(Lukas 10: 1-16)
Di dalam Injil Lukas ada berita tentang suksesnya pelayanan Yesus di awal. Dan di awal pelayanan Kristus mengundang begitu banyak orang. Kemanapun Dia pergi, orang banyak ikut, orang banyak menyertai Dia. Tapi sejak awal, kitab ini sudah memberikan pemisahan, ada orang-orang yang dengar lalu protes, sudah dengar lalu menentang Dia. Mengapa ditentang? Karena Kristus menyatakan satu tema yang sebenarnya sangat-sangat besar dan sangat-sangat agung bagi orang Israel yaitu kedatanganNya menggenapi janji Tuhan untuk Kerajaan Allah. “Kerajaan Allah sudah datang, Kerajaan Allah sudah tiba,bertobatlah kamu”. Ini berita yang membuat orang kagum sekaligus benci. Banyak orang mengangkat diri menjadi pemimpin dan mengklaim “kami adalah kelompok Mesias, aku adalah sang mesias itu”. Banyak orang muncul dari tahun 100 sebelum masehi sampai 200 tahun sesudah Kristus. Terakhir adalah seorang bernama Bar Kokhba, dia menjadi pemimpin terakhir yang mengaku dirinya adalah mesias dan akhirnya ditumpas. Waktu zaman Yesus lahir, banyak sekali orang mengklaim diri sebagai Mesias karena keadaan ini. Ini kalau kita tidak sadar, kita tidak bisa mengerti penolakan dari pemimpin-pemimpin agama. Pemimpin agama sudah muak, tiap orang muncul mengaku Mesias langsung terjadi 3 hal otomatis. Yang pertama pengumpulan massa, yang kedua provokasi, yang ketiga pemberontakan, lalu ditutup dengan kematian pemimpinnya dan orangnya bubar. Ini terus terjadi dan mereka sudah muak. Tiap kali ada orang mengklaim diri Mesias, mereka dengan gencar menentang. Tapi waktu Kristus datang, mereka tidak punya alasan untuk menentang, mereka mengatakan “kamu kumpulkan orang, kamu pasti provokasi untuk melawan Kerajaan Roma”. Tapi Yesus tidak pernah lakukan itu. Dia tidak pernah kumpulkan tentara, Dia kumpulkan orang, Dia ajar mereka, Dia sembuhkan mereka dan Dia beritakan Injil kepada mereka. Ini sebabnya rakyat sangat senang karena Mesias yang ini beda dengan yang lain. Yang lain minta kita korbankan diri, orang ini mengorbankan diriNya untuk kita, rela hidup bersama dengan kita. Mesias yang lain menyuruh kita mengorbankan tubuh dan nyawa, tapi orang ini justru menyembuhkan tubuh dan membangkitkan orang. Siapa yang bisa melakukan tanda-tanda seperti ini? Mesias yang dulu menyuruh kita perang, Mesias yang ini meminta kita untuk mengampuni. Maka Kristus diikuti oleh banyak orang.

