(Lukas 1: 1-25)
Di dalam bagian awal dikatakan bahwa Lukas menulis bagi seorang bernama Teofilus. Buku ini adalah edisi pertama dari 2 buku yang ditulis oleh Lukas. Di dalam semua catatan bukunya tidak ada nama Lukas sebagai penulis. Tetapi kita tahu dalam Kisah Para Rasul bahwa ada seorang tabib yang menyertai Paulus. Waktu Lukas menulis, dia menulis pola yang sangat mirip dengan pola-pola tulisan pada umumnya di abad pertama. Orang Yunani klasik, orang-orang Roma klasik, ketika menulis tulisan mereka, umumnya akan didahului dengan kepada siapa buku ini ditujukan. Waktu orang menulis, biasanya akan menulis “buku ini ditujukan untuk seseorang” tapi bukan berarti buku itu hanya dibaca oleh orang itu. Buku ini akan menyebar keseluruh orang, tapi nama di depan adalah penghargaan kepada siapa buku ini ditujukan. Kita tidak tahu siapa Teofilus ini, tidak ada catatan mengenai siapa dia, tidak ada penjelasan tentang dia, hidup seperti apa, apa pengaruhnya kepada gereja, semua tidak ada, sehingga kita sulit mengetahui siapa orang ini, yang kita tahu dia pasti orang yang punya jabatan tinggi. Maka dikatakan “Teofilus yang mulia, banyak orang menyusun suatu berita yang terjadi di antara kita”, Lukas mengatakan “yang saya tulis kepada kamu adalah berita yang sudah pernah engkau dengar” tentang Yesus, yang telah mati dan bengkit, benarkah Dia bangkit, benarkah yang dipercayai oleh gereja. Lukas menulis dengan mengatakan “yang sudah terjadi, yang kamu dengar mungkin bukan suatu yang akurat. Saya akan tolong kamu untuk menulis yang akurat dari saksi mata. Saya akan catat apa yang saksi mata saksikan kemudian saya bukukan untuk engkau supaya engkau mengetahui apa sebenarnya yang terjadi. Berarti waktu Lukas menulis, dia tidak menulis hanya berdasarkan pemikirannya saja, tapi dia menjadi orang yang scientific sebelum istilah scientific muncul, dia menjadi proto-scientific. Dia menjadi penulis yang menulis dengan penyelidikan, menulis dengan argumen yang bisa diterima karena ada saksi yang mengatakan tentang kebenaran ini. Maka berita Injil waktu ditulis, bukan berita yang tidak bisa diselidiki oleh akal sehat. Orang sering kali membenturkan antara iman dengan penyelidikan scientific. Kalau scientific tidak beriman, kalau beriman tidak scientific. Akhirnya ada benturan antara iman dengan pengetahuan, iman dengan pemikiran, “sudahlah kalau kamu beriman, tidak perlu banyak tanya, orang beriman tutup mulut, tidak pernah bertanya mengapa”, sedangkan orang science sudah ada jawaban pun terus tanya mengapa. Lukas pun mengatakan kepada Teofilus atau kepada seluruh pembacanya “engkau ingin mengenal Allah yang sejati, engkau ingin mengenal Yesus, begitu banyak berita yang masuk. Jangan ambil semua lalu percaya semua, selidiki baik-baik”, maka Lukas mengatakan “saya akan membukukan dengan teratur supaya kamu bisa membedakan mana ajaran yang sejati mana yang tidak, supaya kamu bisa pelan-pelan bertanggung jawab dengan imanmu lalu menyelidiki mana yang sesuai mana yang tidak”. Sikap seperti ini adalah sikap kritis yang mempunyai sifat mau tuntut mengerti sampai dalam, itu tidak lagi ditekankan di dalam gereja.

