(Lukas 21: 25-36)
Ayat-ayat yang kita baca adalah kelanjutan dari apa yang Yesus katakan tentang keruntuhan Yerusalem. Yerusalem akan hancur dan itu belum kesudahannya. Ini adalah bagian yang sangat indah dan menakutkan bagi orang Yahudi. Yerusalem akan hancur, ini akan membuat orang Yahudi kehilangan kebanggaan. Tetapi itu belum kesudahannya, masih ada hal-hal lain yang akan terjadi, baik kesulitan, penindasan dan penganiayaan akan terjadi pada umat Tuhan. Dan Yesus mengingatkan supaya semua umat berhati-hati dalam hidup, benar-benar hidup dengan segala usaha supaya kalau Tuhan datang, kita bersiap untuk menghadapi pengadilanNya. Inilah yang menjadi tema penting mengenai eskatologi atau akhir zaman. Di dalam Kitab Suci ada banyak nubuat-nubuat akhir zaman, baik di dalam Kitab Yoel atau pun Kitab Yeremia, juga di dalam Injil, terutama yang paling banyak ada di dalam Kitab Wahyu. Ini merupakan nubuat-nubuat akhir zaman yang mesti kita pahami bagaimana cara menafsirkan. Karena nubuat akhir zaman ini bukanlah teka-teki untuk dipecahkan, ini bukan satu penyelidikan untuk memahami kapan waktunya, karena segala nubuat mengenai akhir zaman pada akhirnya akan diikuti dengan nasihat apa yang harus kita lakukan saat ini. Itu sebabnya nubuat akhir zaman adalah sesuatu yang harus disikapi dan dihadapi sekarang. Ini bukan nubuat untuk dicari tahu karena ini bukan nubuat yang merupakan teka-teki. Kita harus paham bahwa cara Alkitab menulis dengan simbol adalah untuk membuat kita mengerti bahwa kita tidak hanya bisa mengerti, kita tidak hanya dididik dengan kata-kata tapi kita juga dididik oleh simbol, kita dididik oleh kisah, narasi, dan kita dididik oleh segala hal yang kita lihat, kita dengar, kita alami dalam hidup. Ini yang sedang dialami oleh dunia. James Smith mengatakan dunia punya gambaran atau image yang akan membuat kita dibentuk, Alkitab menyatakan gambaran yang asli melalui image yang diberikan termasuk di dalam nubuat akhir zaman. Maka nubuat akhir zaman bukan untuk dicari tahu kapan, Tuhan Yesus sudah mengatakan bahwa waktunya tidak akan ada yang tahu, tapi bersiap sedia. Siap sedia berarti waktunya akan segera datang, Yesus mengatakan bukan hanya segera datang tapi sudah mulai terjadi.

Mengapa mengatakan waktunya sudah dekat bahka sudah tiba, tapi tidak tiba-tiba? Mengapa belum muncul juga, mengapa kerajaan itu belum terjadi di dunia ini? Hal ini sudah menjadi pertanyaan dari orang-orang yang ada di dalam sejarah Kekristenan sejak abad pertama akhir. Di tahun 80-90 orang-orang Kristen mengalami kesulitan besar karena Kaisar Domitian dan Kaisar Vespasian, sangat menindas orang Kristen. Sehingga mereka bingung, Yesus sudah naik ke sorga, Roh Kudus sudah datang, Kerajaan Tuhan sudah dinyatakan, tapi mengapa mereka masih menderita? Yesus ternyata sudah memberikan antisipasi, sudah memberikan pelajaran jauh sebelumnya, puluhan tahun sebelum orang-orang di tahun 80 dan 90 mengalami penderitaan. Yesus sudah mengingatkan bahwa akhir zaman itu bukan tentang kode untuk kita ketahui kapan. Sehingga kalau Saudara baca Kitab Wahyu, baca nubuatan ini atau baca kitab mana pun