Banyak orang ikut Dia waktu perjalanan pertama di tengah-tengah Galilea. Dan di tengah-tengah daerah yang disebutkan di ayat-ayat tadi, baik Khorazim, Betsaida, maupun Kapernaum, banyak orang mengikut Dia. Jadi Tuhan sudah mengumpulkan banyak orang, tapi Injil Lukas mengatakan orang-orang itu mulai tersaring. Saringan pertama adalah yang menyingkirkan orang-orang Farisi, yaitu saringan yang namanya saringan teologi tradisi. Teologi tradisi yang tidak kembali pada Alkitab, teologi tradisi yang menolak meletakan tradisinya di atas bangunan Firman. Pada waktu itu orang Israel, terutama pemimpin-pemimpin agama lebih senang pemimpin atau Mesias yang secara politis bisa berkait dengan kemajuan bangsa ini, bisa memimpin bangsa ini untuk menaklukan penjajahan. Israel mencari damai sejahtera dari Tuhan dan mereka tahu damai itu hanya mungkin kalau Raja Anak Daud itu datang. Maka mereka tunggu “mana Anak Daud?”, dan mereka melihat Yesus lain dari yang lain. Dia dianggap sebagai Anak Daud oleh pengikutNya, tapi banyak orang mengatakan “tidak, Dia datang dari Nazaret, Nazaret bukan asal Daud. Jadi kalau Dia berasal dari Nazaret, Dia tidak mungkin Anak Daud”. Tapi orang-orang yang mengikuti Yesus tahu, Yesus lahir di Betlehem sebelum Dia pindah ke Nazaret, berarti Dia adalah keturunan Daud yang lahir di tempat yang sama dengan Daud lahir. Ini membuat mereka berharap kepada Sang Mesias ini. Tapi setelah pelayanan pertama yang begitu sukses, Alkitab mencatat ada pemisahan, ada yang menentang yaitu orang Farisi yang sudah punya konsep teologi yang terlalu berkait dengan hidup, tapi tidak berkait dengan rencana keselamatan Tuhan. Yang mereka tanya adalah “apa yang Engkau lakukan untuk perbaiki Israel? Apa yang Engkau akan lakukan untuk perbaiki kami?”. Yesus tidak melakukan apa pun dalam hal ini, membuat mereka tidak mau mengikuti Yesus. Maka mereka menjadi orang yang anti dan apa pun yang Yesus kerjakan, mereka selalu serang. Saudara kalau melihat dari Kitab Injil, 4 Injil kita, serangan dari orang Yahudi itu gencarnya bukan main, sepertinya Yesus sulit bergerak tanpa dikomentari oleh mereka. Setelah Dia benar-benar menarik diri, mereka mengatakan “Engkau melakukan ini”, Yesus tidak menggubris lagi, tidak jawab lagi. Ini yang Dia lakukan, sehingga pemisahan pertama dari kelompok yang banyak ini adalah orang Farisi. Meskipun tidak semua orang Farisi menolak Dia, tetap ada yang ikut tapi sebagian besar menolak dan sebagian besar yang menolak adalah pemimpin di kota-kota yang Yesus katakan “celakalah”. Maka mereka tidak ikut, tapi orang banyak masih ikut. Ini bagian pertama dari Injil Lukas, perpisahan dengan orang-orang Farisi yang menyerang Dia.

Masuk dalam pasal 9, mulai ada pemisahan yang kedua, yaitu antara orang-orang yang mengharapkan Mesias dan mau Yesus menjadi Mesias dengan orang-orang yang menerima berita salib. Masuk dalam pasal 9, Yesus mulai mengajarkan salib. Waktu Dia mengajarkan Sabat, semua orang senang, waktu Dia mengajarkan tentang Dia yang adalah Mesias, semua dengar. Tapi waktu Dia mulai bicara tentang salib, orang mulai kecewa. Bahkan Petrus pun tidak mau terima itu. Petrus waktu dengar Kristus bicara tentang kematian, dia tolak.Yesus terus menubuatkan tentang kematianNya dan orang-orang yang mengikut mulai terpecah. Inilah saat Yesus mulai mengajarkan tentang bedanya orang yang akan selamat dan tidak, “tidak semuanya kamu yang ikut Aku akan selamat, tidak semua yang ikut Aku akan masuk ke Kerajaan itu”. Yesus mengatakan “pintunya kecil, yang menuju kepada keselamatan, pintunya kecil”. Kata yang dipakai untuk kecil, bukan hanya kecil dalam space, tapi juga hina dalam bentuk. Di satu kota ada gerbang utama dan gerbang untuk barang, yang Yesus maksudkan adalah “kamu harus rebutan lewat gerbang untuk barang itu”. Waktu Yesus mengatakan “jalanlah ke jalan yang sempit itu, lewatlah ke jalan yang sempit itu”. Maukah kamu lewati jalan yang hina? Mau, mengapa mau? Karena Yesus mengkotbahkan salib yang hina, salib yang membuat mereka tidak mengerti kalau pengharapan mereka adalah Mesias yang tersalib. Itu sebabnya masuk pasal 9 dan seterusnya, Yesus sering berbicara tentang pemisahan di dalam muridNya sendiri, “sebagian dari kamu akan menolak Aku, meskipun sebagian akan ikut. Sebagian akan menjadi kecewa dan pergi”. Yang manakah kamu, domba yang sejati atau orang yang menjadi kecewa karena berita salib? Kalau Saudara mengatakan “Tuhan mengasihimu, Tuhan mencintaimu”, tidak ada yang akan tolak. Tapi Saudara mengatakan “salib, Yesus mati dan engkau ikut menderita bersama dengan Dia”, tidak banyak orang yang senang.