Sekarang gereja mengatakan “kamu tidak perlu pikir banyak, yang penting kamu cinta Tuhan, yang penting kamu mau melayani Tuhan. Selesai”. Tapi dunia perlu jawaban mengapa engkau beriman kepada Kristus? Orang Kristen yang tidak bertanggung jawab tidak memperdulikan hal-hal ini, tidak pernah menyelidiki dengan dalam mengapa percaya Alkitab, mengapa percaya Injil yang dinyatakan disini, mengapa harus dengar setiap argumen ini? Maka kita akan tumbuh menjadi orang-orang yang eksklusif, yang mempunyai iman tapi tidak bisa menjelaskan mengapa, yang mempunyai iman tapi cuma menuntut orang mengerti dengan iman saja tapi tidak memakai pikiran yang baik dan tajam. Lukas menyatakan tulisan dia tidak seperti itu, dia tulis pelan-pelan, baik-baik, dia beri tahu sumbernya siapa. Lukas tidak mengatakan “menurutku Yesus Juru Selamat, menurutmu Dia siapa terserah kamu”. Maka dia mengatakan “saya gali dari para saksi yang menyaksikan sendiri kehidupan Yesus. Sekarang kamu punya catatan, silahkan buktikan”. Ayat 2 mengatakan “ini adalah sesuatu hasil penyelidikan dari saksi mata dan pelayan Firman”. Ayat 3 mengatakan “setelah selidiki semua itu, saya putuskan untuk bukukan dengan teratur untuk engkau”, ini cara menulis yang unik. Orang Yunani pun ketika membaca bagian ini akan mengetahui tulisan Lukas mempunyai pembagian standar yang umum. Tetapi kalau Saudara lihat pendahuluan masuk ke dalam inti pemberitaan Lukas, seperti ada pecah. Begitu masuk inti berita, Saudara mesti punya pengetahuan Perjanjian Lama. Begitu masuk inti berita Lukas, semua gaya Yunani langsung hilang digantikan oleh gaya Yahudi Perjanjian Lama, ini membingungkan. Lukan kan orang Yunani, mengapa menulis buku yang menuntut orang untuk mengerti Perjanjian Lama? Menuntut orang untuk mengerti konteks bangsa Israel untuk bisa mengerti? Ini yang harus kita pelajari, Lukas sedang mengatakan bahwa Yesus tidak bisa dilepaskan dari konteks Perjanjian Lama. Orang mau mengenal Yesus, harus kenal budaya Yahudi, harus kenal budaya Israel, kalau tidak maka tidak akan menerima pengetahuan yang akurat tentang Tuhan Yesus. Itu sebabnya orang Kristen punya Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Kalau kita hanya mewarisi Perjanjian Baru, kita tidak akan mengerti apa yang dinyatakan di sini dengan tuntas. Karena Perjanjian Baru menawarkan jawaban, tetapi pertanyaannya di dalam Perjanjian Lama. Perjanjian Baru menyatakan penggenapan, tetapi janji dan proses menuju kepada penenggapan itu ada dalam Perjanjian Lama. Perjanjian Baru menawarkan kesimpulan, tetapi Perjanjian Lama menceritakan sejarah pergumulan supaya sampai kepada kesimpulan itu. Banyak orang Kristen mengatakan “Christ is the answer. Yesus jawabannya”, waktu dibalik “pertanyaannya apa?”, “saya tidak tahu, tapi apa pun itu, Yesus jawabannya”. Bagaimana kita bisa mengukur arus listrik yang kuat? Yesus jawabannya, bagaimana saya bisa tahu kondisi dari latar belakang Perjanjian Lama? Yesus jawabannya, kalau begini caranya ujian kita paling gampang. Dan ini bisa kita ketahui kalau mengikuti proses yang panjang dari Perjanjian Lama untuk sampai kepada penggenapan. Richard Pratt, seorang ahli Perjanjian Lama mengatakan cara baca Alkitab yang paling hebat adalah Saudara kagum terhadap Perjanjian Lama, merasa ini sudah mewakili kekagumanku sampai puncak. Tapi begitu Saudara baca Perjanjian Baru lebih kaget lagi, ini namanya cara baca Alkitab. Richard Pratt katakan waktu baca Alkitab, waktu baca Perjanjian Lama “ini sudah maksimal, ini totalitas dari kemuliaan Tuhan sudah dinyatakan” begitu lihat Perjanjian Baru “ternyata ini penggenapannya”. Maka tidak ada pengertian yang total bisa kita dapat dari Perjanjian Baru kalau kita tidak mengerti Perjanjian Lama. Tapi kalau kita cuma mengerti Perjanjian Lama, kita tahu pertanyaannya, kita tahu pergumulannya, tapi kita tidak tahu jawabannya. Perjanjian Lama berakhir dengan janji “akan ada suara berseru-seru”, sedangkan Perjanjian Baru berakhir dengan mengatakan “Yesus sudah datang”, ini yang ditulis dalam Kitab Wahyu. Berarti orang baca Perjanjian Lama dengan pengertian nanti ada kegenapan, orang baca Perjanjian Lama lalu lanjutkan dengan Perjanjian Baru, baru mengatakan “sekarang saya memiliki kegenapan yang sangat indah, yang sangat agung dan mengagumkan”.

