(Lukas 3: 10-20)
Yohanes Pembaptis adalah seorang dengan kuasa yang besar, seorang dengan dedikasi yang total kepada Tuhan. Dia adalah seorang yang mempersembahkan seluruh hidup untuk boleh makin habis demi meninggikan Tuhan, makin hancur demi nama Tuhan dipermuliakan, makin tidak didengar, makin tidak diikuti, makin tidak lagi dianggap, selama Kristus ditinggikan dia akan kerjakan itu. Maka Yohanes Pembaptis mempunyai pikiran, hati, mulut yang dikuduskan hanya bagi Kristus. Apa yang ada padanya lalu dicurahkan melalui pengertian-pengertian khotbah dan Firman dan kata-kata yang penuh kuasa, semua hanya untuk meninggikan Kristus. Inilah cara hidup yang Tuhan nyatakan kepada orang Kristen bahwa cara hidup sejati adalah cara yang menonjolkan Kristus. , yang menyatakan “Dialah hidup saya, Dialah yang memiliki saya, Dialah yang harus saya tinggikan”. Yohaneslah nabi terakhir yang lihat, nabi terakhir Perjanjian Lama yang berkhotbah lalu Tuhan ijinkan Sang Kristus yang dia khotbahkan datang, dan dialah yang menjadi tanda pindahnya pekerjaan Tuhan di dalam Perjanjian Lama yang menubuatkan Kristus kepada Perjanjian Baru yang menggenapi tentang Kristus. Dunia ini selalu salah melihat kualitas, yang jelek ditinggikan yang bagus dibuang, yang jelek dipuji-puji yang bagus ditinggalkan. Yohanes Pembaptis melayani, kemudian dia kumpulkan banyak pengikut, kalimat dia adalah “saya mau tunjukkan kepadamu ada orang lain yang lebih penting dari saya, Dialah yang harus ditinggikan”, ini Yohanes katakan setelah pengikutnya begitu banyak mengikuti dia. Mengapa pengikut Yohanes begitu banyak? Karena khotbahnya yang penuh kuasa. Lalu ketika orang sudah mendengar khotbahnya, khotbah yang sangat benar dan keras, di dalam khotbahnya Yohanes Pembaptis mengatakan “Tuhan sudah mau datang, sudah mau memberikan penghakiman terakhir, dan Dia akan pisahkan mana milikNya dan mana yang bukan”. Waktu orang dengar ini, mereka kagum, ini orang mempunyai khotbah yang begitu menggerakan. Dan heran, waktu orang Farisi dan para Imam datang, Yohanes Pembaptis langsung mengatakan “celaka kamu, hai ular beludak”, ini pemimpin-pemimpin agama datang langsung dibilang ular beludak. Mereka biasanya kalau datang, langsung dipersilahan duduk paling depan, tempat paling terhormat, tapi kali ini mereka datang, sudah datang di padang gurun, masih dibilang “hai ular beludak”. Maka dia mengatakan “kamu ular beludak, kamu pikir kamu bisa selamat, kamu pikir kamu aman karena kamu punya posisi sebagai pemimpin, sebagai hamba Tuhan, sebagai orang yang ditinggikan oleh masyarakat, tidak! Tanpa ada buah pertobatan, kamu binasa sama seperti yang lain”, ini khotbah yang keras sekali. Mana ada orang-orang pemimpin, orang Farisi yang senang dibilang ular beludak. Setelah dikatakan itu, yang gentar justru orang lain, pemungut cukai. Dia sindir yang satu, yang ketakutan adalah orang yang memang akan bertobat. Yang disindir malah marah, yang disindir mengatakan “siapa kamu? Memangnya kamu berhak apa atas kami”. Maka yang disindir tetap galak, tetep mau hidup di dalam cara yang lama. Tapi orang-orang yang mau bertobat, rasanya tertusuk, sakit sekali “waktu Yohanes berkhotbah, itu saya. Waktu Yohanes berkhotbah dia sedang bicara tentang saya. Akulah yang dituduh oleh dia”. Maka beberapa orang menjadi ketakutan, lalu mereka datang kepada Yohanes “apa yang harus kami lakukan?”, di sini ada orang-orang yang mau bertobat, ada pemungut cukai, ada tentara bodyguard para pemungut cukai ini, mereka datang mau bertobat. Jawaban Yohanes adalah jawaban yang menjadi problem utama orang Israel dalam Perjanjian Lama, selain penyembahan berhala, mereka punya 3 problem ini.

