(Lukas 4: 31-37)
Lukas menggambarkan Yesus sebagai yang Besar, Berkuasa dan menggambarkan orang-orang Israel sebagai orang yang penuh kelemahan, penuh dengan belenggu dan hidup dalam keadaan yang sangat kasihan. Itu sebabnya ketika Kristus memulai pelayananNya, Dia menyatakan kuasaNya di dalam khotbah dan di dalam mengusir setan. Di dalam bagian-bagian ini Lukas menggambarkan bagaimana Kristus masuk tempat ibadah kemudian Dia menyatakan kuasa yang sangat besar di dalam pengajaran. Dia menyatakan pesan pertamaNya yang dikutip oleh Lukas, bahwa Dialah Sang Pembebas. Ini merupakan tema yang sudah dinanti-nantikan orang Israel, “kapan Tuhan datang menyatakan kuasa ini, kapan Tuhan datang menyatakan ada Sang Mesias yang membebaskan kami”. Tetapi yang tidak Israel sadari adalah belenggu mereka banyak sekali, mereka hanya pikir “ belenggu kami adalah keadaan politik yang rusak”, mereka hanya sadar “belenggu kami adalah keadaan para pemimpin agama yang rusak”, mereka cuma pikir “belum ada anak Daud yang bertahta”, nanti kalau Kerajaan Israel sudah pulih, tembok Yerusalem sudah diperbaiki dengan kekuatan politik Israel sendiri, dan seluruh imam sudah tunduk kepada Tuhan, di situlah kebebasan terjadi. Tetapi Injil Lukas terus membongkar belenggu yang ada pada Israel bukan hanya ini. Mereka sedang dibelenggu oleh banyak kekuatan dan Kristus datang justru untuk melepaskan mereka dari belenggu-belenggu yang mereka tidak sadari ini.
Pada bagian yang lalu kita sudah melihat bagaimana penduduk Nazaret tidak sadar ada belenggu yang pertama, yaitu telinga yang sudah terlalu tidak terlatih untuk dengar Firman. Telinga yang tidak terlatih untuk dengar apa yang Tuhan mau, telinga yang sudah tidak terlatih untuk lihat, dengar dan memahami siapa orang yang Tuhan utus. Jadi mereka memandang tetapi tidak mengerti, mereka mendengar tetapi tetap tidak menganggap. Mereka simpan seluruh perkataan Tuhan dalam hati, tetapi mereka tetap tidak mengerti apa yang Tuhan sedang kerjakan dalam sejarah. Jadi telinga yang tidak mendengar, ini belenggu yang pertama, belenggu yang tidak disadari.

Waktu utusan Tuhan paling agung yaitu Kristus datang, waktu Anak Allah sendiri berbicara kepada mereka, mereka mengatakan “siapa orang ini? Inikan anak tukang kayu? Bukankah Dia bertumbuh bersama dengan kita, masa kecilNya kita tahu, Dia tidak mungkin Mesias itu. Lalu Dia mengklaim kuasaNya besar, mari kita usir Dia”, ini belenggu pertama yang Kristus patahkan. Itu sebabnya di dalam Lukas 16-20, di situ Yesus Kristus digambarkan sebagai penggenap apa yang dijanjikan oleh Yesaya. Di dalam Kitab Yesaya yang dikutip, dari Yesaya 61, Yesus mengutip 2 bagian yang penting yaitu Roh Tuhan ada pada Sang Mesias ini dan bahwa tugas Sang Mesias adalah memberikan pembebasan. Kristus sengaja berhenti di sini, Dia sengaja tidak melanjutkan bahwa tugas Sang Mesias adalah memberikan penghakiman. Dia tidak mengutip bagian di Yesaya yang sebenarnya menyatakan ada penghakiman. Yesaya 61:1-2 “Roh Tuhan Allah ada padaKu oleh karena Tuhan telah mengurapi Aku. Dia telah mengutus Aku untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang sengsara dan merawat orang-orang yang remuk hati untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan. Dan kepada orang-orang terkurung kelepasan dari penjara. Untuk memberi tahu tahun rahmat Tuhan dan hari pembalasan Allah kita”. Di Lukas 4:18, Yesus Kristus tidak membahas mengenai hari pembalasan yang merupakan hari penghakiman. Mengapa Kristus tidak lakukan di