Jonathan Edwards mengatakan ketika kita masuk sorga kita akan mengalami peningkatan yang tidak terbatas tentang pengenalan akan kemuliaan Allah. Ini yang harap kita dapatkan ketika membaca Alkitab, terus mendapatkan pengertian makin limpah sehingga berita Injil memberikan kegenapan. Dan karena itu waktu Lukas mau menceritakan kegenapan di dalam Kristus, dia harus pakai gaya Yahudi. Dia . Lukas mengatakan “tradisi dunia Perjanjian Lama harus kamu mengerti untuk mengerti berita Injil”. Orang mau mendapatkan emas yang bagus harus kerja keras untuk dapat. Saudara ingin mendapat pengetahuan yang baik, saudara harus kerja keras untuk mendapatkan. Saudara mau mutiara iman yang baik, mari paksa diri untuk belajar lebih baik tentang apa yang dikatakan dalam Perjanjian Lama untuk membuat kita mengerti siapakah Yesus. Maka Lukas menulis dengan mengabaikan kesulitan budaya yang akan dimiliki pembacanya. Baca Injil Lukas susah karena tidak mengerti latar belakang Yahudi dan Perjanjian Lama, maka Lukas akan menyarankan “belajar, supaya mengerti dan bisa tahu”. Jadi kalau untuk hal-hal di dalam dunia ini Saudara harus kerja keras untuk mendapatkannya, Lukas mengatakan “mau kenal Yesus, belajar Firman baik-baik, belajar Alkitab baik-baik, selidiki Alkitab baik-baik, jangan mau jawaban instan”. Jadi orang diajar untuk cari, setelah itu mendapat pengertian karena terbiasa mencari. Lukas mengatakan yang saya tulis adalah peristiwa yang saya bukukan dengan teratur. Masuk dalam ayat 5 dan seterusnya, langsung budaya Yahudi yang kental masuk. Di dalam ayat 4 dikatakan “saya lakukan ini supaya engkau tahu yang diajarkan kepadamu sungguh benar”. Lalu Lukas masuk dalam pendahuluan di dalam berita Injil.