Problem pertama, mereka tidak punya belas kasihan, mereka hidup demi keuntungan diri, demi kenyamana diri, tanpa pikir orang lain hidup seperti apa. Kalau kita hidup seperti cara ini, kita benar-benar tidak mencerminkan sifat Tuhan, karena Tuhan pun dalam keberadaanNya yang Tritunggal memberikan fokus kepada Pribadi yang lain. Kristus waktu datang ke dunia, memberikan fokus bagi orang lain, tetapi dalam hidup orang Israel mereka pentingkan diri “kalau aku dapat, yang lain terserah. Kalau aku sudah senang, yang lain terserah. Aku tenang, yang lain tidak kupedulikan”. Maka Yohanes mengatakan “yang harus kamu lakukan kalau kamu punya 2 helai baju, beri 1 kepada yang tidak punya. Kamu punya makanan lebih, beri kepada yang tidak punya. Engkau punya apa yang orang lain perlu dan engkau berlebihan, silahkan bagikan kepada yang lain”, ini adalah pengajaran tentang belas kasihan. Maka Yohanes mengatakan “buah pertobatan yang pertama, belas kasihanmu di mana?”, setelah mendengar ini, pemungut cukai juga datang, mereka mengatakan “lalu kami bagaimana? Bukankah kami sampah? Karena di masyarakat kami ini orang hina. Kalau orang lain bertobat, mungkin diterima, tapi kalau kami bertobat, apakah engkau akan terima? Jadi kami mesti melakukan apa?”. Yohanes mengatakan “hendaklah kamu pungut pajak dengan jumlah yang tepat”, ini nasihat sederhana sekali. Pungut pajak dengan jumlah yang tepat, apakah ini cara keselamatan? Orang itu mengatakan “bagaimana supaya kami selamat?”, “tunjukkanlah buah pertobatan”, “apa itu buah pertobatan?”, “jangan pungut pajak lebih dari yang ditentukan”. Apakah pungut pajak dengan jumlah yang pas itu jalan keselamatan? Bagaimana manusia selamat? Apakah kita selamat karena kerja jujur? Tidak. Tapi Yohanes Pembaptis mengatakan “kerja jujur, jangan pungut pajak lebih dari yang seharusnya” menurut Saudara bagaimana? Yohanes Pembaptis mengatakan “engkau bertobat, itu tanda keselamatan”. Tetapi tanda keselamatan mesti terlihat. Maka apa buah keselamatan itu? Apa buah pertobatan? Yohanes mengatakan bagi pemungut cukai jangan pungut lebih dari seharusnya.

Pengertian yang kedua, yaitu di dalam Perjanjian Lama yang punya otoritas memonopoli otoritas demi keuntungan.

Lalu problem yang ketiga, ketika pemungut cukai mendapat nasihat, langsung tentara-tentara penjaga pemungut cukai bingung, mereka mengatakan “lalu kami apa yang harus kami lakukan?”, lalu Yohanes mengatakan “cukupkan dirimu dengan gajimu”. Perhatikan, Yohanes tidak mengatakan “berhenti jadi tentara, kamu ini pekerjaannya pukul-pukul orang, berhenti. Jadilah perawat”, tidak. Yohanes mengatakan “kamu punya tugas sebagai tentara, jadilah tentara”. Tentara zaman dulu bawa tombak untuk tikam orang jahat, maka mereka menjadi alat kekerasan negara demi terciptanya keadilan. Itu sebabnya Yohanes Pembaptis tidak mengatakan “berhenti jadi tentara” tapi yang dia katakan adalah “cukupkanlah dirimu dengan gajimu”. Jangan rasa kurang, karena perasaan kurang ini lah yang mendorong orang korupsi, perasaan kurang inilah yang mendorong memeras orang lain. Tentara yang merasa “gajiku kurang”, langsung dia peras orang lain, ambil uang orang lain dengan paksa lalu dia memperkaya diri. Itu sebabnya problem ketiga dari Israel sampai sekarang di dunia adalah orang-orang tidak pernah berpuas diri. Manusia kalau tidak berpuas diri, tidak akan ada solusi. Engkau tidak merasa cukup, engkau rasa pendapatanmu tidak cukup, tidak mungkin hidupmu menjadi hidup yang diperkenan Tuhan, selalu ada perasaan kurang. Bagaimana cara lebih? Akhirnya cari lebih dengan cara merampok, menipu, kemudian korupsi, ambil uang lalu masukan ke kantong sendiri. Inti dari korupsi adalah sifat serakah. Yohanes Pembaptis memberikan nasihat yang baik “engkau jangan merasa tidak cukup, cukupkan diri dengan gajimu”. Dunia terus mengatakan “kamu kurang”, yang kurang cantik dibilang “kamu kurang cantik, mesti pakai lipstik ini, pakai bedak ini”, yang kulitnya kurang putih dibilang “kurang putih, ayo pakai pemutih ini”, yang hitam dibilang “kurang hitam, harus lebih hitam lagi”. Bahkan orang yang sudah tinggi pun bisa merasa minder karena iklan-iklan di tv.