mengenai akhir zaman, jangan cari kode untuk dapat penjelasan, karena Saudara tidak akan mendapatkannya. Saudara tidak akan dapat kunci untuk mengetahui tahun berapa Yesus akan datang kembali, tahun berapa Dia akan pulihkan semua, tahun berapa persisnya Dia akan datang, karena Tuhan tidak ingin memberi tahu dan tidak ada orang yang tahu. Itu sebabnya segala tipuan yang mengatakan Yesus akan datang tahun berapa, itu pasti bukan dari Tuhan. Alkitab bukan buku kode, tidak ada kode apa pun di dalam Alkitab. Alkitab memberikan simbol dan simbol itu bukan kode. Simbol adalah pernyataan sastra yang bersifat indah, bersifat seni, bukan bersifat teka-teki. Di dalam pengertian seni tentu ada makna, tetapi makna itu tidak bisa dipahami sebagai jawaban dari teka-teki. Di dalam bagian ini pun sama, Yesus sedang menekankan bahwa akan ada saat-saat sulit dan itu sudah terjadi, kamu harus siap sedia membuat hidupmu begitu baik, sehingga kalau Tuhan datang besok, kamu sudah siap sedia. Maka di dalam bagian ini dikatakan akan ada tanda-tanda besar. Dan apa tanda besar itu? Salah satu tanda adalah akan ada kerusuhan, kekacauan dan pergolakan politik. Tetapi tanda itu bukan pada keruntuhan Yerusalem, Saudara mesti mengerti ini dengan baik, di dalam Lukas 21 Yesus mengatakan Bait Suci akan hancur, murid-murid kaget “kapan ini akan terjadi, Tuhan?”, “pada waktu bangsa-bangsa lain akan datang mau menghancurkan Yerusalem. Kalau tanda ini sudah kamu lihat, lari tinggalkan Yerusalem. Karena akan ada orang yang di tempat penggilingan, satu akan ditangkap, satu akan lolos. Ada orang di atap rumah, satu akan ditangkap, satu akan lolos. Akan ada orang di tempat tidur yang sama, satu ditangkap, dan satu akan dibiarkan”. Ini berbicara tentang serangan yang tiba-tiba akan kena ke Yerusalem, sehingga orang yang tertangkap adalah orang yang melakukan kegiatan sehari-hari. Kalau ada berita serangan muncul, akankah Saudara melakukan kegiatan sehari-hari? Maka Yesus mengatakan ada dua orang di tempat penggilingan, satu dibawa, satu ditinggalkan, orang tidak sadar bahwa penyerangan sudah tiba. Waktu kerajaan musuh datang kamu tidak akan siap. Kerajaan musuh ini apa? Romawi, Romawi akan datang dengan sangat segera. Ketika itu Romawi memang menyerang dengan tiba-tiba karena mereka mengepung Yerusalem dengan sangat hati-hati. Mereka berpikir kalau pengepungan ini terjadi pada waktu ibadah Israel, nanti perangnya jadi sulit. Sehingga mereka tunggu pada waktu itu akan ada hari raya, Saudara bisa baca sejarahnya tahun 60-70, hari raya besar orang Israel membuat orang Romawi mengepung tapi tidak berani menyerang. Waktu itu orang Israel percaya diri sekali “kalau kami sedang merayakan hari raya, tidak mungkin Tuhan akan menyerahkan kami ke tangan bangsa kafir. Romawi ini bangsa kafir, jangan takut, Tuhan akan membuat kita menang”. Mereka mengadakan perayaan seperti biasa. Waktu itu ada seorang Jenderal bernama Titus, dia mengatakan “kita serang sekarang”, ada orang yang heran “mana berani serang orang Yahudi di tengah perayaan seperti ini?”