Waktu Lukas memberitakan tentang Injil, dia tidak langsung beritakan tentang Yesus, tetapi memberitakan Yohanes Pembaptis sebagai pendahulu Yesus. Siapakah Yohanes Pembaptis ini? Mengapa dia harus ada sebelum Yesus datang? Ini dilakukan karena Tuhan sudah menubuatkan di dalam Kitab Yesaya dan Maleakhi. Di dalam Yesaya dikatakan “akan ada utusanku yang mempersiapkan jalan bagi Tuhan”. Di dalam Maleakhi dikatakan “dia akan berjalan di dalam roh dan kuasa Elia”. Mengapa harus ada Yohanes dulu? Karena Tuhan mengumpulkan umatNya dari banyak tempat, waktu mereka dikumpulkan kembali setelah dibuang perlu ada orang yang memastikan mereka siap menerima kedatangan Yesus dan orang ini adalah Yohanes Pembaptis. Jadi harus ada nabi terakhir dulu berbicara menunjuk langsung kepada Yesus. Ini merupakan satu nubuat yang mempunyai pengertian simbolik yang sangat penting. Yohanes Pembaptis akan memadukan Perjanjian Lama dengan Perjanjian Baru karena melalui dialah, orang Perjanjian Lama yang menantikan akhirnya melihat siapa penggenapnya. Yohanes Pembaptis harus datang karena dia mempersiapkan umat, lalu ketika umat itu muncul, Yohanes Pembaptis akan tunjuk “Yesus adalah ini, engkau harus datang kepada Dia”. Hanya Lukas yang membahas kedatangan Yohanes Pembaptis dengan membahas kedatangannya dan kelahirannya seperti dinubuatkan malaikat kepada orang tua Yohanes Pembaptis. Ini adalah satu-satunya kitab yang mencatat papa mama Yohanes Pembaptis, Zakharia dan Elizabet. Dikatakan bahwa Tuhan memanggil Zakharia dan Elizabet, dan mereka bukan orang penting, meskipun mereka adalah keturunan Harun, tapi Alkitab mengatakan mereka adalah salah satu imam. Dan waktu itu diperkirakan ada 1800 imam yang akan melakukan pekerjaan di Bait Suci. Orang Yahudi punya kebiasaan sebelum membakar korban harian, mereka akan membakar ukupan menyatakan doa umat Tuhan kepada Tuhan. Siapa yang bertugas membakar? Imam. Siapa boleh masuk ke dalam Bait Suci lalu membakar ukupan? Ada 1800 imam dari 1 golongan, belum golongan lain. Kalau imam begitu banyak, nanti satu orang mungkin cuma kebagian 1 kali, mungkin yang lain tidak kebagian tugas ini. Maka untuk masuk harus pakai undian, mengapa undian? Supaya adil, ini dari Tuhan, tidak ada yang protes. Ternyata yang dapat Zakharia, lalu Zakaharia masuk ke dalam Bait Suci. Di dalam Bait Suci sudah ada malaikat, ini benar-benar peristiwa once in a life time, dapat undian membakar ukupan, waktu bakar ukupan ketemu malaikat, dan ternyata malaikatnya adalah Gabriel. Gabriel adalah pemimpin malaikat yang Tuhan tugaskan untuk memberikan nubuat raja-raja besar akan datang dan Gabriel diutus kepada orang penting. Di dalam Perjanjian Lama setiap wujud malaikat itu selalu digambarkan perkasa, besar, tentara yang sangat kuat, tidak pernah malaikat digambarkan lucu-lucu dan imut-imut. Malaikat tidak gemulai, malaikat tidak cantik, malaikat menakutkan, perkasa dan mereka adalah alat perang Tuhan yang sangat efektif. Malaikat gagah, mereka pakai pakaian perang yang lengkap dan mereka adalah prajuritnya Tuhan. Alkitab mengatakan salah satu nama Tuhan adalah Yehovah Sevaoth, artinya Dia adalah pemimpin dari pasukan malaikat yang jumlahnya tidak terhitung. Malaikat besar jadi tentaranya Tuhan. Malaikat Mikael bertugas untuk berperang dengan iblis, malaikat Gabriel bertugas untuk memberikan Firman kepada orang penting. Waktu itu Daniel-lah orang penting itu, dia adalah orang jajahan, tapi dia bisa menjadi orang nomor 2 di seluruh Kerajaan Babel. Bahkan setelah Babel hancur, Persia muncul, dia tetap menjadi orang nomor 2 yang dipercaya oleh Gubernur Darius. Maka Daniel itu