal harus sudah kita percaya dulu. Saudara tidak bisa menghargai kerendahan hati Kristus, kecuali Saudara tahu Dia adalah Allah. Itu sebabnya percuma Saudara mau cari kebenaran Kitab Suci kalau konsep tentang Allah tidak Saudara imani. Alkitab menyatakan Yesus adalah Allah, tapi setelah menyatakan Yesus adalah Allah, Kitab Suci membahas bagaimana Kristus merendahkan diri, mengosongkan diri dan mengijinkan diriNya disalah-mengerti oleh orang-orang dengan rela menjalani kehidupan sebagai manusia. Itu sebabnya waktu kita melihat bagian ini, kita melihat dengan terharu menyatakan kekaguman kita kepada Kristus, “Engkau pemilik seluruh kuasa di langit dan di bumi, sekarang mengijinkan kuasa dari Roh Kudus, kuasa dari Allah membimbing Engkau secara kuat dan Engkau merelakannya dengan pasif”. Kristus dengan rela menyatakan biar Roh Kudus yang memimpin, biar Roh Kudus yang menyatakan anugerah. Banyak orang yang mau jadi pemimpin meskipun tidak punya kualitas, Kristus yang punya kualitas rela untuk sementara waktu berada dalam otoritas yang lain.

Perempuan ini sudah bersiap apakah Yesus akan marah, apakah orang akan menajiskan dia, apakah orang akan bersihkan badan dan mengatakan “ini perempuan najis, mengapa dekat-dekat sini?”. Tapi perkataan Yesus menghibur dia, “Aku membersihkan engkau, imanmu sudah menyelamatkan engkau, sekarang pergilah di dalam damai”. Kalimat Yesus ini menguatkan kembali perempuan itu, kalimat Yesus ini memberikan pengharapan baru bagi perempuan ini, kalimat Yesus inilah yang membuat perempuan ini kembali pulih, bukan hanya pulih secara fisik tapi juga pulih di dalam relasi dengan masyarakat. Akhirnya dia boleh mencicipi apa maksudnya Kitab Imamat ketika berbicara tentang pemulihan. Tuhan yang sudah mengampuni dia, dan juga damai dengan keadaan tubuhnya yang sekarang sudah mendapatkan pemulihan. Dan ketika kita pikir ceritanya akan segera berakhir, happy ending, kita diingatkan lagi oleh Lukas bahwa tema utama narasi ini bukan hanya perempuan yang sakit pendarahan, jangan lupa ada anak Yairus. Waktu kita baca bagian ini kita ingat bahwa anak Yairus isu utamanya, sekarang sudah seperti mendapat cerita baru lalu dibimbing ke cerita lain. Waktu cerita itu seperti mendapatkan kesempurnaan baru saya ingat ini bukan cerita utama, jadi ini adalah narasi yang luar biasa indah. Mari baca Alkitab baik-baik dan Saudara akan lihat narasi Kitab Suci itu jauh mengungguli sastra apa pun yang ada di dalam hidup.

Ketika Kitab ini dipikir sudah selesai, kembali kepada kasus awal, waktu perempuan itu sudah dilepas, begitu mereka akan berjalan lagi, datang utusan, waktu utusan ini datang dia mengatakan bahwa Yesus tidak perlu datang ke rumahnya karena anknya sudah mati. Di sini kita mendapatkan narasi yang luar biasa berubah, dari keadaan memuncak yang mendatangkan kebahagiaan bagi perempuan yang sembuh sekarang langsung drop ke kematian anak Yairus. Ketika dengar berita ini Yairus pasti begitu stres, dia sangat ingin Yesus berjalan dengan cepat dan tidak ada halangan, tapi perempuan yang sakit pendarahan itu membuat perjalanan ini sedikit terhambat. Tetapi waktu dia berada dalam keadaan yang down seperti tidak ada harapan, Yesus mengatakan kepada dia “jangan takut, percaya saja”. Kalimat pendek “jangan takut, percaya saja”, tapi kalimat yang sulit kita amini dalam keadaan seperti Yairus ini. Siapa bisa mengatakan “amin” pada kalimat “jangan takut, percaya saja”, ketika Saudara berada dalam keadaan paling menakutkan seperti ini? Dalam keadaan stabil kita mengatakan “janji Tuhan itu pasti”, tapi dalam keadaan kritis Saudara akan mengatakan “janji Tuhan kok seperti tidak pasti”. Kita menjadi takut pada penyertaan Tuhan, kita menjadi begitu ragu apakah Tuhan perlihara atau tidak, kita menjadi ragu apakah yang Tuhan janjikan benar bisa terjadi atau tidak. Tapi yang Tuhan janjikan tidak mungkin tidak terjadi, inilah yang disebut dengan iman. Yohanes Calvin mengatakan di satu sisi iman adalah arah kita untuk taat kepada Tuhan, iman adalah dorongan bagi kita untuk menjalankan perintahNya. Tetapi di sisi yang lain iman adalah kerelaan untuk berserah kepada apa yang Tuhan janjikan. Yang Tuhan janjikan kita terima, ini iman, yang Tuhan perintahkan kita jalankan, ini iman. Maka iman selalu mengandung 2 sisi ini, sisi pertama adalah saya jalankan yang Tuhan perintahkan, sisi kedua adalah saya pegang apa yang Dia sudah janjikan, karena Tuhan tidak mungkin gagal menjalankan apa yang sudah Dia janjikan. Inilah yang membuat kita mempunyai pengertian iman yang sejati. Orang yang cuma tahu separuh itu tidak mungkin konsisten dalam pertumbuhan rohaninya. Kalau yang mengatakan “iman berarti saya yakin apa yang Tuhan janjikan pasti jadi”, tapi tidak pernah melakukan perintah Tuhan dengan keseriusan yang sama, ini orang yang tidak seimbang.