Setelah mendengar nasihat-nasihat ini, semua orang-orang yang dengar Yohanes Pembaptis jadi begitu kagum, “ini adalah orang yang sangat luar biasa, dia berkhotbah dengan penuh kuasa, dia berkhotbah dengan penuh kemampuan untuk menggerakkan hati kami”. Maka mereka mulai berpikir “apakah in Sang Mesias? Bukankah ini yang dijanjikan oleh Tuhan? Kalau Sang Mesias datang, mungkinkah Dia lebih berkuasa dalam berkhotbah lebih dari orang ini?. Mulai ada suara yang mengatakan “Yohanes, kamu inilah Sang Mesias”, tapi sebenarnya adalah satu godaan dari setan untuk membuat Yohanes jatuh. Satu godaan untuk membuat Yohanes merasa “memang sebenarnya saya layak untuk menjadi orang yang disebut dengan Mesias”. Kesombongan adalah dosa sulung, demikian yang diajarkan oleh tradisi gereja. Dikatakan ini dosa sulung karena inilah dosa pertama yang dikeluarkan, yang dilakukan para malaikat jatuh. Malaikat jatuh, sang malaikat yang disebut penghulu, lalu dia yang diberikan kedudukan begitu tinggi, dia tidak puas dengan kedudukannya, dia merasa kedudukannya tidak layak untuk dia. Maka dia lihat yang lebih tinggi, dia lihat posisi Allah. Waktu lihat posisi Allah, dia mengatakan “saya mau di posisi itu”. Tapi karena dia mengatakan “aku hendak lebih tinggi, aku hendak mendapatkan posisi tinggi”, maka Tuhan mengatakan “direndahkanlah engkau, lebih rendah dari dunia orang mati. Engkau ingin tempat termulia, Aku beri engkau tempat terhina. Engkau ingin tempat terhormat, Aku beri kamu tempat paling dihina orang”. Itu sebabnya di Kejadian dikatakan “engkau akan seperti ular, menjalar dengan perut, lalu memakan debu tanah”, ini adalah tanda penghinaan. Di dalam perang dulu antara satu bangsa dengan bangsa lain, siapa bangsa kalah akan dipaksa untuk sujud di tanah, tiarap dan ini penghinaan dengan mengatakan “kamu kalah, kamu merayap dengan perut dan engkau makan debu” ini adalah pernyataan kekalahan. Maka di dalam Kejadian Tuhan mengatakan “dengan perut engkau akan menjalar dan debu akan engkau makan” ini adalah seruan kemenangan yang diberikan kepada orang yang kalah, biar makan debu, biar dengan perut akan berjalan. Maka Tuhan Yesus memberikan satu prinsip yang dari dulu sampai sekarang tidak berubah, siapa cari ditinggikan akan direndahkan, siapa rela direndahkan akan ditinggikan. Kristus di tempat tinggi, Dia rela turun. Kristus yang seharusnya disembah sujud, Dia rela dihina. Kristus yang harusnya mulia, Dia rela diperlakukan dengan cara yang sangat hina, lalu dipaku dan bahkan mati di kayu salib. Ini menandakan bahwa yang rela direndahkan, justru Tuhan tinggikan. Bahkan di Filipi dikatakan “itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia”. Mengapa Allah sangat meninggikan Dia? Karena tidak ada yang rela serendah Kristus. Makin rela merendah, makin Tuhan angkat kemudian ditinggikan. Saudara lihat dalam kehidupan sehari-hari, orang-orang yang terus cari tempat hebat, selalu akhirnya hancur. Tapi siapa yang tidak peduli “Saya tidak peduli diriku, saya tidak peduli statusku, saya tidak peduli saya seperti apa”, ini pelan-pelan akan Tuhan tinggikan.