orang penting, Gabriel datang kepada Daniel lalu mengucapkan kalimat yang penting berkaitan dengan perpolitikan internasional pada waktu itu. Jadi Gabriel mempunyai tugas memberikan berita besar kepada orang besar. Tetapi kali ini Gabriel diutus kepada seorang yang bernama Zakharia, Zakharia itu dari 1800 imam dari negara jajahan yang tidak jelas perpolitikannya. Tetapi siapa Zakharia? Zakharia lahir, tumbuh, tua, mati, tidak ada kaitan apa pun dengan Israel, dia orang kecil. Tapi Tuhan mengatakan Gabriel datang kepada Daniel, Gabriel datang juga kepada Zakharia. Daniel dapat berita besar, Zakharia juga dapat berita besar. Bagi Tuhan orang beriman benar dan setia harus punya kedudukan tinggi. Maka didalam Alkitab dikatakan, ayat 6 mengatakan “baik Zakharia maupun Elizabet hidup benar di hadapan Allah menurut ketetapan Allah dan tidak bercatat”. Mereka orang-orang yang kerohaniannya baik dan Tuhan menghargai orang demikian. Saudara carilah dihargai oleh Tuhan, bukan dihargai dunia. Saudara menjalani hidup yang saleh di hadapan Tuhan, tidak peduli pangkat Saudara, tidak peduli gaji Saudara, sekecil apa pun kalau punya hidup seperti ini Tuhan akan hargai. Tuhan tidak menghargai Daniel karena dia pintar, hebat dan menjadi pemimpin besar. Tuhan menghargai Daniel karena kesetiaan dan kesalehannya. Sekarang kita jangan salah sering mendewa-dewakan orang pintar dan bukan tanpa alasan, kita sadar orang pintar akan berpengaruh lebih besar. Tapi Tuhan akan lihat siapa orang yang lupa diperhatikan, mungkin orang bodoh yang kurang penting, Tuhan mengatakan “engkau adalah orang yang Kristus pun rela mati bagimu”. Maka malaikat datang pada Zakharia, kemudian dia langsung mengatakan “jangan takut Zakharia”, waktu Zakharia mendengar ini dia kaget sekali, tapi sudah dibilang jangan takut, mesti taat. Dia belajar tidak takut. Tapi malaikat itu memberikan berita yang luar biasa, dikatakan “istrimu akan mengandung dan melahirkan anak”. Orang pada zaman itu yang tidak punya anak dianggap sedang dikutuk Tuhan dan kisah Alkitab justru membalikkan konsep itu. Yang tidak punya anak berbahagia, itu dikatakan oleh Maria dalam magnificatnya di Injil Lukas, “berbahagialah orang yang sedang berada dalam tahanan, berbahagialah orang yang tidak mempunyai anak”. Maksudnya adalah berbahagialah orang yang setia kepada Tuhan meskipun dicela oleh masyarakat. Zaman dulu beda dengan zaman sekarang, zaman sekarang orang bebas memutuskan tidak punya anak, tapi zaman dulu orang yang tidak punya anak dianggap dosa besar, kalau bukan dia mungkin nenek moyangnya yang berdosa besar. Buktinya tidak punya anak, buktinya tidak bisa melahirkan anak, pasti dikutuk Tuhan. Tetapi Alkitab dengan tegas melawan pengertian ini dengan menulis banyak orang tidak melahirkan anak itu dihina tapi Tuhan membalas hinaan mereka dengan mengatakan “dia adalah orang yang kepadanya Aku tetap berkenan”. Maka Elizabet meskipun mandul di hari tua, Tuhan berjanji kepada Zakharia “dia akan Aku pakai untuk melahirkan seorang anak”. Di dalam Alkitab hanya Simson, Yesus dan Yohanes Pembaptis yang sebelum kelahirannya, malaikat datang kepada ibunya. Maka malaikat berbicara kepada Zakharia kemudian menyampaikan berita ini bahwa nanti istrinya akan melahirkan anak. Kemudian berita ini ditanggapi dengan skeptik oleh Zakharia “mana mungkin, istriku suda tua, sudah lewat masanya. Meskipun istriku mengandung, ini adalah kandungan dengan resiko sangat tinggi, tidak mungkin. Secara manusia ini tidak mungkin, ini tidak mungkin terjadi”. Lalu malaikat itu mengatakan “karena tidak percaya, engkau akan bisu sampai janji Tuhan tergenapi”.