Itu sebabnya berita salib adalah berita inti Kristen dan sampai pada titik ini orang yang ikut makin lama makin sedikit, makin lama makin kurang. Yang ikut karena tema kasih, banyak, yang ikut karena tema damai sejahtera, banyak, yang ikut karena tema sehat, lebih banyak lagi, yang ikut karena tema kaya, jauh lebih banyak lagi. Tapi yang ikut karena salib, luar biasa sedikit. Itu sebabnya Yesus mengatakan di dalam pasal 9 “Aku akan dimatikan”, ini untuk memisahkan orang-orang yang hanya ikut karena tema-tema besar tadi, tapi tidak mau ikut karena tema yang lebih sempit ini. Itu sebabnya Injil akan memisahkan mana domba dan mana serigala palsu atau pun kambing yang bukan umat. Maka ketika ada pemisahan seperti ini, Yesus mengingatkan kepada para murid “meskipun banyak orang akan tinggalkan Aku, tapi banyak kota lain akan menerima”. Maka Dia kumpulkan murid-murid, ada 70 murid, menurut versi 1, ada versi lain mengatakan 72 murid. Jadi 72 murid dikumpulkan oleh Yesus, dan Dia menyuruh mereka pergi berdua-dua ke kota-kota lain. Di sini Yesus mengatakan “meskipun kota-kota yang sebelumnya sudah menolak, jangan terlalu pusing orang yang sudah tolak, karena masih banyak yang lain yang harus dijangkau”. Dia melatih mereka dengan beberapa pelatihan. Hal yang paling penting adalah di dalam pasal 9:57-62, ini ajaran yang penting sekali menjadi murid. Yesus mengatakan “banyak orang ikut Aku, tapi maukah engkau ikut terus kalau Aku tidak punya tempat meletakan kepalaKu? Banyak orang ikut Aku, tapi maukah kamu ikut Aku dengan komitmen lebih besar dari pada komitmen kepada bapamu sendiri. Banyak orang mau ikut Aku, tapi tidak banyak orang mau berkomitmen lebih besar dari pada rumahnya atau tempatnya sendiri. Siapkah kamu tinggalkan semua lalu ikut Aku?”. Orang-orang yang bilang “siap, kami mau ikut”, orang-orang itulah yang diutus dalam pasal 10 ini.

Maka mereka diutus untuk pergi ke kota-kota yang akan Yesus datangi. Mereka datang untuk memberitakan kabar baik. Dan kabar baik ini bukan kabar di dalam pengertian yang dipahami oleh banyak orang. Kabar baik di sini adalah kabar kemenangan Sang Raja. Pada zaman dulu kalau raja-raja berperang, dia akan pergi dan menyerang kerajaan lawan. Waktu dia pergi, orang yang tinggal di kerajaan itu tidak tahu nasib rajanya seperti apa, dia tidak tahu jalannya perang seperti apa. Zaman dulu tidak, kalau raja sudah pergi jauh, mereka tinggal tunggu mana pembawa kabar itu. Dan mereka yang bawa kabar itu biasanya orang yang jago maraton. Saudara kalau tahu olah raga maraton sekarang, ini kelanjutan dari orang dulu yang membawa kabar dengan berlari. Mereka lari puluhan kilo dari tempat perang ke kerajaan raja itu berasal, setelah sampai mereka akan beri tahu apakah raja sudah menang atau kalah. Biasanya orang yang menunggu akan melihat kalau orang itu muncul di horizon, dia lari, orang akan menduga itu cara larinya adalah berita bagua atau berita buruk, kalau orang itu lari-lari dengan terengah-engah, miring kiri, miring kanan, mereka kuatir, sepertinya berita buruk. Tapi kalau larinya lurus, mungkin orang ini membawa berita kemenangan. Biasanya orang kalau bawa berita buruk, dia akan robek bajunya, lalu taruh abu di kepalanya. Maka ketika dia semakin dekat, kelihatan, orang akan lihat di kepalanya ada abu atau tidak, bajunya robek atau tidak. Kalau bajunya robek, kepala ada abu, sebelum dia sampai pun orang sudah tahu “ini kalah, kita sudah kalah”. Tapi kalau dilihat bajunya masih bagus, rambutnya juga bagus, orang bisa bilang “ini menang atau kalah?”, “harusnya menang, karena dia tidak robek bajunya. Tapi bisa jadi kekalahannya dahsyat, dia belum sempat robek, terus lari”. Jadi tunggu dulu sampai dia datang, baru dengan terengah-engah dia akan mengatakan “biarlah seperti musuh ini, seluruh musuh kerajaan kita, terpujilah dewa kita”, itu kebiasaan mereka, ini namanya berita baik.