. Tapi Jenderal Titus punya pemikiran lain “justru saat ini mereka sedang tidak siap, karena mereka tidak menyangka akan kita serang”, mereka bertengkar sendiri “jangan, kami takut, orang Yahudi itu ngototnya luar biasa”, tapi Jenderal Titus mengatakan “sekarang”. Akhirnya mereka menyerang mendadak, waktu itu orang Yahudi sedang sibuk perayaan dan orang Romawi menyerang mereka, menghantam mereka dan mereka dipukul kalah. Waktu itu korbannya banyak sekali. Sejarah mengatakan bangsa itu sudah capek mengepung bangsa Yahudi, sudah capek konflik dan beberapa kali hampir kalah, Jenderal Titus sendiri pernah hampir mati karena kekalahan menyerang Yerusalem. Sehingga tentara Romawi sangat marah, dendamnya sudah bertumpuk-tumpuk, waktu itu mereka menaklukan Yerusalem, mereka bertindak dengan sangat kejam. Mereka bunuh siapa pun yang bisa mereka lihat, darah yang tertumpah memenuhi jalan-jalan utama Yerusalem seperti air banjir. Waktu itu mereka bertindak sangat kejam, mereka menghancurkan bayi-bayi, membunuh orang-orang yang ditemukan, karena mereka sudah sangat marah terhadap orang Israel. Ketika itu terjadi pembantaian yang sangat mengerikan sekali. Tapi mengherankan, tidak ada orang Kristen yang jadi korban. Kemana orang Kristen? Orang Kristen membaca Injil Lukas, mengingat perkataan Yesus. Lukas ditulis belakangan, tapi yang dicatat di dalam Lukas adalah kalimat Yesus yang sudah dikenal oleh orang-orang Kristen di Israel waktu itu. Mereka ingat perkataan Yesus, “kalau ada pembinasa keji berdiri di tempat suci, kamu lari”. Jenderal Titus masuk, mereka kabur. Mereka kabur karena Yesus bilang “lari”, maka mereka lari. Mirip dengan nubuat Yeremia, “kalau Babel datang, kamu menyerah, ditangkap, ditawan dan dibawa ke Babel”, kata-kata ini sangat tidak nasionalis, tapi itu dikatakan oleh Yeremia. Pada waktu kehancuran Yerusalem pada tahun 70, hal yang sama dikatakan oleh Tuhan Yesus “Yerusalem akan hancur, jangan dibel, karena ini hukuman Tuhan. Tapi Tuhan tidak datang segera. Maka Yesus mengatakan kehancuran Yerusalem bukan tanda akhir zaman. Yerusalem hancur, Bait Suci hancur itu bukan tanda Tuhan akan membela Israel, karena Tuhan akan membiarkan. Tuhan akan membiarkan Bait Suci menjadi puing, Tuhan akan biarkan Kota Yerusalem tidak dibangun lagi oleh dinasti Daud. Jadi kehancuran ini sudah dinubuatkan oleh Yesus dan di dalam ayat-ayat selanjutnya Yesus mengatakan “masih ada tanda-tanda lain yang harus kamu perhatikan, kehancuran Yerusalem bukan tanda utama”, ini benar-benar mengagetkan. Bait Suci adalah situs utama, Yerusalem adalah kota utama, kehancuran dua bangunan ini baik kota maupun Bait Suci ternyata bukan merupakan tanda bahwa Tuhan akan memulihkan kerajaanNya. Ini pasti membuat orang Israel kaget, mengapa bangunan yang begitu megah dan kota yang begitu identik dengan tradisi orang Israel sekarang hancur dan itu bukan tanda penting bagi Kerajaan Tuhan yang mau datang untuk memulihkan apa yang menjadi kehendak Allah di bumi ini. Jadi hancurnya Yerusalem dan Bait Suci adalah tanda Tuhan menghukum Israel, itu yang Yesus katakan. Maka Bait Suci bukan lagi tanda, masa lalu yang jaya tidak lagi menjadi identitas yang harus dibanggakan bagi Israel.