malaikat pada waktu mendatangi Zakharia dengan mengatakan engkau akan melahirkan anak. Zakharia mengucapkan kalimat bagaimana mungkin saya sudah tua, istriku sudah tua, malaikat mengatakan bisu kamu. Lalu malaikat mendatangi Maria dengan mengatakan “engkau akan mempunyai anak”, Maria mengatakan “bagaimana mungkin, sebab aku belum bersuami”, malaikat tidak bilang “bisu kamu”, mengapa maikat diskriminatif begini? Karena waktu malaikat mengatakan kepada Zakharia “kamu di hari tuamu akan melahirkan anak” ini sudah pernah terjadi. Kalau sudah pernah terjadi tapi Zakharia tidak percaya berarti Zakharia tidak mengimani apa yang Tuhan sudah pernah kerjakan. Tapi anak dara melahirkan, ini belum pernah terjadi. Maka waktu malaikat mengatakan kepada Maria “engkau akan melahirkan anak”, Maria mengatakan “bagaimana mungkin, sebab aku belum bersuami”, memang belum pernah ada orang yang belum bersuami melahirkan anak, jadi Maria yang pertama, wajar kalau Maria tidak percaya. Kalau Zakharia “bagaimana mungkin, sebab aku sudah tua”, malaikat bilang “Abraham dan Sara sudah tua.
Dan ini tidak terjadi pada Maria karena belum ada sejarahnya seorang perawan mengandung dan melahirkan anak. Maka Zakharia diberikan hukum sedikit “engkau akan bisu sampai pada hari di mana anak itu lahir”. Kemudian setelah dia keluar, orang-orang sadar dia pasti telah mendapatkan penglihatan dan setelah itu Elizabet bersyukur ketika dia akhirnya mengandung, dia menyembunyikan diri dan mengatakan “Tuhan mencabut aibku”. Ini merupakan bagian awal dari Injil Lukas yang menggabungkan beberapa hal. Yang pertama Injil Lukas menggabungkan tentang penggenapan janji sebagai sesuatu yang Tuhan ingat. Tuhan tahu kalau Dia sudah berjanji, Dia akan menyatakan pada waktunya. Injil Lukas menyatakan kepada orang-orang yang menanti-nantikan Tuhan, Tuhan tidak lupa engkau, Tuhan tidak lupa bahwa Dia sudah berjanji kepada kita. Tuhan tidak lupa menyatakan pemeliharaan dan penebusan di dalam Kristus, Dia tidak akan lalai menjalankan janjiNya. Kedua, Injil Lukas mengingatkan bahwa Tuhan menjalankan hal hebat melalui orang benar dan saleh, bukan melalui orang-orang hebat dan besar. Ada orang-orang taat, setia melayani Tuhan, setia melakukan pekerjaan yang mungkin bagi dunia kecil, ada orang yang membimbing beberapa orang dengan setia, tapi orang cuma melihat bagaimana hamba Tuhan besar bisa berkhotbah kepada ribuan orang, ini yang dicari. Tapi yang Tuhan cari bukan prestasi besarnya, yang Tuhan cari adalah berapa setia orang ini dalam kebenaran. Inilah sebabnya Daniel bisa disejajarkan dengan Zakharia yang sebenarnya dalam pandangan dunia bukan siapa-siapa. Hal ketiga, dikatakan bahwa ketika Kristus datang mesti ada Yohanes yang mempersiapkan jalan, supaya ada murid, ada orang-orang yang akan beralih dari Yohanes kepada Yesus. Dikatakan Yohanes Pembaptis akan datang dan dia akan mendahului Tuhan dalam roh dan kuasa Elia. Berarti dia punya kuasa dan roh yang sama dengan kuasa dan roh yang bekerja pada Elia. Elisa adalah penerus Elia, dia mengatakan “berikan 2 bagian dari roh Elia”, Yohanes Pembaptis tidak perlu minta, dia langsung mendapat 2 bagian. Mengapa 2 bagian? Karena dia memiliki roh dan kuasa, ini merupakan 2 hal, penyertaan dan kuasa yang menyertai penyertaan itu ada pada Yohanes Pembaptis. Hamba Tuhan yang berkuasa itu datang dari mana? Kuasa tidak bisa dipelajari, kuasa