sini? Karena Dia menyatakan pada hari ini Dia datang untuk menyatakan rahmat dulu, setelah itu Dia menyatakan penghakiman di dalam kedatanganNya yang kedua. Tetapi ada aspek lain yang Dia mau nyatakan, yaitu pada hari ini pun Dia sedang menyatakan siapa yang akan dihakimi nanti dan siapa yang tidak. “Siapa yang tidak dengar perkataanKu akan dihakimi nanti. Siapa yang dengar perkataanKu, dia akan bebas dari penghakiman”. Maka waktu Tuhan menyatakan FirmanNya, biarlah kita melatih diri kita untuk mendengar. Kita semua terbiasa hidup di dalam zaman yang sangat mementingkan ilmu pengetahuan, sangat mementingkan sains, sangat mementingkan “saya dari tidak tahu menjadi tahu”, sehingga waktu kita mendengar pun kita mendengar informasi, waktu kita mendengar kalimat pun kita dengar kalimat untuk tambah pengetahuan kita. Tetapi Tuhan tidak hanya melakukan hal seperti itu saja, Tuhan menyatakan FirmanNya supaya orang yang sudah tahu sekalipun sekali lagi mempunyai kebebasan di dalam belenggu tidak peka terhadap Firman Tuhan. Maka ketika mendengar Firman Tuhan, belenggu itu lepas, kita sadar kita orang berdosa, kita datang kepada Tuhan. Maka belenggu pertama adalah manusia tidak peka terhadap Firman, manusia menolak Tuhan, manusia terlatih untuk menolak Tuhan. Kita mendengar Firman, kita tidak melihat Pribadi di balik yang memberikan Firman kepada kita. Itu sebabnya apa yang kita terima dari Tuhan seolah-olah hanya informasi yang menambah pengetahuan, yang terus menambahkan pengertian kita yang tidak membebaskan kita. Tetapi Kristus datang sebagai Pembebas, Dia datang memberikan kebebasan itu kepada kita. Maka pertanyaan kita “saya sudah mendapatkan kebebasan itu belum? Saya sudah dibebaskan dari hati yang keras sama Tuhan atau belum? Saya sudah dibebaskan dari hati yang sama dengan orang-orang yang tidak mau Tuhan? Jangan-jangan saya hidup dengan cara yang sama. Meskipun saya sudah mendengar Firman, saya tetap hidup dengan cara yang sama”, kita terus koreksi diri waktu membaca Firman.

Lalu dalam khotbahNya yang kedua, Lukas memamerkan sesuatu yang lain lagi, menyatakan bahwa Kristus adalah Sang Pembebas, dengan FirmanNya yang berkuasa, Dia membebaskan orang dari kuasa roh jahat. Kalau Saudara membaca Lukas dan Kisah Para Rasul, sangat penuh dengan tanda-tanda pemeran kuasa Kristus. Waktu Saudara melihat bagian Lukas dan Kisah Para Rasul, Saudara akan melihat pekerjaan Tuhan yang sangat limpah. Dia bekerja dengan sangat luar biasa besar, Dia bekerja menaklukan seluruh kuasa, Dia bekerja menaklukan segala sesuatu kembali kepada aturan yang benar. Di dalam Kitab Suci mujizat itu selalu diidentikan dengan kuasa dan otoritas tinggi dari Tuhan kepada wakilNya yang menyatakan Firman yang berkuasa. Jadi para nabi melakukan mujizat, para rasul melakukan mujizat, para penginjil di abad pertama pada zaman rasul juga melakukan mujizat. Mereka terus mengerjakan tanda-tanda kemana-mana. Tapi tanda-tanda makin lama makin surut meskipun pekerjaan Tuhan secara supranatural tetap terjadi, tetapi orang yang punya kuasa dan otoritas untuk menyatakan “aku hamba Tuhan, aku rasul, aku nabi yang diutus Tuhan”, lalu menyatakan itu dengan mujizat, itu tidak lagi Tuhan pakai cara seperti itu. Karena di dalam Kitab Suci berkali-kali dikatakan tanda-tanda palsu akan dikerjakan oleh orang-orang yang tidak berasal dari Tuhan. Bahkan Yesus sendiri mengatakan nanti akan ada orang datang kepada Tuhan, lalu mereka mengatakan aku mengerjakan mujizat demi namaMu. Mengapa orang pembuat