Tapi Tuhan mengingatkan tentang akhir zaman yang harus direspon saat ini, sekarang. Maka kita harus perbaiki dulu konsep kita tentang waktu. Kita selalu berpikir masa lalu itu sejarah, masa depan itu pengharapan, masa kini adalah bagaimana saya bertanggung jawab kepada Tuhan. Tapi Tuhan Yesus mengingatkan Tuhan tidak memberitakan kerajaan yang nanti tapi sekarang. Kapan bumi akan dipulihkan? Nanti tapi bukan itu yang penting, sekarang kamu harus bersikap seolah-olah bumi akan dipulihkan sekarang. Kapan penghakiman besar itu? Nanti, tapi engkau harus bersikap seolah-olah penghakiman itu tiba sekarang. Maka dalam perkataan-perkataan Alkitab, akhir zaman dibawa ke sekarang, akhir zaman itu bukan future tapi present. Ada seorang bernama Jurgen Moltmann mengatakan masa lalu adalah penunjuk waktu, masa depan adalah penunjuk waktu, masa kini adalah penunjuk tempat atau space. Jadi menurut Moltmann present adalah penunjuk tempat. Waktu sekarang Tuhan menyatakan masa depan yaitu eskatologi akhir zaman, Tuhan mau menyatakan bahwa yang Tuhan mau kita lakukan adalah respon saat ini mengenai apa yang akan Tuhan kerjakan nanti. Kalau Tuhan akan pulihkan semua nanti, bagaimana responmu saat ini? Kalau Tuhan membuat damai antara di sorga dan bumi nanti, bagaimana responmu sekarang? Kalau langit dan bumi yang lama akan berlalu kemudian langit dan bumi yang baru akan Tuhan munculkan, bagaimana responmu sekarang? Kalau Yesus akan datang kembali nanti, bagaimana responmu sekarang? Bagaimana engkau bereaksi saat ini untuk hal-hal yang Tuhan akan kerjakan nanti? Itulah maksudnya akhir zaman. Jadi sepanjang Alkitab, ini yang Tuhan mau dipahami oleh orang Kristen tentang akhir zaman, termasuk Wahyu. Saudara membaca Wahyu bukan untuk mereka-reka kapan binatang ini keluar dari laut, keluar dari bumi? Tuhan mengatakan binatang itu sudah ada dari sekarang, bagaimana responmu sekarang supaya kamu bisa menghadapi penghakiman Tuhan nanti? Bagaimana engkau berespon saat ini untuk apa yang Tuhan akan pulihkan nanti? Itulah akhir zaman versi Kristen. Jangan salah lagi. Saudara membaca Kitab Wahyu, akan banyak mendapatkan simbol-simbol. Mengapa simbol-simbol? Karena ini berlaku setiap zaman, tanda 666 sudah terjadi dulu, sedang terjadi sekarang dan akan terjadi nanti. Ini adalah hal yang ever-present dalam pergumulan orang Kristen. Simbol-simbol akhir zaman adalah sesuatu yang selalu hadir saat ini di dalam pergumulan orang Kristen. Maka Saudara tidak bisa membaca kitab ini lalu mengatakan “ini maksudnya apa, kapan?”. Bintang jatuh menandakan penghakiman karena Tuhan sedang marah. Langit menyatakan apa yang sedang terjadi di bumi adalah sesuatu yang sedang Tuhan kerjakan. Ini semua adalah simbol orang Yahudi, semua simbol dari Perjanjian Lama yang harus kita pahami. Maka Yesus sedang menekankan, kalau engkau melihat tanda-tanda apa pun di bumi, ingat ini kerjaan sorga bukan hanya kerjaan bumi. Apa pun yang terjadi adalah sesuatu yang Tuhan sedang kerjakan untuk membuat orang percaya tetap beriman kepada Tuhan dan untuk membuat orang-orang menyadari ada Tuhan yang akan membawa segala sesuatu kepada final. Maka di bagian ini Tuhan mengajarkan kepada kita untuk tidak mengutamakan masa lalu dan tidak mengutamakan apa yang akan terjadi nanti, tapi mengutamakan reaksi yang tepat saat ini, sekarang, present. Itu sebabnya Tuhan Yesus mengatakan akan ada tanda-tanda pada matahari, bulan, bintang, di bumi bangsa-bangsa akan takut, bingung menghadapi deru dan gelombang laut. Apakah ini nanti terjadi? Saya akan memberi tahu kelemahan kalau kita berpikir ini nanti akan terjadi yaitu kita akan selalu berpikir ayat ini bukan untuk kita. Suatu saat langit akan bergelombang, bergelora, laut akan menderu dan akan ada gelombang-gelombang yang besar, orang mati ketakutan karena kecemasan berhubung apa yang akan menimpa bumi ini, sebab kuasa langit akan goncang. “Kapan ini terjadi?”, “nanti, bukan sekarang”, “jadi apa gunanya bagi kita?”, “tidak ada gunanya. Ini untuk kita beri tahukan kepada anak-anak kita supaya berhati-hati, mungkin akan terjadi pada zamannya”. Waktu itu orang akan melihat Anak Manusia turun dari awan dengan segala kekuasaan, ini baru final. Jadi lihat yang Tuhan katakan, ada tanda lalu Anak manusia datang. Ada tanda, Anak Manusia datang. Hal yang menyatakan masa depan adalah kedatangan Anak Manusia. Hal yang terjadi sebelumnya adalah tanda-tanda yang terjadi sekarang. Jadi di dalam seluruh bagian Alkitab secara konsisten dikatakan apa yang terjadi sekarang membuat engkau bersiap untuk apa yang terjadi besok dan kemungkinan besok akan terjadi Anak Manusia datang. Inilah tema eskatologi. Kalau Yesus datang besok, siapkah kamu? Jika Yesus datang besok, sekarang kamu sedang melakukan apa? Kalau Yesus datang besok, bisakah kita mempertanggung-jawabakan kehidupan kita sekarang? Apakah benar Yesus akan datang besok? Belum tentu. Lalu apa gunanya kita mahami bagian-bagian ini? Bagian ini membuat kita menyadari bahwa kalau kita kena satu aspek dari nubuat ini, kita harus bersikap apa? Kalau kita kena aspek lain dari nubuat ini, kita harus bersikap apa? Maka kita akan perhatikan baik-baik aspek-aspek yang terjadi sebelum Kristus datang kembali.