tidak bisa dilatih, kuasa adalah anugerah Tuhan bagi gereja pada zaman itu. Kalau ada orang berkhotbah dan orang bisa merasakan kuasa dari Tuhan, ini bukan kehebatan dia. Itu sebabnya kalau Saudara punya cita-cita masa depan, Saudara tidak mungkin isi cita-cita itu “saya ingin menjadi pendeta yang berkuasa”, untuk memiliki kuasa itu anugerah Tuhan bagi Gereja Tuhan. Maka Tuhan membangkitkan Yohanes Pembaptis yang mempunyai kemampuan berkhotbah begitu luar biasa. Dia kalau berkhotbah di padang gurun, orang dari jauh datang ke padang gurun. Mengapa dia bisa melakukan itu? Karena kuasa dari Tuhan. Kita tidak mengerti mengapa kuasa itu diberikan, kita pun tidak tahu bagaimana mengeluarkan kuasa itu. Jadi orang mempunyai kemampuan besar itu anugerah Tuhan bukan untuk dia tapi untuk gereja Tuhan. Tuhan kasihani gerejaNya maka bangkitkan orang seperti ini, Tuhan kasihani Israel maka bangkitkan Yohanes Pembaptis. Lalu Yohanes Pembaptis harus khotbah, setelah dia kumpulkan orang-orang menjadi pengikutnya, langsung dia mengatakan “sekarang kamu semua ikut Yesus. Saya siapkan kamu untuk Yesus, bukan untuk saya. Saya siapkan engkau supaya engkau bisa bertemu dengan Yesus Kristus”. Sifat seperti ini sulit dimiliki. Kalau Saudara tidak punya kemampuan kumpulkan orang ya gampang mengatakan “saya kumpulkan engkau untuk orang lain”, orang yang ikut Saudara mengatakan “memang saya merasa tidak kamu kumpulkan”. Tapi Yohanes Pembaptis punya kemampuan seperti ini, lalu dia mengatakan “sekarang kamu ikut Yesus”. Setelah Yesus muncul, pelayanan Yohanes mulai pelan-pelan turun, murid-muridnya tinggalkan dia ikut Kristus, setelah itu dia ditangkap, dipenjara, tunggu saat eksekusi sampai akhirnya dia dimatikan. Orang lupa akan dia, kalau Yesus tidak ingatkan apa yang sudah dia lakukan. Maka Yohanes Pembaptis pelan-pelan makin turun, Yesus makin lama makin mulia. Inilah panggilan Tuhan kepada sang pembuka jalan ini. Maka Yohanes Pembaptis adalah orang yang sangat besar, Yesus sendiri mengatakan “tidak ada orang yang lahir dari manusia yang lebih besar dari Yohanes Pembaptis”. Apakah Yesus tidak lebih besar dari Yohanes Pembaptis? Yesus mengatakan “yang dari sorga, yang di sorga yang paling kecil pun tetap lebih besar dari Yohanes Pembatis”. Yesus sedang mengatakan dalam dunia Perjanjian Lama, Yohanes paling besar, nabi-nabi lain kalah dari Yohanes karena Yohanes melihat penggenapannya di dalam Kristus. Tetapi pengikut Kristus yang paling kecil pun sebenarnya lebih istimewa dari Yohanes Pembaptis, karena boleh mengikuti Tuhan Yesus. Inilah hal berikutnya yang Lukas mau nyatakan, ada pendahulu yang mempersiapkan umat untuk memandang kepada Kristus. Dan di dalam zaman sekarang kita semua juga disiapkan oleh Firman Tuhan untuk menyambut Kristus yang akan datang kembali. Kita menjadi umat yang fokus penglihatannya adalah kepada Kristus. Kita menjadi umat yang imannya bergantung kepada Kristus dan yang mengatakan “aku rindu Tuhan boleh datang menyatakan persekutuan yang intim dengan saya, dengan kami semua umatNya dengan sempurna”. Inilah yang dinyatakan dalam pendahuluan Injil Lukas, sebelum berbicara tentang Sang Mesias ada persiapan Tuhan ada umat yang menyambutNya. Kiranya kita menjadi umat yang juga menyambut Tuhan, merindukan dia dan boleh menggumulkan hidup yang disiapkan untuk kemuliaan Kristus.

(Ringkasan belum diperiksa oleh pengkhotbah)