Itulah berita Injil, kabar baik, evangelion, orang yang lari menyerukan raja kita sudah menang, itu kabar baik. Banyak orang pikir “kabar baiknya itu untuk aku”, kabar baik apa? “Kabar baik bahwa saya dapat berkat dari Tuhan”. Ini bukan tentang kita, ini tentang Tuhan, kabar baik itu adalah kabar yang menyatakan Yesus menang. Kabar baik ini adalah kabar baik bagi umat tapi kabar buruk bagi lawan. Ini berita baik bagi orang yang percaya, tapi berita buruk bagi orang yang tetap menjadi lawannya Tuhan. Ayat 3 mengatakan “pergilah, Aku mengutus kamu”. Dan di dalam bagian selanjutnya dikatakan “Aku mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala”. Karena meskipun kamu adalah orang yang akan melihat Tuhan membuka jalan, kamu juga akan melihat setan akan menutup, setan akan menghancurkan dan membuat pelayanan begitu mengerikan, menakutkan dan terhambat. Serigala kalau berburu, mereka akan berburu di dalam kelompok. Serigala kalau sekawanan berburu, dia akan hantam mangsanya dari segala sisi, dia akan robek-robek mangsanya dan mulai makan emskipun mangsanya belum mati. Ini yang sangat menakutkan, Saudara akan lihat korban dari serigala itu benar-benar penuh dengan penderitaan, berdarah-darah kemana-mana. Meskipun Tuhan akan buka jalan tapi serangan akan besar, serangan akan koyak-koyak orang yang bawa berita Injil. Tapi ini yang terjadi di sepanjang sejarah. Akhirnya banyak orang yang menerima berita dari mereka tapi banyak yang mengkoyakan orang-orang yang membawa berita Injil. Yesus mengatakan untuk para murid, tapi ini menjadi genap di dalam sejarah gereja. Siapa bawa Injil harus siap kehilangan nyawa, siapa bawa berita Inijl harus siap mendapat penganiayaan, berani bawa berita Injil “saya akan hantam kamus upaya kamu tidak berani lagi berbicara”. Maka banyak orang sudah mengalami aniaya, ancaman, tapi kita lihat berita Injil tidak pernah gagal untuk menyebar. Di mana tempat paling menentang, justru di situ paling banyak bombardir berita Injil. Tapi Tuhan mengingatkan di dalam ayat 4 dan selanjutnya, Tuhan akan tetap pelihara. Jangan bawa pundi-pundi, jangan bawa bekal, jangan bawa apa pun. Ini punya pengertian yang kita tidak tafsirkan secara literal tapi secara refleksi. Yang terjadi pada waktu itu kita refleksikan dalam hidup kita sekarang. Yang kita bisa dapat adalah Tuhan menjanjikan, Tuhan pasti pelihara.