Aspek pertama, masa lalu tidak boleh menjadi monumen besar untuk dibanggakan. Ini aspek pertama mengenai kehadiran Kristus. Kristus mengingatkan yang paling penting adalah sikapmu sekarang, bukan apa yang mulia dan hebat darimu yang lalu. Saya tidak bisa mengatakan kepada Tuhan “dulu saya sudah melakukan banyak hal, saya sudah melayani Tuhan. Minggu lalu saya KKR Regional, bulan lalu saya penginjilan”, yang Tuhan tanya “sekarang kamu bagaimana?”. Bagaimana sikap hatimu di hadapan Tuhan, present, saat ini, at this moment, ini yang harus kita pelihara. Saudara tidak bisa berlindung di balik prestasi, Tuhan tidak peduli prestasi besar yang terjadi dulu kalau itu tidak dibarengi dengan respon yang setia sekarang. Bagaimana engkau memulihkan relasimu dengan Tuhan, bukan memulihkan masa lalu. Orang punya kerusakan masa lalu, mau perbaiki masa lalu, akhirnya tidak perbaiki dan bereskan relasi dengan Tuhan untuk apa? Yang bisa diperbaiki adalah ketika Tuhan memberikan kesempatan saat ini untuk berespon benar kepada Tuhan, dia harus pakai momen itu. Kejayaan masa lalu, Tuhan tidak lihat. Kehancuran masa lalu, Tuhan tidak lihat. Kehancuran sekarang akan terjadi kalau kita memikirkan untuk memperbaiki masa lalu. Masa lalu tidak bisa diperbaiki, masa lalu sudah lewat, kesempatan sudah lewat. Seringkali orang mencoba memperbaiki masa lalu dengan cara masa sekarang. Itu berbeda, masa sekarang adalah urusanmu dengan Tuhan, masa lalu adalah sesuatu yang Tuhan siap untuk ampuni dan tutup jika kita berespon benar saat ini. Perkataan ini sangat memberikan penghiburan, Tuhan tidak pernah membiarkan masa lalu orang mengganggu atau memberikan sumbangan kepada reaksi dia saat ini. Akan ada banyak kehancuran dari monumen besar Israel supaya Israel tidak membanggakan apa yang dia dapatkan dulu atau apa yang dia sudah kerjakan pada zaman yang lalu. Demikian juga, Tuhan menyatakan bagaimana reaksi sekarang sebagai cara untuk memperbaiki relasi yang dulu rusak. Yang pernah berjanji di hadapan Tuhan, Tuhan ingat janji itu. Orang kalau menikah, saya terus ingatkan kalau mereka akan menikah, mereka akan berjanji di hadapan Tuhan, sadar atau tidak. Origenes mengatakan kekekalan itu selalu present tidak pernah future, tidak pernah past. Kekekalan itu berarti sekarang, saat ini. Bagaimana saya bereaksi di hadapan Tuhan saat ini, itu akan Tuhan nilai dan nyatakan sebagai sesuatu yang sangat penting. Seorang teolog di Amerika bernama Karl Barth mengatakan ketika Tuhan meng-encounter manusia, pada waktu itu manusia mesti bersikap dengan tepat, karena sikap dia lebih penting dari pada sejarah, sikap dia jauh lebih penting dari pada masa depan. Jangan pikir masa lalu dan masa depan, pikir saat ini. Saudara tidak boleh pikir “saat ini saya masih mau menolak Tuhan, tapi besok akan kembali”, besok tidak akan ada lagi.

