Charles Wesley adalah seorang penulis himne yang besar, selama hidupnya ia menulis lebih dari 6000 himne,selain menulis himne ia pun mendukung pelayanan kakaknya, John Wesley untuk memberitakan Firman Tuhan kepada orang banyak di Inggris Raya dua ratus tahun yang lalu.

Pemberitaan Firman yang dilakukan dengan masal atau KKR ini banyak ditentang gereja lokal dan masyarakat pada umumnya, karena dianggap “meresahkan” dan “menggiring domba keluar dari gereja”. Namun pemberitaan Firman lewat KKR ini terus berjalan dari Inggris Raya hingga ke koloni-koloni Amerika, dipimpin oleh figur John Wesley dan George Whitefield.

Pada tahun 1740, Charles Wesley sedang melakukan perjalanan misi ke Irlandia, saat itu masyarakat Irlandia kebanyakan adalah penganut Katolik dan tak diayal banyak orang yang tidak setuju dengan pengajaran Charles Wesley. Di tengah-tengah perjalanan misinya, banyak orang yang mencoba untuk mengejar dan menangkap Charles Wesley.

Pada satu ketika di tengah pengejaran, Charles Wesley memacu kudanya dan berhenti di sebuah perternakan untuk bersembunyi, para pengejarnya mengikutinya di belakang. Dengan terburu-buru ia mengetok pintu peternakan itu, tak disangka, pemilik peternakan itu mengenal Charles Wesley dan segera memberi Charles tempat bersembunyi di dekat pepohonan di pintu belakang peternakan tersebut. Lalu ketika para pengejarnya tiba, sang pemilik peternakan mengalihkan perhatian mereka dengan memberikan makanan dan minuman. Charles tidak dapat bergerak dari persembunyiannya, dan ia menunggu.

Ketika menunggu, Charles yang menunggu di luar rumah dapat mendengar musuh-musuhnya merencanakan rencana jahat bagi Charles, suasana begitu mencekam karena jika ia bergerak atau pindah maka ia akan tertangkap dengan mudah. Namun Charles berdiam dan menunggu hingga bahaya lewat, Charles merasakan perlindungan dari Tuhan, dan sebagai respon ia merenungkan dan menciptakan himne ini. Bahaya dan kesulitan merupakan ujian iman, Charles Wesley tidak gentar, ia menaruh kepercayaan seutuhnya kepada Tuhan, himne ini membuktikan hubungan yang begitu intim antara jiwa kita kepada Tuhan.

Alur musik himne ini memperlihatkan perjalanan iman, dimulai dari kunci minor di bagian awal, memperlihatkan kesulitan di dunia ini, namun di tengah lagu kunci ini berubah menjadi mayor, menandakan Tuhan tetap menjaga dan memberi harapan, namun di bagian akhir kembali menjadi minor, memperlihatkan bahwa kesulitan itu tetap ada, namun kita jalani bersama Tuhan. Kiranya ini menjadi doa kita, walaupun di ombak menderu dan badai menerpa kita memiliki iman yang menyatakan Allah sebagai tempat perlindungan kita.