mujizat bisa diusir? Karena mujizat tidak lagi menjadi tanda otoritas yang Tuhan mau nyatakan di dalam pekerjaan para hambaNya. Tetapi waktu Kitab Suci belum selesai ditulis, para rasul dengan tanda-tanda dari Tuhan, para pemberita Injil, baik Filipus, Stefanus dan lain-lain waktu mereka memberitakan Firman, Tuhan menyertai mereka dengan otoritas demikian supaya mereka tahu ini dari Tuhan. Dengan demikian Tuhan menyatakan mujizat sebagai suatu tanda, bukan hanya pekerjaan supranatural tetapi suatu tanda bahwa orang bicara atas nama Tuhan, kamu harus dengar dia. Seluruh mujizat dari Lukas dan Kisah Para Rasul mengarahkan bahwa sang pemberita sedang mengarahkan kepada Kristus. Maka seluruh usaha dan tindakan kita seharusnya mengarahkan orang kepada Kristus, bukan kepada tanda-tanda mengalami sebagai suatu keyakinan, apalagi mengalami tanda-tanda untuk menyatakan kebesaran dari satu pelayanan. Maka apa pun hal yang membuat Saudara makin sadar Roh Kudus sedang bekerja meninggikan Kristus, menyatakan kebenaranNya, menyatakan kuasa Allah di dalam sejarah, Saudara mesti maju, makin gentar kepada Tuhan dan makin rindu melayani Tuhan dengan limpah. Tapi kalau kita sudah tahu apa yang paling penting, apa yang paling utama, apa yang paling agung yang Tuhan sedang kerjakan, maka itulah yang kita minta Tuhan juga kerjakan sekarang. Saudara kalau lihat sejarah, Saudara lihat pekerjaan Tuhan yang agung dan besar, mari kita doa dan kerjakan supaya pekerjaan itu boleh terjadi lagi.

Waktu Saudara lihat pekerjaan reformasi menyebar dari Jerman ke Prancis, kemudian ke Swiss, lalu seluruh Eropa, ke Inggris dan ke mana-mana, Saudara sekarang berdoa lagi “Tuhan, bolehkah kebangunan rohani besar seperti itu boleh terjadi lagi sekarang?”. Kita tahunya kebangunan rohani waktu George Whitefield khotbah, orang-orang nangis, pelacuran sepi. Waktu John Sung khotbah, orang-orang nangis kemudian tempat-tempat minum sepi. Tapi setelah orang-orang nangis, tempat minum sepi, orang nangis, tempat pelacuran sepi, apa yang terjadi pada budaya di tempat itu? Itu harus dipikirkan juga. Maka gerakan Reformasi sudah menancapkan satu kebiasaan baru, baik ibadah mau pun politik, atau pun teologi, kehidupan bergereja, seni, seluruh bidang, mari kita garap kembali demi kemuliaan Tuhan, ini namanya kebangunan rohani yang menyeluruh. Dan ini yang kita sedang kerjakan dalam gerakan Reformed Injili. Kita sedang memberitakan Injil, kita kerjakan beri suara kepada pemerintah, kita kerjakan kumpulkan mahasiswa untuk tau kebenaran Firman Tuhan dan tahu panggilan Tuhan, itu semua kita kerjakan. Maka kita kerjakan kebangunan rohani yang tuntutannya sangat besar tetapi hasilnya belum terlalu kelihatan. Kita belum lihat yang Tuhan kerjakan sudah menyatakan buah yang limpah seperti yang Tuhan kerjakan dulu. Kita masih punya banyak PR, masih perlu banyak doa, masih perlu banyak berjuang, masih perlu banyak bergiat demi kemuliaan nama Tuhan. Jangan jadi orang Kristen malas, cuma tahu datang ibadah hari Minggu, lalu setelah itu setiap hari tidak pernah pikir Tuhan, saat teduh seadanya, berdoa seadanya, tapi tidak pernah digairahkan ataupun digerakkan oleh pekerjaan Tuhan yang besar. Saya minta kita kembali ke api yang mula-mula, ada pekerjaan Tuhan yang besar, itu dorong kita mati-matian untuk kita kerjakan apa pun. Kalau ini ada dalam hidup maka kita sedang mewarisi tradisi yang tidak pernah putus, dari zaman Alkitab sampai zaman ini bahwa Allah kita tetap bekerja melalui RohNya yang Kudus.