Yang kedua, ada tanda-tanda besar di langit. Tanda-tanda di langit adalah tanda pergolakan politik. Jadi Saudara tidak perlu malam-malam melihat ke atas dan berpikir “Yesus pada waktu itu mengatakan bahwa bintang-bintang akan saling kacau, tanda-tanda pada matahari dan bulan. Dalam tradisi Yahudi mereka percaya bintang-bintang dan juga matahari dan bulan kadang-kadang mencerminkan kuasa yang menggerakan kuasa di bawah. Siapa yang membuat politik muncul, negara ribut dengan negara lain? Mereka percaya kuasanya bukan dari sini, tapi dari atas, dari para malaikat. Inilah penguasa-penguasa di langit yang disebut dengan bintang-bintang. Jadi bintang itu bisa disebut sebagai malaikat yang membuat kacau keadaan di dunia ini. Tuhan menyatakan “lihat tanda di langit akan kacau”, jangan lihat ke atas, tapi lihat kondisi di politik. Kondisi politik akan penuh kekacauan, akan ada deru dan gelora laut. Laut seringkali diindentikan juga dengan penguasa-penguasa kafir. Akan ada banyak hal yang menakutkan oleh sebab apa yang akan menimpa bumi yaitu kuasa-kuasa akan goncang, akan ada keributan secara politik, akan ada penindasan, akan ada kesulitan. Kalau ini dinyatakan pada waktu itu berarti ini akan terjadi pada waktu itu. Dan kalau ini dibaca oleh kita sekarang, maka ini pun akan terjadi atau sedang terjadi saat ini. Maka waktu kita baca, kita akan melihat ada hal-hal yang Tuhan izinkan kita alami saat ini. Apakah orang Kristen sedang berada dalam pergolakan politik, apakah kita sedang hidup di dalam kekuasaan yang sangat kacau, di dalam keadaan yang ribut satu sama yang lain, lalu kita hidup di tengah-tengahnya dengan keadaan terhimpit. Kalau kita sedang mengalami itu maka kalimat-kalimat di sini sangat penting bagi kita. Di dalam keadaan sulit Tuhan tetap meminta kita bereaksi dengan tepat ketika Tuhan menyatakan diri. Masa lalu bukan pegangan, bagaimana saya bereaksi sekarang itu yang penting. Kondisi lingkungan bukan sesuatu yang harus dipegang secara penting, tapi bagaimana saya berespon kepada Tuhan, itu yang penting. Di bagian kedua ini Tuhan mengatakan hati-hati dengan segala kekacauan yang terjadi, jangan membuat engkau mengasihani diri lalu membuat engkau mentoleransi respon yang salah kepada Tuhan. Kadang-kadang di dalam kesulitan kita mau memaklumi diri dan juga membuat Tuhan seolah-olah harus maklum kepada keadaan kita. Banyak orang melakukan tindakan jahat karena merasa dirinya korban, “saya berhak melakukan ini karena saya berada dalam keadaan sakit, sulit. Maka saya berhak melanggar, melakukan dosa atau melakukan hal yang salah”. Tuhan mengingatkan hal kedua, respon kepada Tuhan sekarang lebih penting dari pada situasi sekeliling. Saudara miskin dan terjepit, tetap pertahankan integritas karena respon kepada Tuhan lebih penting dari pada himpitan hidup yang membuat Saudara kesulitan. Respon kepada Tuhan lebih penting dari pada kesulitan saat ini. Respon kepada Tuhan lebih penting meskipun di tengah-tengah situasi deru