Maka biasanya kalau orang yang punya nama dan punya kerohanian yang baik, sangat tidak senang kalau dipuji, sangat tidak senang tempat kehormatan. Yesus mengatakan banyak orang yang berebut duduk di tempat kehormatan. Orang yang rebutan duduk di tempat kehormatan, itu karena dia tidak punya kehormatan secara intrinsik. Tidak punya kehormatan dalam dirinya, maka mesti cari di luar. Siapa sibuk meninggikan diri akan direndahkan. Iblis sibuk meninggikan diri maka Allah sibuk merendahkan dia. Kristus terus sibuk merendahkan diri, maka Allah aktif meninggikan Dia. Itu sebabnya Yohanes Pembaptis ketika melayani mengatakan “saya bukan Mesias”. Lalu orang coba tinggikan dia, coba jatuhkan dia di dalam kesombongan, iblis mau pakai seru-seruan dari orang-orang ini “Yohanes, kamu hebat, kamu khotbahnya mirip Elia. Yohanes sedang diuji “engkaulah Sang Mesias itu, engkaulah yang kami nantikan, mari kita tepuk tangan untuk Sang Mesias”. Orang kalau tidak tahan pujian dapat pujian ini jauh lebih celaka dari pada kalau dia diabaikan. Maka hati-hati kalau puji orang, ada orang kalau dipuji itu terbang terus lupa mendarat, akhirnya sudah tidak ada oksigen, mati dia di atas. Orang yang tidak tahan dipuji tidak perlu dipuji. Yohanes lulus ujian karena dia mengatakan “aku buka tali dari sepatuNya Mesias pun tidak boleh. Saya sangat hina, sehingga kalau pun Sang Mesias itu tempatkan sepatuNya sejajar dengan wajahku, wajahku harus direndahkan lebih lagi”. Ini perendahan diri yang luar biasa, dia mengatakan “tutup mulut kalian, aku bukan Mesias. Tunggu Mesias datang, sembah Dia, puji Dia, jangan sembah saya”. Maka Yohanes Pembaptis pun mengatakan kalimat yang sama “tidak boleh sebut saya Mesias. Stop, jangan sebut saya kalimat itu. Yesus Mesias, Dia yang akan datang Dialah yang harus engkau puja, yang harus engkau sembah, yang harus engkau sujud”. Yohanes juga mengatakan “saya ini siapa, saya membaptis orang dengan air, Dia membaptis dengan Roh Kudus dan api. Saya menyatakan pernghakiman lewat peringatan, Dia memberikan penghakiman sebagai Sang Hakim seluruh dunia”. Yohanes mengatakan di dalam ayat 17 “alat penampi sudah di tangan Kristus untuk membersihkan tempat pengirikannya dan untuk mengumpulkan gandumnya di dalam lumbungnya”. Ini merupakan kutipan dari Yesaya 41 dan Yeremia 15. Di dalam Yeremia 15: 7 dan Yesaya 41: 15, dikatakan oleh para nabi ini “Tuhan sudah akan datang dan Tuhan akan mengambil dari tempat gandumNya lalu akan melempar ke atas, kemudian debu dan rumput akan disingkirkan oleh angin”. Ini adalah cara orang membersihkan gandum, gandum yang sudah ditumbuk sehingga kulitnya terkelupas dan terpisah dari gandumnya, itu akan diambil dengan sekop. Lalu dengan sekop orang akan lempar ke atas, waktu lempar ke atas, semua debu, kotoran dan jerami tertiup angin, lalu gandum yang sudah bersih jatuh ke bawah. Mereka ambil lagi, lempar ke atas, gandum jatuh, semua debu dan jerami tertiup. Ambil lagi, lempar ke atas, gandumnya jatuh, yang lain kotorannya tertiup. Seluruh debu dan rumput kering yang sampah, itu semua dibakar. Setelah semua dibakar, gandum yang asli, yang sisa ini akan dibawa ke lumbung. Ini merupakan peringatan dari Yesaya dan Yeremia, dia mengatakan “hai Israel, jangan pikir karena engkau warga Israel, engkau pasti selamat. Di tengah-tengah kamu ada gandum ada lalang, di tengah-tengah kamu ada kambing, tidak semua domba” ini yang berlaku dari dulu sampai sekarang. Orang Israel terdiri dari orang yang benar-benar beriman, tetapi ada juga orang-orang yang palsu imannya. Yang hanya kelihatan bertobat, hanya kelihatan beriman tetapi hidupnya jauh sekali dari apa yang Tuhan mau. Demikian juga dengan gereja, gereja terdiri dari orang percaya yang mengaku percaya dan benar-benar percaya, dan orang-orang yang mengaku percaya tetapi hatinya tidak sungguh-sungguh beriman. Saudara hati-hati, tidak semua orang Kristen, tidak semua orang yang aktif, tidak semua orang yang rajin adalah orang-orang yang sungguh-sungguh di dalam Tuhan. Itu sebabnya peringatan dari Yohanes Pembaptis adalah “kamu akan dipisah, mana yang benar sejati, mana yang palsu. Engkau akan dipisahkan dan Allah akan membedakan mana yang sejati dan yang tidak”.