Dan waktu sampai di rumah Yairus, kita melihat orang banyak itu betul-betul orang yang tidak kenal siapa Tuhan, di satu sisi mereka sangat menghormati Tuhan, tunggu Tuhan Yesus waktu datang sambut Dia. Tapi waktu Tuhan Yesus mengatakan “anakmu Yairus, tidak mati, dia hanya tidur”, orang-orang ini malah ketawa. Engkau harusnya tahu anak ini sudah mati, sudah tidak ada harapan, mengapa bilang tidur”, maka mereka tertawakan. Orang Yahudi kalau berduka tidak denagn cara setengah-setengah seperti kita, mereka kalau berduka akan mengeluarkan seluruh dukacita mereka, mereka menangis dengan berteriak keras, mereka kadang taruh abu di kepala lalu robek baju mereka sebagai tanda dukacita, lalu mereka akan menangis dengan sangat heboh, begitu keras suaranya dan begitu tangisan mereka. Jadi bayangkan ketika anak Yairus sudah ditemukan mati, semua orang ini menangis, berteriak, meratap langsung berubah menjadi tertawa hanya dalam beberapa detik. Inilah mereka, dan waktu mereka lakukan itu ini menjadi bukti bahwa mereka tidak pernah punya perasaan hati kepada anak Yairus, cuma tahu kalau ada orang mati harus menangis setelah itu selesai. Maka Yesus usir mereka lalu mengatakan kepada anak perempuan Yairus, kalimat yang simple “hai anak, bangunlah”. Tapi perhatikan, setelah anak itu bangun, Yesus memegang tanganya kemudian membantu dia berdiri, lalu menyerahkan ke orang tuanya dan mengatakan “beri dia makan”. Tuhan Yesus mengingatkan tugas yang harus dikerjakan di dunia ini. Alkitab tidak banyak bicara soal dunia akhirat, Alkitab tidak banyak bicara tentang apa yang terjadi di sorga, Alktiab tidak banyak bicara tentang apa yang dilakukan orang setelah mati. Dan Saudara tidak perlu tahu apa yang Alkitab tidak concern untuk beri tahu. Iman Kristen bukan iman yang lari dari dunia ini, iman Kristen adalam iman yang mewarnai dunia ini dengan iman Kristen. Iman Kristen adalah iman yang mewarnai dunia ini dengan pengenalan akan Tuhan, bukan iman yang membuat orang lari, lari dari kerjaan, lari dari kuliah, lari dari semua hal yang bersifat duniawi karena tunggu ingin masuk sorga. Ini adalah pengertian Injil yang sangat sempit. Maka Yesus membangkitkan anak ini adan menyatakan kehidupan dia di sini itu sangat penting, hargai dan rawat dia. Ketika semua orang begitu kaget dan takjub, Tuhan mengatakan “jangan beri tahukan ini kepada siapa pun”, Tuhan tidak mau kehebohan karena Dia melakukan tindakan ini menjadi lebih utama dari pada siapa Dia. Tapi Kristus yang sejati menyatakan pengenalan yang stabil tentang Dia, siapa Kristus, apa yang Dia kerjakan, seperti apa sifatNya jauh lebih penting dari pada hanya sekedar menekankan Dia sebagai Sang pembuat mujizat. Maka bagian ini menekankan kepada kita bahwa Tuhan memperdulikan orang-orang yang berada dalam kesulitan penyakit dan lain-lain, dan waktu Dia menyembuhkan, Dia menyembuhkan dengan cara yang total sehingga memulihkan kembali keadaan yang tadinya membuat orang itu tersingkir dari umat, sekarang menjadi bagian dari umat Tuhan. Itulah sebabnya kita melihat bagian ini dan mengingat siapa orang yang sedang sakit atau kita sendiri dalam keadaan yang sakit, mari ingat satu hal Yesus Kristus pasti akan pulihkan semuanya. Tetapi Dia pulihkan semua nanti pada pemulihan kerajaanNya, semua hal yang Dia kerjakan untuk menyembuhkan orang, membangkitkan orang mati adalah cicipan dari apa yang akan terjadi nanti. Kiranya ini boleh menguatkan kita untuk mengikut Tuhan dengan iman yang teguh.

(Ringkasan ini belum diperiksa oleh pengkhotbah)