perang atau kabar apa pun yang Saudara dengar. Ini menjadi satu hal yang menguatkan orang Kristen karena seolah-olah kesulitan itu tidak sepenting reaksi kepada Tuhan. Saudara bisa lihat bagaimana orang Kristen menghadapi kondisi politik Roma yang sangat menakutkan atau kondisi politik kapan pun yang sangat menakutkan dan menindas Kekristenan. Waktu Kekristenan dijepit oleh kuasa politik, orang Kristen mengatakan “saya lebih takut menyakiti Tuhan dari pada melanggar apa yang kamu perintahkan kepada saya”. Ini seperti yang dilakukan Petrus, dia mengatakan “kami harus lebih takut kepada Tuhan dari pada takut kepada manusia. Kamu menyuruh saya untuk mengkhianati iman saya, saya tidak lakukan itu, karena takut kepada Tuhan lebih besar dari pada takut kepada manusia”. Reaksi kita kepada Tuhan akan membuat kita kuat menghadapi apa pun. Cara paling bagus di dalam kesulitan adalah berusaha menyenangkan Tuhan. Cara yang paling baik untuk mengatasi segala himpitan yang sangat membuat menderita dalam hidup adalah berusaha berespon dengan benar kepada Tuhan untuk menyenangkan Dia. Ketika Saudara berada di tengah-tengah deru perang, sesuatu yang kita tidak alami di sini, tapi banyak orang Kristen alami, jalan keluar untuk tetap kuat adalah berusaha untuk menyenangkan Tuhan bahkan di dalam keadaan ini. Ketika Saudara menghadapi kesulitan begitu besar, ada satu hal yang menjadi kekuatan yaitu bagaimana menyenangkan Tuhan dalam keadaan ini, itulah yang justru memberikan kekuatan yang besar. Maka dikatakan oleh Kristus “ketika kamu mendengar deru perang, kamu harus tahu saatnya sudah dekat”, maksudnya adalah kamu tidak akan dibiarkan menanggung penderitaan terlalu besar pada waktunya Tuhan akan datang. Kapan Dia datang? Pada waktunya. Kapan itu? Tidak ada yang tahu. Intinya respon dengan benar di hadapan Tuhan dan sebelum kamu tahu, sebelum kekuatanmu habis, Tuhan sudah akan hentikan segala yang sulit dan segala penderitaan yang dialami. Banyak orang mengalami penganiayaan, bahkan sampai mati demi Tuhan, namun mereka tidak kehilangan iman karena kalimat yang Yesus katakan. Ketika kita melihat hidup kita adalah tugas dari Tuhan, kita tidak akan mudah patah, karena yang kita tahu adalah kita bertugas berespon dengan benar kepada Tuhan. Tapi kalau kita berpikir hidup ini adalah untuk kita nikmati saja, pokoknya bisa dapat apa dari Tuhan, ingin bahagia, maka orang seperti ini tidak bahagia. Orang terus ditekankan bahwa hidup adalah hak untuk mendapatkan anugerah dari Tuhan, dia pasti akan kecewa. Tapi orang yang terus ditekankan hidup ini adalah tanggung jawab kepada Tuhan, dia tidak akan mungkin kecewa, karena tidak ada alasan untuk kecewa. Kita bukan orang kuat, kita perlu Tuhan. Tapi Tuhan juga mau kita bertahan dalam level tertentu, ini yang harus kita tahu. Maka semakin kita lihat diri, semakin sulit. Begitu diri dilupakan, dedikasi kepada tugas Tuhan diutamakan, Saudara mulai bisa berpikir jernih mempunyai kekuatan untuk menjalankan tugas.