Di dalam Injil Lukas, Yohanes mengatakan “bukan Allah Bapa, tapi Allah Anak. Yesuslah yang akan pisahkan mana gandum, mana kotoran, kotoran akan dibakar dan gandum akan di simpan di lumbung, tempat yang begitu spesial dan istimewa. Ini membuat kita menjadi makin waspada. Kalimat keras dari Yohanes Pembaptis ini dikeluarkan dari cinta kasih yang begitu dalam supaya seluruh orang Israel mau kembali kepada Tuhan. Ketika Kristus datang lalu menghakimi, tidak mungkin lagi ada kesempatan. Di dalam Alktiab dikatakan bahwa Dialah dalam zaman akhir akan memberikan penghakimanNya secara total. Kristuslah yang akan menyelesaikan seluruh keadilan, kebenaran dan kesucian, yang benar akan menjadi nyata, yang palsu akan dinyatakan, yang tulus akan diangkat, yang pura-pura akan dibuang, ini akan terjadi dalam penghakiman akhir. Allah yang sudah menetapkan masa demi masa akan terus berjalan, zaman demi zaman akan terus berjalan, pada akhirnya pada akhir zaman Tuhan akan memberikan penghakiman. Mengapa cara Tuhan begini? Mengapa Tuhan ijinkan ada hidup dulu setelah itu ada penghakiman? Karena Dia adalah Allah yang adil. Tapi Alkitab mengatakan Dia yang akan datang menghakimi dengan penghakiman terakhir. Dialah yang paling adil, Dialah yang paling suci, Dialah yang paling tepat dalam menerapkan konsep keadilan. Itu sebabnya waktu Kristus datang, orang benar akan dinyatakan, orang tulus akan dinyatakan, orang beriman akan dinyatakan. Sebaliknya mereka yang kotor, mereka yang pura-pura, mereka yang palsu semuanya akan disingkirkan. Itu sebabnya Yohanes Pembaptis memeperingatkan “sebelum Dia datang, tolong perbaiki dirimu, tolong hidup dengan cara yang benar, tolong singkirkan semua kehidupan lamamu, lalu hidup dalam buah pertobatan yang sejati”. Inilah seruan yang penting untuk kita ketahui. Sebelum Kristus datang kedua kali nanti, tolong hidup dengan cara yang baik. Tunjukkan buah pertobatan itu dengan cara hidup yang benar-benar mempermuliakan nama Tuhan. Saya berdoa, saya harap, saya akan berkhotbah, saya akan mendorong semua Saudara benar-benar menjadi Kristen sejati di hadapan Tuhan. Yohanes Pembaptis mengatakan “siapa mau menjadi orang Kristen sejati, hari ini bertobat, hari ini tinggalkan dosa, hari ini berjanji mau tunjukan hidup yang penuh dengan buah pertobatan”. Saya mau menjadi Kristen sejati, saya tidak mau pura-pura, saya tidak mau menjadi orang dunia yang memakai topeng Kristen. Belajar punya belas kasihan, belajar memanfaatkan seluruh kemampuan Saudara untuk menjadi berkat, dan belajar mencukupkan rasa diri cukup diberkati oleh Tuhan dan tidak menjadi orang yang serakah”.

Setiap orang yang kembali kepada Tuhan, Tuhan tidak mungkin buang. Saudara orang berdosa model apa? Saudara sembunyikan dosa seperti apa? Sekarang keluarkan di hadapan Tuhan dan katakan “ini saya Tuhan, saya mau kembali kepadaMu. Saya tinggalkan semua dan aku ingin hidup di dalam buah pertobatan yang sejati”. Tuhan tidak akan buang Saudara, Tuhan tidak akan tendang Saudara keluar. Manusia boleh lakukan itu, tapi Dia tidak. Manusia boleh hina Saudara, Tuhan tidak pernah hina hati yang hancur yang mau kembali kepada Tuhan. Mari kita semua datang dan kita nantikan Kristus datang, bukan sebagai Hakim tapi sebagai Gembala yang mengumpulkan domba-dombaNya. Kristus datang tidak akan menghakimi, tapi Dia akan mengatakan “mari masuk domba-dombaKu”, dan Dia akan memanggil kita dengan nama untuk masuk dalam sukacita bersama dengan Dia. Kiranya Tuhan memberikan kita iman yang sejati di dalam Kristus.

(Ringkasan ini belum diperiksa oleh pengkhotbah)