Meskipun di tengah serigala tapi Tuhan pelihara, itu jauh lebih baik dari pada di tengah sorga yang enak tapi tidak ada Tuhan. Lalu dalam bagian selanjutnya, ayat 6 dikatakan “jangan beri salam kepada orang yang tidak layak”, maksudnya adalah dalam pelayanan penginjilan Saudara akan bertemu dengan orang yang layak dapat dalam anugerah Tuhan, tapi ada juga orang yang terus menghina berita Injil, orang seperti ini tidak layak dapat. Saudara bawa berita Injil, mereka hanya bisa mencemooh, Saudara bawa berita tentang Kristus yang agung, mereka membalas dengan cemoohan mereka yang kurang ajar. Orang seperti ini tidak layak mendapatkan investasi waktu kita yang terlalu banyak. Banyak orang yang menjawab dengan perkataan yang santun. Tapi ada orang yang dari awal sudah menghina, dari awal sudah tidak mau mendengar. Saya bergumul bersama Tuhan, apakah saya harus kunjungi lagi. Adakah orang yang awalnya menghina tapi kemudian terima? Ada, tapi dia mengatakan “di dalam penilaian saya yang terbatas, saya harus pilih untuk pergi tinggalkan dan pergi Injili orang lain lagi. Karena mungkin ada 20 atau 30 yang menunggu berita Injil terhambat karena saya terlalu lama dengan 1 orang itu”. Jadi ini juga ada peringatan, tidak semua orang akan terima berita Injil, ada yang belum terima, ada yang terus menghina. Yesus mengatakan kepada para murid “kamu tiba di satu kota, kamu ditolak, pergi tinggalkan kota itu, karena kota itu tidak layak mendapat damai sejahteramu”. Bahkan Yesus memakai kalimat yang sangat indah bagi kita tapi menakutkan bagi orang lain, Yesus mengatakan “kalau orang itu berhak menerima damaimu, damaimu akan turun kepada dia. Kalau tidak, damaimu akan kembali kepadamu”. Maksud dari kembali kepada kita adalah ada orang lain lagi yang pasti dapat. Jadi satu orang menolak, kita tahu damai sejahtera ini akan diterima oleh orang lain. Jadi seolah-olah Yesus mengatakan “satu tolak, kamu simpan, nanti kasi ke orang lain”, kira-kira seperti itu. Maka bagian selanjutnya mengatakan “jika kamu masuk dan ditolak, serukanlah juga debu kota yang melekat pada kaki akan dikebaskan. Tapi ketahuilah pada hari penghakiman, Sodom akan lebih ringan dari kota itu”. Saudara tahu apa yang menimpa Sodom, ada belerang dan api turun dari langit menghancurkan kota itu. Dan Tuhan mengatakan yang tolak berita Injil keadaannya akan lebih parah dari kota itu. Ini membuat kita sangat gentar waktu memberitakan dan sangat berharap orang mau terima, karena kalau tidak terima akan mendapatkan nasib jauh lebih parah dari pada Sodom. Lalu ayat 13-16 Yesus menutup dengan kata-kata celaka bagi kota-kota yang sudah ditinggalkan dan menolak Dia. Yesus mengatakan “celakalah kamu”, tapi lihat yang Yesus tinggalkan tidak berperan lagi dalam pelayanan Yesus selanjutnya. Sebaliknya, kota-kota depan yang Tuhan bukakan inilah yang menjadi buah sesungguhnya dari pelayanan Kristus. Lalu dikatakan Kota Tirus dan Sidon akan lebih ringan tanggungannya.

Maka kalau Saudara belum pernah memberitakan Injil, coba lakukan, Saudara akan melihat Tuhan tidak pernah tinggalkan. Saudara berdoa minta kekuatan dari Tuhan dan mulai berbicara tentang Krsitus, Saudara sekali lakukan setelah itu Saudara akan lakukan lagi, lakukan lagi, terus lakukan. Karena Saudara tahu waktu berbicara tentang Injil, Tuhan tidak tinggalkan. Menikmati disertai Tuhan itu adalah poin yang sangat indah waktu kita mau mengabarkan Injil Tuhan. Dan inilah yang diajarkan Tuhan Yesus meskipun Betsaida. Khorazim dan Kapernaum sudah tinggalkan Dia, ternyata ada 36 kota lain yang Tuhan bukakan untuk InjilNya. Kiranya Tuhan menggerakan kita juga memberitakan Injil Tuhan.

(Ringkasan ini belum diperiksa oleh pengkhotbah)