Hal ketiga, di dalam ayat 34-36, berjaga-jaga ketika kondisi baik. Ini kondisi baik ternyata menjadi penyakit paling parah untuk Kekristenan. Mungkin Tuhan tidak berikan masa lalu yang indah, yang bisa kita banggakan, atau masa lalu yang rusak sehingga kita tidak perlu khawatir dengan masa lalu. Mungkin juga tidak ada keadaan yang mengkhawatirkan seperti perang atau penderitaan sekarang. Tapi ada satu yang bisa mengalihkan kita yaitu keadaan tenang, bahkan keadaan makmur. Untuk ini Yesus mengingatkan, ayat 34 “jagalah dirimu, kamu bertanggung jawab kepada Tuhan. Di dalam keadaan limpah apakah kamu tetap mau menyenangkan Tuhan atau tidak”. Pendeta Anton pernah berkhotbah di Malang, dia mengatakan hal paling sulit yang dialami orang Kristen untuk setia kepada Tuhan adalah kekayaan, kemakmuran dan ketenangan. Saudara kaya, makmur dan tenang akan sulit tetap beriman kepada Tuhan. Maka kita harus berjuang mati-matian baik di dalam keadaan sulit karena deru perang, penderitaan dan lain-lain. Namun harus juga belajar setia kepada Tuhan, berespon dengan benar di hadapan Tuhan bahkan di dalam keadaan limpah sekali pun. Di saat keadaan kita tidak perlu khawatir tentang penghidupan, di saat kita tidak perlu khawatir tentang keamanan karena kondisi sedang aman saat ini, pada waktu itu ada kesulitan besar yaitu pesta pora, kemabukan dan kepentingan duniawi. Hati-hati, kalau Tuhan besok datang, jangan-jangan Dia menemukan kita sedang gila-gilaan berpesta-pora, jangan-jangan Dia menemukan kita sedang menikmati hal-hal duniawi yang penuh hawa nafsu dosa karena keadaan tenang yang kita miliki. Banyak sekali orang yang sangat cinta Tuhan, anaknya jatuh karena terlalu banyak dimanja dengan kenikmatan dan harta. Bukan hal yang aneh melihat seorang menangis lalu mengatakan “saya heran, saya melayani Tuhan seumur hidup, saya cinta Tuhan, saya berbagian di dalam hal apa pun, mengapa anak saya hancur?”. Satu orang pernah sharing ke Pak Tong “Pak Tong, mengapa anak saya hancur, mengapa anak saya rusak begini, mengapa dia seperti ini?”, Pak Tong bukannya memberikan penghiburan malah bertanya “mengapa kamu dulu begitu banyak memberi uang kepada dia? mengapa dulu kamu terlalu memberi dia kebebasan, mengapa apa yang dia mau selalu dituruti, mengapa kemewahan selalu diberikan kepadanya? Mengapa tidak memberikannya kerja keras, kesulitan, cara untuk mengatasi hidup, mengapa tidak memberikan anak-anakmu sedikit penderitaan? Mengapa terlalu banyak memberikan kenikmatan? Yang membuat dia jatuh adalah semua kenikmatan yang diperoleh dengan mudah”, nasehati ini kena sekali. Itu sebabnya hati-hati dalam mendidik anak, anak dari muda perlu mengerti apa itu kerja keras, ini Alkitab yang mengatakan. Kalau Yesus datang besok, jangan-jangan Dia temukan kita terlalu santai, terlalu enak, terlalu foya-foya, terlalu menikmati pesta duniawi. Hati-hati, bagaimana cara berhati-hati? Dengan cara berespon dengan tepat kepada Tuhan di tengah kelimpahan. Alkitab tidak pernah mengatakan orang kaya itu dosa. Orang yang mengambil kekayaan dengan cara yang salah itu dosa. Menjadi kaya itu tidak tentu dosa. Tapi Alkitab mengingatkan orang kaya berada dalam kesulitan besar karena untuk dia setia kepada Tuhan banyak sekali gangguan.

Inilah 3 aspek tentang akhir zaman. Saudara mungkin berpikir “masa akhir zaman kaitannya ke sini?”, iya kaitannya ke sini. Akhir zaman berarti hati-hati mungkin Yesus datang besok, kalau besok dia datang bagaimana engkau harus hidup sekarang? Jangan dwell in the past, jangan membanggakan masa lalu, jangan dikait oleh masa lalu, lepaskan itu dan berespon dengan benar sekarang. Jangan dikait oleh kesulitan sekarang, jangan dihancurkan oleh penderitaan sekarang, bertahan di hadapan Tuhan dan tetap berespon dengan benar. Jangan pahit tapi berusaha menyenangkan hati Tuhan. Di tengah kelimpahan hidup hati-hati, jangan menjadi terlena di dalam kenikmatan karena banyak uang dan ketenangan. Hati-hati supaya tetap mau menyenangkan hati Tuhan. Dan kalau pun Tuhan datang besok, entah kita hidup dalam penderitaan, entah kita hidup dalam kelimpahan, kita akan datang ke hadapan Dia dan mengatakan “Tuhan, saya sudah menjalankan apa yang saya bisa jalankan. Saya belajar setia kepadaMu dan sekarang Engkau datang, saya bersukacita”. Kiranya ini memberikan kekuatan kepada kita supaya hidup berjaga-jaga, menantikan kehadiran Tuhan yang datang kedua kali.

(Ringkasan ini belum diperiksa oleh pengkhotbah)