Waktu masuk di Galilea, Tuhan Yesus berkhotbah dengan luar biasa, sehingga orang yang mendengar takjub, lalu mereka mengatakan “ini adalah khotbah yang begitu menenangkan hati, menggairahkan kerohanian kita”, tapi di tengah-tengah ada yang teriak mengatakan “apa urusanMu dengan kami, Engkau Yesus orang Nazaret”. Ternyata di ayat 34 ada orang kerasukan setan di tengah-tengah jemaat. Orang yang kerasukan setan ini naik, berdiri, lalu teriak “apa yang Kamu mau dengan kami, hai Yesus dari Nazaret?”. Sekarang Lukas sedang bagikan bahwa sekarang ada kelompok orang kedua yang sedang dibelenggu, yaitu orang yang dibelenggu oleh kuasa setan. Kuasa setan membelenggu dia, lalu dia teriak menantang Tuhan Yesus. Yesus mengatakan dalam bagian ini “diam, keluarlah dari orang ini”. Yesus mengusir setan tanpa pernah janjikan Dia tidak akan datang untuk binasakan. Maka secara tersirat di dalam Kitab Injil sedang ditekankan yang akan menghancurkan setan itu adalah Kristus. Dia menghancurkan kerjaan setan, Dia menghancurkan pengaruh dari setan dan Dia menghancurkan pribadi setan dalam dunia ini. Kita bisa terikat oleh setan karena setan itu kerjakan banyak sekali hal yang membuat kita terus tertipu oleh dia. Waktu Tuhan menyatakan kebenaran, kebenarannya muncul langsung tiruannya datang. Ini yang membuat kita harus hati-hati. Meskipun dia tahu dia tidak bisa, dia tetap berusaha semaksimal mungkin sampai pada titik di mana Tuhan dipermalukan, gambarNya mencerminkan kehinaan bukan lagi kemuliaan. Ketika gambarNya hidup dengan cara yang sangat najis, disitu dia berhasil mulai rusakan seluruh ciptaan ini dari pernyataan kemuliaan Tuhan. Tuhan menciptakan segala sesuatu itu mencerminkan kemuliaan Dia, dan Dia mengatakan manusia bukan hanya mencerminkan kemuliaan Tuhan, melainkan manusia menjadi gambar dan rupa Allah sendiri. Maka iblis akan hantam gambar dan rupa Allah ini, iblis akan rusak sehingga tidak ada lagi yang tersisa dari gambar Allah yang masih bisa dibanggakan dalam diri manusia. Ini yang sedang iblis kerjakan satu per satu. Maka kalau Saudara punya satu kemampuan kesadaran diri untuk mengenal Allah yang sejati lalu hidup dalam cara yang benar, cara yang sadar atau di dalam istilah Paulus, dia memakai bahasa cara yang kembali dari kemabukan, cara yang sehat, cara yang normal, cara yang sejati untuk hidup di dalam Tuhan, ini sedang iblis hancurkan. Tuhan mau ada cara sejati di dalam hidup, segala aspek. Saudara berpolitik, Tuhan sudah tetapkan ini harusnya cara sejati berpolitik. Saudara berdagang, Tuhan sudah tetapkan prinsip harusnya ini yang ada padamu waktu berdagang. Waktu kita semua melakukan hal apa pun, Tuhan sudah menyatakan “kalau engkau manusia sejati, yang dicipta berdasarkan gambar Allah, ada cara yang Allah perkenan untuk mengerjakan segala sesuatu”. Waktu iblis mencemarkan manusia, dia akan membuat manusia tidak sadar lagi, dia akan mengikat manusia dengan tawaran-tawaran palsu kebahagiaan. Tuhan mengatakan “inilah cara bahagia”, iblis menawarkan “ini ada cara yang lebih baik”. Tuhan mengatakan “ini damai sejahtera”, iblis menawarkan “ini damai sejahtera yang aku tawarkan aku kepadamu”. Kristus menawarkan damai sejahtera, iblis juga melakukan itu. Tetapi ketika kita melakukan dengan cara setan, dia akan membelenggu kita lalu dia akan hantam, bahkan dia akan membuat kita hidup dengan cara yang terus dipermainkan. Iblis senang mempermainkan manusia, karena mempermainkan manusia adalah cara dia untuk menghancurkan kemuliaan nama Tuhan boleh dinyatakan di sini.

Banyak pendeta membuat pameran bisa usir kuasa jahat, bisa usir roh-roh, bisa usir penyakit, tapi tetap korupsi uang gereja. Jadi tawaran iblis diambil, iblis senang. Iblis akan pura-pura lari ketika Saudara usir dia, selama Saudara terima tawarannya. Di dalam Perjanjian Baru dikatakan “lawanlah iblis maka dia akan lari dari padamu”, tapi sebelum kalimat ini dikatakan “tunduklah kepada Allah”. Tunduk dulu kepada Tuhan, maka Saudara mempunyai kekuatan untuk melawan setan. Setan menawarkan banyak untuk membuat kita tertarik sama dia. Tapi setelah kita tertarik dia akan balik kuasai jiwa kita sampai sedalam-dalamnya. Karena itu ketika setan tundukan manusia, dia akan pamer terus kemenangannya, dia akan banggakan “orang ini sudah aku taklukan dan aku tundukan”. Dan ketika dalam zaman Tuhan Yesus melayani, banyak orang Israel dikuasai oleh kuasa-kuasa seperti ini. Pada zaman sekarang juga banyak sekali terjadi orang cari hal-hal yang sifatnya “kuasa” yang bukan dari Tuhan, ini celaka sekali. Orang cari nujum, orang cari petunjuk, orang cari nasihat, tapi bukan dari Tuhan. Ada orang mengatakan dulu Yesus marah kepada orang Farisi, karena orang Farisi menyamakan pekerjaan setan dengan pekerjaan Roh Kudus. Zaman sekarang Dia akan kembali marah, karena orang menyamakan pekerjaan setan sebagai pekerjaan Roh Kudus. Orang Farisi menganggap pekerjaan Roh Kudus, tapi sebenarnya itu pekerjaan setan. Sekarang pekerjaan setan dianggap pekerjaan Roh Kudus, itulah celakanya gereja sekarang. Maka waktu Kristus datang, Kristus mau membebaskan, “kamu tahu tidak, belenggu setan amat keras di dalam kamu. Kamu tahu tidak bangsa ini bukan bangsa bebas. Bangsa ini sedang banyak dibelenggu oleh kuasa jahat”. Dan waktu Kristus datang, Dia dengan kuasa besar mengatakan “diam, keluar”, lalu setan itu pun langsung pergi. Ini merupakan kuasa yang paling besar yang pernah kita lihat ada di dalam diri seorang manusia untuk mengusir setan. Mengapa kuasa paling besar? Karena hal pertama, setan minta ampun dulu sama Dia sebelum diusir. Tidak ada peristiwa dimana pun, dimana setan minta ampun dulu sebelum diusir. Ini menunjukan Kristus jauh lebih besar dari kuasa mana pun. Banyak orang dibelenggu oleh kuasa jahat yang menyamar diri menjadi kuasa yang putih. Menyamar diri menjadi suatu kuasa yang bisa memberikan sukses dalam bisnis, bisa memberikan sukses dalam pekerjaan, bisa memberikan kekuatan tambahan, lalu kita ambil, betapa bodohnya kita. Maka kita terus dipermainkan oleh kuasa jahat. Banyak daerah yang orang-orangnya meskipun sudah Kristen masih mau hal lain dan mereka rasa Tuhan tidak bisa berikan. Tuhan sudah menciptakan dan mendesign kita begitu agung, dan Tuhan ingin pulihkan segala sesuatu yang Tuhan rencanakan dalam hidup kita. Tapi kalau kita terus tertipu oleh setan, terus pikir cara dia lebih baik dari cara Tuhan, maka kita sudah masuk dalam jeratnya. Maka Yesus mengatakan “kamu kalau mau dibebaskan dari kukmu yang lama, datang kepadaKu. Dan kalau kamu datang kepadaKu, Aku akan berikan kuk yang lain”. Tuhan tidak bilang kita akan bebas dari kuk, Tuhan akan berikan beban lain. Tapi beban ini adalah beban yang menyenangkan, tidak seperti yang ditawarkan setan. Mari punya bijaksana untuk melawan setan. Jangan hidup kalah dalam efek-efek karya setan, jangan terus kalah di dalam dosa, jangan terus kalah dalam cara melakukan hidup yang tidak lagi tunduk kepada Tuhan. Mari kita kembali, tinggalkan apa yang setan tawarkan dan kembali kepada Tuhan. Pada bagian ini Kristus mempunyai kuasa yang besar, sebab iblis pun ketika diusir, dia sambil mengakui sambil pergi, sambil mentaati Firman Tuhan, sambil mengakui “Engkaulah yang Kudus dari Allah”. Maka ini adalah khotbah yang paling berkuasa di Galilea. Karena di dalam Kristus, setan-setan pun tahu siapa Dia, dan mereka pun lari dari Dia. Maka hari ini saya minta kita sama-sama pikir bagaimana hidup penuh dengan kemenangan? Bagaimana hidup bebas dari setan? Bagaimana hidup bebas dari cara-caranya setan? Bagaimana aku bisa datang kepada Tuhan yang sudah memiliki kuasa demikian besar, yang sudah menaklukan setan dan mengembalikan manusia kepada Tuhan. Kiranya kita menjadi orang Kristen yang terus mengalami pembebasan yang Tuhan mau berikan.

(Ringkasan ini belum diperiksa oleh pengkhotbah)